BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Allah telah memberi kedudukan kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah dengan fungsi dan atau tugas antara lain
untuk: (1) Menjelaskan al-Qur’an, (2) dipatuhi oleh orang-orang yang beriman,
(3) menjadi uswatun hasanah dan rahmat bagi sekalian alam. Berangkat dari
pemahaman tersebut, maka untuk mengetahui hal-hal yang harus diteladani dan
yang tidak harus diteladani dari diri Nabi diperlukan penelitian. Dengan
demikian, akan dapat diketahui hadis Nabi yang berkaitan dengan ajaran dasar
Islam, praktek Nabi dalam mengaplikasikan al-Qur’an sesuai dengan tingkat
budaya masyarakat yang sedang dihadapi oleh Nabi, dan sebagainya.
Hal-hal yang berkenaan dengan hadis
tersebut merupakan sebagian dari faktor-faktor yang melatarbelakangi pentingnya
penelitian hadis. Faktor-faktor penting lainnya adalah proses penghimpunan
hadis ke dalam kitab-kitab hadis yang memakan waktu cukup lama sesudah Nabi
wafat, jumlah kitab hadis yang begitu banyak dengan metode penyusunan yang
beragam dan telah terjadinya periwayatan hadis secara makna. Akibat lebih
lanjut dari faktor-faktor tersebut adalah keharusan adanya penelitian sanad dan
matan hadis dalam kedudukan sebagai hujjah. Dengan dilakukan kegiatan studi
sanad dan matan, maka akan dapat diketahui apa yang dinyatakan sebagai hadis
Nabi itu memang benar-benar dapat dipertanggungjawabkan berasal dari beliau.
Dalam konteks inilah kaidah kesahihan hadis diperlukan sebagai pisau bedah
untuk menganalisis suatu hadis
sehingga diketahui kualitasnya.[1]
Adapun topik yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari tentang ‘Lalat Masuk ke Minuman’.
Kemudian akan di bahas mengenai kandungan hadits, sanad dan matan, kualitas
hadits, perawi, dan juga bahasan ilmiah mengenai pembenaman lalat ke dalam minuman.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.
Bagaimana hadits
tentang lalat masuk ke minuman?
2.
Bagaimana identifikasi
perawi hadits tersebut?
3.
Bagaimana skema
periwayatan hadits tersebut?
4.
Bagaiamana kualitas
hadits berdasarkan sanad dan matan?
5.
Bagaimana tinjauan
sains terhadap kandungan hadits tersebut?
1.3
Tujuan
Tujuan makalah
ini adalah:
1.
Untuk mengetahui
hadits lengkap tentang lalat masuk ke minuman.
2.
Untuk mengetahui
identifikasi perawi hadits tersebut.
3.
Untuk mengetahui
skema periwayatan hadits tersebut.
4.
Untuk mengetahui
kualitas hadits berdasarkan sanad dan matan.
5.
Untuk mengetahui
tinjauan sains terhadap kandungan hadits tersebut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Hadis Tentang Lalat
Masuk ke Minuman
2.1.2 Hadits Lengkap
Shahîh al-Bukhârî,
bâb Bada’ al-Khalq, Idzâ Waqo’a adz-Dzubâb fî Syarôbi Ahadikum, hadîts no.
3073.
Artinya:
”Khâlid bin Makhlid
menceritakan kepada kami, Sulaimân bin Bilâl menceritakan kepada kami, beliau
berkata : ’Utsbah bin Muslim bercerita kepadaku bahwa beliau berkata : ’Ubaid
bin Hunain mengabarkan kepadaku bahwa beliau berkata : Aku mendengar Abū
Hurairoh Radhiyallâhu ’anhu berkata : Rasūlullâh Shallâllâhu ’alaihi wa Sallam
bersabda : ”Apabila seekor lalat jatuh ke dalam gelas salah seorang
dari kalian, maka benamkanlah lalat itu lalu
angkatlah (buanglah) karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada
sayap satunya terdapat obat”.
2.1.2
Hadits
Penguat (Takhrijul Hadits)
عَنْ أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : إِنَّ أَحَدَ جَنَاحَيْ الذُّبَابِ سَمٌّ وَالآخَرَ شِفَاءٌ فَإِذَا وَقَعَ فِيْ الطَّعَامِ فَامْقُلُوْهُ فَإِنَّهُ يُقَدِّمُ السَّمَّ وَيُؤَخِّرُ الشِّفَاءَ
Kitab Al-Musnad 18/186
Artinya:
“Dari Abu Said Al-Khudri dari Rasulullah
bersabda: “Sesungguhnya pada salah satu diantara dua sayap lalat itu terdapat
racun dan syap lainnya terdapat obat penawarnya. Apabila lalat jatuh di makanan
maka celupkanlah karena lalat mengedepankan racun dan mengakhirkan obat penawarnya”.
Selain hadist diatas, terdapat hadist
lain yang juga semakna dan dalam kitab yang berbeda, yakni :
Kitab Al-Aushat No.5891
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ فَإِنَّ فِيْ أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً
Artinya:
“Dari Anas bahwasanya Nabi bersabda: “Apabila
lalat jatuh pada bejana salah satu diantara kalian, maka celupkanlah karena
pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan sayap lainnya terdapat obat”.
2.2
Identifikasi Perawi
Hadist yang
di takhrij oleh Abu Hurairah ini memiliki jalur sanad: Khâlid bin Makhlid, Sulaimân bin Bilâl , ’Utsbah bin Muslim ,
dan ’Ubaid bin Hunain Mengenal
biografi masing masing perawi,analisis kebersambungan sanad, kualitas pribadi,
dan kapasitas intelektual perawi serta terbebasnya sanad tersebut dari syadz
dan illat, dapat di simak dalam table berikut:
No.
|
Nama Perawi
|
TL-TW/Umur
|
Guru
|
Murid
|
Jarh wa Ta’dil
|
1.
|
Abi Hurairoh
|
Lahir : 598 M
Wafat : 678 M
|
Jumlah : 55
Abu Mundzir, Abu Haritsah, Abu
Nadzir, Abu Abdul Karim, Abu Abdullah
|
Jumlah : 1017
Abu Walid, Abu Amin, Abu Ishaq,
Abu Harits, Abu Hakam, Ubaid bin Humain
|
Ibnu Hajar Asqilaani mengatakan صحابي جليل حافظ مشهور
Al-Mazii mengatakan صاحب رسول الله صلى الله
عليه وسلم
|
2.
|
Ubaid bin Hunain
|
Lahir :
Wafat : 105
|
Jumlah : 11
Abu Sa’id, Abu Abbas, Abu Abdur
Rahman, Abu Musa, Abdullah, Abu Hurairoh
|
Jumlah : 21
Salim bin Ummayah, Sa’id bin
Harits, Abdullah bin Sa’id, Utbah bin Muslim, Umar bin Khattab
|
Abu Hatim Ar-Razi mengatakan صالح الحديث, Ibnu Hajar Al-Asqilaani
mengatakan ثقة قليل الحديث
Muhammad bin Sa’id Katib Al-Waqdi mengatakan ثقة،
ليس بكثير الحديث
|
3.
|
Utbah bin Muslim
|
Lahir :
Wafat :
|
Jumlah : 9
Ubaid bin Hunain, Humazah bin
Abdullah bin Umar bin Khattab, Sulaiman bin Umar bin Ibrahim, Abdullah bin
Abdur Rahman bin Auf, Abdul Malik bin Abdul Aziz, Ubaid bin Hanan
|
Jumlah : 9
Ismail bin Ja’far bin Abi Katsir,
Sa’id bin Abi Hilal, Sulaiman bin Bilal, Abdul Malik bin Sulaiman bin Rofi’,
Muslim bin Kholid bin Sa’id, Sulaiman bin Bilal
|
Ibnu Hajar Al-Asqilaani mengatakan
Tsiqah, Adz-Dzahabi mengatakan Shuduq
|
4.
|
Sulaiman bin Bilal
|
Lahir :
Wafat :
|
Jumlah : 130
Utbah bin Muslim , Abu Hasan, Abu
Isa bin Abdullah bin Mas’ud, Anas bin Malik, Ibrahim bin Salim, Ismail bin
Rofi’
|
Jumlah : 81
Khalid bin Makhlad , Ayub bin
Sulaman, Ishaq bin Muhammad, Ismail bin Ja’far, Ismail bin Daud, Kholid bin
Qosim
|
Abu Ahmad bin Adi Al-Jarjani
mengatakan Tsiqah, Abu Qosim bin Bisyakwal mengatakan Tsiqah, Ahmad bin
Hambal mengatakan Tsiqah, Ahmad bin Syuaib An-Nasa’i mengatakan Tsiqah
|
5.
|
Khalid bin Makhlad
|
Lahir :
Wafat :
|
Jumlah : 73
Sulaiman bin Bilal , Ibrahim bin
Ismail, Ishaq bin Hazim, Ja’far bin Abi Katsir, Ishaq bin yahya, Husain bin
Sa’id
|
Jumlah : 100
Ahmad bin Ibrahim bin Kasir,
Mansur bin Mujahim, Ahmad bin Hajim, Ahmad bin Kholil, Ahmad bin Sufyan
|
Abu Hatim bin Ar-Razi mengatakan يكتب حديثه، ولا يحتج به, Abu Daud As-Sajtani mengatakan
Shuduq, Ibnu Hajar Al-Asqilani mengatakan Shuduq, Sholeh bin Muhammad
mengatakan Tsiqah
|
2.3
Skema Periwayatan Hadits
2.4 Kualitas
Hadits Berdasarkan Sanad
Dalam
penelitian hadits, parameter yang digunakan dalam mengukur kualitas sebuah
hadits ditentukan dengan 5 kriteria yang telah ditetapkan oleh para ulama
hadits.
1. Sanadnya
bersambung (اتصل).
2. Perawinya
bersifat adil (العدل).
3. Memiliki kuat
ingatan (الضابط).
4. Terhindar dari
kejanggalan (شذوذ).
5. Terhindar dari
illat (علة)
Dari penelitian hadits diatas, untuk ketersambungan
sanad antara satu perawi dengan perawi lain dalam tingkatan tobaqoh yang
berbeda memiliki ketersambungan sanad seperti yang tergambar dalam tabel
identifikasi perawi. Adapun para perawi dalam masing-masing tobaqoh dimulai
dari Imam Bukhari hingga Abu Hurairah dalam rangkaian sanad hadits ini setelah
deteliti jarh wa ta’dilnya banyak muhadditsin memberikan status tsiqah (adil
dan dlabith) pada rawi-rawi dalam sanad hadits ini, selain itu hadits ini juga
tidak bertentangan hadits lain dengan pembahasan sama yang lebih kuat
diantarannya
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ قَالَ : إِذَا وَقَعَ الذُّبَابُ فِيْ إِنَاءِ أَحَدِكُمْ فَلْيَغْمِسْهُ فَإِنَّ فِيْ أَحَدِ جَنَاحَيْهِ دَاءً وَفِيْ الآخَرِ شِفَاءً
Serta
عَنْ
أَبِيْ سَعِيْدٍ الْخُدْرِيِّ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ قَالَ : إِنَّ أَحَدَ جَنَاحَيْ
الذُّبَابِ سَمٌّ وَالآخَرَ شِفَاءٌ فَإِذَا وَقَعَ فِيْ الطَّعَامِ فَامْقُلُوْهُ
فَإِنَّهُ يُقَدِّمُ السَّمَّ وَيُؤَخِّرُ الشِّفَاءَ
2.5 Tinjauan Sains terhadap
Kandungan Hadits Tersebut
Para ilmuan
menyebutkan bahwa jenis lalat di dunia ini kira-kira ada 87.000 macam. Makhluk
kecil ini memakan sampah-sampah dan benda busuk. Dalam sampah itulah tersebar
kuman, bakteri, virus, dan mikroba yang lain. Bakteri merupakan benda yang luar
biasa kecilnya. Bakteri diperkirakan jumlahnya mencapai miliaran disetiap gram
tanah pertanian, dan berjumlah jutaan disetiap tetesan air ludah. Oleh sebab
itu, kita tidak mungkin membatasi keberadaan bakteri dalam lingkungan hidup
bumi dan tidak mungkin pula mengabaikannya. Tanpa bakteri yang berjumlah sangat
banyak tidak mungkin tanah pertanian dapat menumbuhkan tanaman dan jika tanah
petanian tidak dapat menghasilkan tumbuhan, tidak mungkin manusia dan hewan ada
dibumi. Sebagian dari bakteri mempunya manfaat tertentu, tetapi disisi lain
bakteri juga merusak dan dapat menimbulkan penyakit.
Adapun virus pada
hakikatnya adalah zat asam inti atom yang memisahkan diri dari sel-sel hidup
tertentu. Namun Allah telah memberinya kemampuan mengurus diri
sendiri dengan memberi pelindung berupa protein supaya orgenisme bebas yang
disebut “unit virus”. Satu unit virusini dapat menembus sel-sel hidup yang
bersinggungan dengannya dan memprosesnya untuk menghasilkan virus baru atau
membunuhnya. Oleh karena itu, virus merupakan diantara atas berbagai macam
penyakit yang menyerang makhluk hidup. Virus yang menyerang sel-sel bakteri
dikenal dengan virus bakteri atau istilah lainnya adalah bacteriophage dan
virus yang mematikan bakteri disebut virulent bacteriophage,
sedangkan yang tidak mematikan bakteri disebut temperate bacteriophage.
Ketika lalat jatuh
pada sampah, kotoran dan benda-benda yang busuk yang dipenuhi dengan miliaran
bakteri dan lawan-lawannya, virus dan lawan-lawannya, dan lain sebagainya.
Allah telah memberi kemampuan pada serangga kecil ini kemampuan untuk membawa
kuman pada salah satu sayapnya dan penawarnya pada sayap yang satunya lagi.
Jika tidak begitu, maka akan punahlah lalat dimuka bumi ini. Kelestarian lalat
hingga saat mencapai bilionan individu merupakan bukti paling nyata.
Penyakit-penyakit
virus yang menyerang manusia dengan jalan dibawa lalat ke makanan adalah
sebagai berikut: influenza, campak, sakit kelenjar benguk, cacar air, demam,
kutil, cacar, liver, beberapa macam kelumpuhan, tumor ganas, dan sebagian sakit
organ saraf pusat akut, diantaranya sakit multipleseclerosis.
Virus pembunuh
bakteri membinasakan sel yang diserangnya dalam waktu tertentu. Adapun
temperate bacteriophage membiarkan hidup bakteri yang
diserangnya, karena bakteri tersebut memperoleh penangkal yang melawan virus
tersebut atau dengan menghasilkan unit virus baru yang sama dengan virus yang
menyerang. Hal ini mungkin dapat menjelaskan kasus lalat yang membawa penyakit
pada salah satu sayapnya[2]
Kajian mengenai masalah ini sudah dilakukan
sejak tahun 1871 oleh seorang guru besar di Universitas Hal, Jerman, bernama
Brifeld. Kemudian dilanjutkan oleh beberapa ahli dari beberapa negara, seperti
Erneysten dan Cook dari Inggris, yang mengadakan penyelidikan sekitar tahun
1947 sampai 1950. Sebuah penelitian
terbaru yang dilakukan oleh Tim Departemen Mikrobiologi Medis, Fakultas Sains,
Universitas Qâshim, Kerajaan Arab Saudi, beberapa peneliti muda yang terdiri
dari, Sâmi Ibrâhîm at-Taili, ‘ dil ‘Abdurrahman al-Misnid,
dan Khalid Dza’ar al-Utaibi. Yang dibimbing oleh Dr. Jamal Hamid, dan
dikoordinasi oleh DR. Shalih ash- Shalih (seorang da’i terkenal di Eropa),
melakukan penelitian tentang analisa mikrobiologi tentang sayap lalat. Laporan
ini mereka presentasikan ke acara “Student Research Seminar” di Universitas
Qâshim, KSA.
Metode yang para
peneliti gunakan cukup sederhana, yaitu mengkultivasi (menumbuhkan)
air steril yang telah dicelupkan lalat ke media Agar [media yang berasal dari
musilaginosa kering yang diekstrak dari ganggang merah, yang mencair pada suhu
100°C dan memadat pada suhu 40°C yang tidak dapat dicerna oleh mikroba],
kemudian mengidentifikasi mikroba yang tumbuh.
Lalat yang digunakan
ada beberapa spesies dan sample yang digunakan untuk tiap spesies terdiri
dari dua sample, yaitu:
1. Sample air steril yang dimasukkan lalat yang dicelup
seluruh tubuhnya. Semua ini dilakukan secara aseptis (bebas mikroba)
di ruangan khusus, untuk menghindarkan terjadinya kontaminasi luar yang akan
membuat hasil penelitian menjadi bias. Sample ini disebut Cawan Petri 1.
2. Sample air steril dimana lalat dimasukkan hanya pada
bagian sayap lalat saja. Tanpa dicelupkan seluruh badannya. Sample ini disebut
Cawan Petri 2.
Setelah itu, sampel
air tadi dikultivasi ke media Agar dan diinkubasi selama
beberapa hari sehingga kultur (biakan) mikroba tumbuh dan tampak
secara jelas. Hasil kultur mikroba tersebut diidentifikasi untuk mengetahui
jenis mikroba tersebut. Berikut ini adalah hasilnya :
Hasil
Penelitian Spesies Lalat A :
Pada cawan petri 2,
setelah diidentfikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipeE. Coli,
yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, pada awal
mulanya tampak tumbuh koloni kecil tipe E. Coli, namun
pertumbuhannya terhambat oleh mikroorganisme yang setelah diidentifikasi
merupakan bakteri Actinomyces yang dapat memproduksi
antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat diekstrak,
yaitu actinomycetin dan actinomycin yang
berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi.
Hasil
penelitian Spesies Lalat B :
Pada cawan petri 2,
setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen
tipeCoynobacterium Dephteroid, yang merupakan penyebab
berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh mikororganisme yang
setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang
memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotic yang dapat
diekstrak, yaituactinomycetin dan actinomycin yang
berfungsi melisiskan bakteri dan ersifat antibakteri dan antifungi.
Hasil
Penelitian Spesies Lalat C:
Pada cawan petri 2,
setelah diidentifikasi ternyata media ditumbuhi oleh koloni bakteri patogen tipeStaphylococcus sp.,
yang merupakan penyebab berbagai macam penyakit. Adapun pada cawan 1, tumbuh
mikroorganisme yang setelah diidentifikasi merupakan bakteri Actinomyces yang
memproduksi antibiotik. Bakteri ini biasanya menghasilkan antibiotik yang dapat
diekstrak, yaitu actinomycetin danactinomycin yang
berfungsi melisiskan bakteri dan bersifat antibakteri dan antifungi. Hasil yang
serupa diperoleh untuk jenis lalat lain yang banyak mengandung bakteri patogen Salmonella sp.
dan Proteus sp., yang terhambat oleh pertumbuhan Actinomyces.
Dari penelitian diatas, dapat diambil
kesimpulan bahwa lalat yang dibenamkan kedua sayapnya membuat air tersebut
mengandung mikroorganisme yang memproduksi antibiotik. Sedangkan lalat
yang tidak dicelupkan kedua sayapnya hanya sayap yang mengandung racun saja,
maka air tersebut mengandung bakteri yang merupakan penyebab semua penyakit.
Maka dari itu, apabila ada makanan atau minuman yang terjatuhi lalat, maka
celupkan kedua sayapnya. Supaya racun yang terdapat dalam sayapnya yang sebelah
kiri dapat dinetralisir
oleh sayapnya yang sebelah kanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar