Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

Penelitian Hadits Tentang Lalat Masuk Ke Minuman



BAB I
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Allah telah memberi kedudukan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah dengan fungsi dan atau tugas antara lain untuk: (1) Menjelaskan al-Qur’an, (2) dipatuhi oleh orang-orang yang beriman, (3) menjadi uswatun hasanah dan rahmat bagi sekalian alam. Berangkat dari pemahaman tersebut, maka untuk mengetahui hal-hal yang harus diteladani dan yang tidak harus diteladani dari diri Nabi diperlukan penelitian. Dengan demikian, akan dapat diketahui hadis Nabi yang berkaitan dengan ajaran dasar Islam, praktek Nabi dalam mengaplikasikan al-Qur’an sesuai dengan tingkat budaya masyarakat yang sedang dihadapi oleh Nabi, dan sebagainya.
Hal-hal yang berkenaan dengan hadis tersebut merupakan sebagian dari faktor-faktor yang melatarbelakangi pentingnya penelitian hadis. Faktor-faktor penting lainnya adalah proses penghimpunan hadis ke dalam kitab-kitab hadis yang memakan waktu cukup lama sesudah Nabi wafat, jumlah kitab hadis yang begitu banyak dengan metode penyusunan yang beragam dan telah terjadinya periwayatan hadis secara makna. Akibat lebih lanjut dari faktor-faktor tersebut adalah keharusan adanya penelitian sanad dan matan hadis dalam kedudukan sebagai hujjah. Dengan dilakukan kegiatan studi sanad dan matan, maka akan dapat diketahui apa yang dinyatakan sebagai hadis Nabi itu memang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan berasal dari beliau. Dalam konteks inilah kaidah kesahihan hadis diperlukan sebagai pisau bedah untuk menganalisis suatu hadis sehingga diketahui kualitasnya.[1]
Adapun topik yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang Lalat Masuk ke Minuman’. Kemudian akan di bahas mengenai kandungan hadits, sanad dan matan, kualitas hadits, perawi, dan juga bahasan ilmiah mengenai pembenaman lalat ke dalam minuman.

1.2  Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.             Bagaimana hadits tentang lalat masuk ke minuman?     
2.             Bagaimana identifikasi perawi hadits tersebut? 
3.             Bagaimana skema periwayatan hadits tersebut? 
4.             Bagaiamana kualitas hadits berdasarkan sanad dan matan?       
5.             Bagaimana tinjauan sains terhadap kandungan hadits tersebut?
1.3    Tujuan
Tujuan makalah ini adalah:
1.             Untuk mengetahui hadits lengkap tentang lalat masuk ke minuman.
2.             Untuk mengetahui identifikasi perawi hadits tersebut.
3.             Untuk mengetahui skema periwayatan hadits tersebut. 
4.             Untuk mengetahui kualitas hadits berdasarkan sanad dan matan.
5.             Untuk mengetahui tinjauan sains terhadap kandungan hadits tersebut.

























BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Hadis Tentang Lalat Masuk ke Minuman

2.1.2  Hadits Lengkap
Description: Description: E:\ghjf.pngShahîh al-Bukhârî, bâb Bada’ al-Khalq, Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, hadîts no. 3073.
Artinya:
 ”Khâlid bin Makhlid menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abū Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang dari kalian, maka benamkanlah lalat itu lalu angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap satunya terdapat obat”.
2.1.2        Hadits Penguat (Takhrijul Hadits)

عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : إِنَّ أَحَدَ جَنَاحَيْ الذُّبَابِ سَمٌّ وَالآخَرَ شِفَاءٌ فَإِذَا وَقَعَ فِيْ الطَّعَامِ فَامْقُلُوْهُ فَإِنَّهُ يُقَدِّمُ السَّمَّ وَيُؤَخِّرُ الشِّفَاءَ

Kitab Al-Musnad 18/186
Artinya:
Dari Abu Said Al-Khudri dari Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya pada salah satu diantara dua sayap lalat itu terdapat racun dan syap lainnya terdapat obat penawarnya. Apabila lalat jatuh di makanan maka celupkanlah karena lalat mengedepankan racun dan mengakhirkan obat penawarnya”.
Selain hadist diatas, terdapat hadist lain yang juga semakna dan dalam kitab yang berbeda, yakni :
Kitab Al-Aushat No.5891

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ فَإِنَّ فِيْ أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً

Artinya:
Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat”.
 
2.2    Identifikasi Perawi
Hadist yang di takhrij oleh Abu Hurairah ini memiliki jalur sanad: Khâlid bin Makhlid, Sulaimân bin Bilâl , ’Utsbah bin Muslim , dan ’Ubaid bin Hunain  Mengenal biografi masing masing perawi,analisis kebersambungan sanad, kualitas pribadi, dan kapasitas intelektual perawi serta terbebasnya sanad tersebut dari syadz dan illat, dapat di simak dalam table berikut:
No.
Nama Perawi
TL-TW/Umur
Guru
Murid
Jarh wa Ta’dil
1.
Abi Hurairoh
Lahir : 598 M
Wafat : 678 M
Jumlah : 55
Abu Mundzir, Abu Haritsah, Abu Nadzir, Abu Abdul Karim, Abu Abdullah
Jumlah : 1017
Abu Walid, Abu Amin, Abu Ishaq, Abu Harits, Abu Hakam, Ubaid bin Humain
Ibnu Hajar Asqilaani mengatakan صحابي جليل حافظ مشهور
Al-Mazii mengatakan صاحب رسول الله صلى الله عليه وسلم
2.
Ubaid bin Hunain
Lahir :
Wafat : 105
Jumlah : 11
Abu Sa’id, Abu Abbas, Abu Abdur Rahman, Abu Musa, Abdullah, Abu Hurairoh
Jumlah : 21
Salim bin Ummayah, Sa’id bin Harits, Abdullah bin Sa’id, Utbah bin Muslim, Umar bin Khattab

Abu Hatim Ar-Razi mengatakan صالح الحديث, Ibnu Hajar Al-Asqilaani mengatakan ثقة قليل الحديث
Muhammad bin Sa’id Katib Al-Waqdi mengatakan ثقة، ليس بكثير الحديث
3.
Utbah bin Muslim
Lahir :
Wafat :
Jumlah : 9
Ubaid bin Hunain, Humazah bin Abdullah bin Umar bin Khattab, Sulaiman bin Umar bin Ibrahim, Abdullah bin Abdur Rahman bin Auf, Abdul Malik bin Abdul Aziz, Ubaid bin Hanan
Jumlah : 9
Ismail bin Ja’far bin Abi Katsir, Sa’id bin Abi Hilal, Sulaiman bin Bilal, Abdul Malik bin Sulaiman bin Rofi’, Muslim bin Kholid bin Sa’id, Sulaiman bin Bilal
Ibnu Hajar Al-Asqilaani mengatakan Tsiqah, Adz-Dzahabi mengatakan Shuduq
4.
Sulaiman bin Bilal
Lahir :
Wafat :
Jumlah : 130
Utbah bin Muslim , Abu Hasan, Abu Isa bin Abdullah bin Mas’ud, Anas bin Malik, Ibrahim bin Salim, Ismail bin Rofi’
Jumlah : 81
Khalid bin Makhlad , Ayub bin Sulaman, Ishaq bin Muhammad, Ismail bin Ja’far, Ismail bin Daud, Kholid bin Qosim
Abu Ahmad bin Adi Al-Jarjani mengatakan Tsiqah, Abu Qosim bin Bisyakwal mengatakan Tsiqah, Ahmad bin Hambal mengatakan Tsiqah, Ahmad bin Syuaib An-Nasa’i mengatakan Tsiqah
5.
Khalid bin Makhlad
Lahir :
Wafat :
Jumlah : 73
Sulaiman bin Bilal , Ibrahim bin Ismail, Ishaq bin Hazim, Ja’far bin Abi Katsir, Ishaq bin yahya, Husain bin Sa’id
Jumlah : 100
Ahmad bin Ibrahim bin Kasir, Mansur bin Mujahim, Ahmad bin Hajim, Ahmad bin Kholil, Ahmad bin Sufyan
Abu Hatim bin Ar-Razi mengatakan يكتب حديثه، ولا يحتج به, Abu Daud As-Sajtani mengatakan Shuduq, Ibnu Hajar Al-Asqilani mengatakan Shuduq, Sholeh bin Muhammad mengatakan Tsiqah

2.3 Skema Periwayatan Hadits


 


















2.4 Kualitas Hadits Berdasarkan Sanad
     Dalam penelitian hadits, parameter yang digunakan dalam mengukur kualitas sebuah hadits ditentukan dengan 5 kriteria yang telah ditetapkan oleh para ulama hadits.
1.      Sanadnya bersambung (اتصل).
2.      Perawinya bersifat adil (العدل).
3.      Memiliki kuat ingatan (الضابط).
4.      Terhindar dari kejanggalan (شذوذ).
5.      Terhindar dari illat (علة)
Dari penelitian hadits diatas, untuk ketersambungan sanad antara satu perawi dengan perawi lain dalam tingkatan tobaqoh yang berbeda memiliki ketersambungan sanad seperti yang tergambar dalam tabel identifikasi perawi. Adapun para perawi dalam masing-masing tobaqoh dimulai dari Imam Bukhari hingga Abu Hurairah dalam rangkaian sanad hadits ini setelah deteliti jarh wa ta’dilnya banyak muhadditsin memberikan status tsiqah (adil dan dlabith) pada rawi-rawi dalam sanad hadits ini, selain itu hadits ini juga tidak bertentangan hadits lain dengan pembahasan sama yang lebih kuat diantarannya

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ فَإِنَّ فِيْ أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً

Serta
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : إِنَّ أَحَدَ جَنَاحَيْ الذُّبَابِ سَمٌّ وَالآخَرَ شِفَاءٌ فَإِذَا وَقَعَ فِيْ الطَّعَامِ فَامْقُلُوْهُ فَإِنَّهُ يُقَدِّمُ السَّمَّ وَيُؤَخِّرُ الشِّفَاءَ
2.5 Tinjauan Sains terhadap Kandungan Hadits Tersebut
Para ilmuan menyebutkan bahwa jenis lalat di dunia ini kira-kira ada 87.000 macam. Makhluk kecil ini memakan sampah-sampah dan benda busuk. Dalam sampah itulah tersebar kuman, bakteri, virus, dan mikroba yang lain. Bakteri merupakan benda yang luar biasa kecilnya. Bakteri diperkirakan jumlahnya mencapai miliaran disetiap gram tanah pertanian, dan berjumlah jutaan disetiap tetesan air ludah. Oleh sebab itu, kita tidak mungkin membatasi keberadaan bakteri dalam lingkungan hidup bumi dan tidak mungkin pula mengabaikannya. Tanpa bakteri yang berjumlah sangat banyak tidak mungkin tanah pertanian dapat menumbuhkan tanaman dan jika tanah petanian tidak dapat menghasilkan tumbuhan, tidak mungkin manusia dan hewan ada dibumi. Sebagian dari bakteri mempunya manfaat tertentu, tetapi disisi lain bakteri juga merusak dan dapat menimbulkan penyakit.
Adapun virus pada hakikatnya adalah zat asam inti atom yang memisahkan diri dari sel-sel hidup tertentu. Namun Allah telah memberinya kemampuan  mengurus diri sendiri dengan memberi pelindung berupa protein supaya orgenisme bebas yang disebut “unit virus”. Satu unit virusini dapat menembus sel-sel hidup yang bersinggungan dengannya dan memprosesnya untuk menghasilkan virus baru atau membunuhnya. Oleh karena itu, virus merupakan diantara atas berbagai macam penyakit yang menyerang makhluk hidup. Virus yang menyerang sel-sel bakteri dikenal dengan virus bakteri atau istilah lainnya adalah bacteriophage dan virus yang mematikan bakteri disebut virulent bacteriophage, sedangkan yang tidak mematikan bakteri disebut temperate bacteriophage.
Ketika lalat jatuh pada sampah, kotoran dan benda-benda yang busuk yang dipenuhi dengan miliaran bakteri dan lawan-lawannya, virus dan lawan-lawannya, dan lain sebagainya. Allah telah memberi kemampuan pada serangga kecil ini kemampuan untuk membawa kuman pada salah satu sayapnya dan penawarnya pada sayap yang satunya lagi. Jika tidak begitu, maka akan punahlah lalat dimuka bumi ini. Kelestarian lalat hingga saat mencapai bilionan individu merupakan bukti paling nyata.
Penyakit-penyakit virus yang menyerang manusia dengan jalan dibawa lalat ke makanan adalah sebagai berikut: influenza, campak, sakit kelenjar benguk, cacar air, demam, kutil, cacar, liver, beberapa macam kelumpuhan, tumor ganas, dan sebagian sakit organ saraf pusat akut, diantaranya sakit multipleseclerosis.
Virus pembunuh bakteri membinasakan sel yang diserangnya dalam waktu tertentu. Adapun temperate bacteriophage membiarkan hidup bakteri yang diserangnya, karena bakteri tersebut memperoleh penangkal yang melawan virus tersebut atau dengan menghasilkan unit virus baru yang sama dengan virus yang menyerang. Hal ini mungkin dapat menjelaskan kasus lalat yang membawa penyakit pada salah satu sayapnya[2]
Kajian mengenai masalah ini sudah dilakukan sejak tahun 1871 oleh seorang guru besar di Universitas Hal, Jerman, bernama Brifeld. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa ahli dari beberapa negara, seperti Erneysten dan Cook dari Inggris, yang mengadakan penyelidikan sekitar tahun 1947 sampai 1950. Sebuah penelitian terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains, Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ‘ dil ‘Abdurrahman al-Misnid, dan Khalid Dza’ar al-Utaibi. Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di Eropa), melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan ini mereka presentasikan ke acara “Student Research Seminar” di Universitas Qâshim, KSA.
Metode yang para peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan) air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu 100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba], kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan ada beberapa spesies dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri dari dua sample, yaitu:
1.      Sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba) di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan membuat hasil penelitian menjadi bias. Sample ini disebut Cawan Petri 1.
2.      Sample air steril dimana lalat dimasukkan hanya pada bagian sayap lalat saja. Tanpa dicelupkan seluruh badannya. Sample ini disebut Cawan Petri 2.
Setelah itu, sampel air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Hasil Penelitian  Spesies Lalat A :
Pada cawan petri 2, setelah diidentfikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipeEColi, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe EColi, namun pertumbuhannya terhambat oleh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Hasil penelitian Spesies Lalat B :
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipeCoynobacterium Dephteroid, yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat diekstrak, yaituactinomycetin dan actinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan  ersifat antibakteri dan antifungi.
Hasil Penelitian Spesies Lalat C:
Pada cawan petri 2, setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipeStaphylococcus sp., yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikroorganisme  yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak, yaitu actinomycetin danactinomycin yang berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp. dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Dari penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa lalat yang dibenamkan kedua sayapnya membuat air tersebut mengandung mikroorganisme yang memproduksi antibiotik. Sedangkan lalat yang tidak dicelupkan kedua sayapnya hanya sayap yang mengandung racun saja, maka air tersebut mengandung bakteri yang merupakan penyebab semua penyakit. Maka dari itu, apabila ada makanan atau minuman yang terjatuhi lalat, maka celupkan kedua sayapnya. Supaya racun yang terdapat dalam sayapnya yang sebelah kiri dapat  dinetralisir oleh sayapnya yang sebelah kanan.



[1] Muhammad Ahmad, ulumul hadis, (Bandung: CV pustaka setia) hlm.131-132
[2]  Zaghlul an-Najar, Pembuktian Hadits dalam Sunnah Buku 2 terj. M. Lukman, (Jakarta: Amzah, 2006), hal. 104-107

Tidak ada komentar:

Posting Komentar