MAKALAH STRUKTUR
PERKEMBANGAN TUMBUHAN 2 (SPT 2)
“DAUN”
Dosen
Pengampu:
Dr. Evika Sandi
Savitri, M.Si
Disusun Oleh:
Fista Nisaul Hikmah 13620043
Dian Eka Pratiwi 13620046
Anis Nur Laily 13620047
Desy Rahma Y 13620048
Zahro’ul Afifah 13620050
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Stuktur Perkembangan Tumbuhan 2 (SPT 2) dengan lancar. Sholawat dan
salam tetap tercurahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing
manusia dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang benderang.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Stuktur Perkembangan Tumbuhan 2 (SPT 2) dengan topik Daun. Makalah ini dapat
terselesaikan dengan segala usaha dan bantuan dari berbagai macam unsur yang
ada. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih pada oihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu
persatu.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu, kami selaku penyususn meminta kritik dan saran yang membangun demi
terciptanya makalah yang berkualitas dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
proses belajar mengajar diperkuliahan.
DAFTAR ISI
Cover.........................................................................................................................i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan bagian
tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar
daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada
bagian yang lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekkatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang, dan tempat diatas daun
yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan
klorofil, oleh karena itu, daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan
tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula.
Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh
dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah
menjadi kekuning-kuningan dan akhirnya menjadi perang. (Gembong Tjitrosoepomo)
Daun merupakan salah
satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berwarna hijau (mengandung
klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari
melalui fotosintesis. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat, ia
harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi cahaya menjadi
energi kimia.
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa
tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi
bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping menjari
atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus), dan berakibat
daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik. Daun tumbuhan sukulen
atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Mengetahui jaringan
pokok penyusun daun.
2.
Mengetahui anatomi
daun dorsiventral dan isobilateral.
3.
Mengetahui anatomi
daun Gymnospermae dan angiospermae.
4.
Mengetahui adaptasi
daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit.
1.3 Manfaat
Penulisan
makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut:
1.
Mahasiswa dapat
mengetahui jaringan pokok penyusun daun.
2.
Mahasiswa dapat
mengetahui anatomi daun dorsiventral dan isobilateral.
3.
Mahasiswa dapat
mengetahui anatomi daun monokotil dan dikotil.
4.
Mahasiswa dapat
mengetahui adaptasi daun pada tumbuhan xerofit dan hidrofit.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jaringan Penyusun Daun
Pada dasarnya terdapat
3 sistem pada daun yaitu:
1.
Sistem kulit (dermal
system atau epidermis)
Tersusun oleh epidermis, baik pada permukaan atas maupun pada
permukaan bawah daun.
2.
Sistem jaringan dasar
Terdapat mesofil daun yang kadang-kadang terdiferendiasi ke
dalam palisade dan spons. Apabila palisade terdapat pada kedua permukaan daun
disebut isolateral atau isobilateral
3.
Sistem jaringan
pembuluh
(xilem
dan floem)
Xilem berfungsi untuk mengangkut air dan garam-garaman yang
diserap akar dari dalam tanah ke daun (untuk digunakan sebagai bahan
fotosintesis). Floem berfungsi untuk mengangkut hasil
fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan.
Anatomi daun dapat
dibagi menjadi 3 bagian :
2.1.1 Epidermis
Epidermis merupakan
lapisan terluar daun, ada epidermis atas dan epidermis bawah,.Untuk mencegah
penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan
kutikula. Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda beragam dalam hal
jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan
trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih.
Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun disebut
permukaan adaksial dan permukaan bawah disebut permukaan abaksial. Pada lapisan
ini tidak ada ruang antar sel. Di antara sel epidermis terdapat sel penjaga
yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan menutup ini
berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat terpenting
pada jaringan daun ini adalah susunan selnya yang kompak dan adanya kutikula serta
stomata.
Stomata adalah suatu
celah pada epidermis yang dibatasi oleh dua sel penutup yang berisi kloroplas
dan mempunyai bentuk serta fungsi yang berl;ainan dengan epidermis.
Fungsi stomata:
Ø Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses
fotosintesis
Ø Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\
Ø Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa
disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan
gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih
tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan
permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau
tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung
inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding
sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin.
Berdasarkan hubungan ontogenetik antara sel
penjaga dan sel tetangga, stomata dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu:
a.
Stomata mesogen, yaitu
sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama.
b.
Stomata perigen, yaitu
sel tetangga berkembang dari sel protoderm yang berdekatan dengan sel induk
stomata.
c.
Stomata mesoperigen,
yaitu sel-sel yang mengelilingi stomata asalnya berbeda, yang satu atau
beberapa sel tetangga dan sel penjaga asalnya sama, sedangkan yang lainnya
tidak demikian.
Pada tumbuhan dikotil, berdasarkan susunan sel
epidermis yang ada di samping sel penutup dibedakan menjadi empat tipe stomata,
yaitu:
a.
Anomositik, sel
penutup dikelilingi oleh sejumlah sel yang tidak beda ukuran dan bentuknya dari
sel epidermis lainnya. Umum pada Ranuculaceae, Cucurbitaceae, Mavaceae.
b.
Anisositik, sel
penutup diiringi 3 buah sel tetangga yang tidak sama besar. Misalnya pada
Cruciferae, Nicotiana, Solanum.
c.
Diasitik, setiap stoma
dikelilingi oleh 2 sel tetangga yang tegak lurus terhadap sumbu panjang sel
penutup dan celah. Pada Caryophylaceae, Acanthaceae.
d.
Parasitik, setiap sel
penutup diiringi sebuah sel tetangga/lebih dengan sumbu panjang sel tetangga
itu sejajar sumbu sel penutup serta celah. Pada Rubiaceae, Magnoliaceae,
Convolvulaceae, Mimosaceae.
Gambar 1. Tipe-tipe
Stomata
Mesofil terdiri atas
jaringan parenkim yang terdapat di sebelah dalam epidermis. Mesofil mengalami
diferensiasi membentuk jaringan fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada
kebanyakan tumbuhan terdapat dua jenis parenkim dalam mesofil, yaitu parenkim
palisade dan parenkim spons.
2.1.2.1 Parenkim
Palisade
Sel parenkim palisade
memanjang dan pada penampang melintangnya tampak berbentuk batang yang tersusun
dalam deretan. Pada tumbuhan tertentu, sel palisade berbeda bentuknya.
Pada Lilium terdapat lobus besar pada sel palisade dan
tampak bercabang.
Sel palisade terdapat
di bawah epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak). Seringkali
terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade. Sel parenkim
palisade tersusun atas satu atau lebih lapisan. Apabila tersusun lebih dari
satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan atau sama, atau malah semakin ke
tengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat pada permukaan
abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih rapat, sisi panjang
selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antarsel tetap mencapai sisi
panjang; kloroplas pada sitoplasma melekat di tepi dinding sel itu. Hal
tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat berlangsung efesien.
Pada Thymelaea
hirsuta, sel parenkim palisade terdapat pada permukaan abaksial daun. Pada
daun tumbuhan xerofit, misalnya pada Atriplex portulacoides,
parenkim palisade terdapat pada kedua sisi daun. Daun yang mempunyai parenkim
palisade pada kedua sisi (abaksial dan adaksial) disebut isolateral atau
isobilateral sedangkan apabila jaringan palisade tersebut hanya pada bagian
adaksial disebut dengan bifasial atau
dorsiventral.
2.1.2.2 Parenkim Spons
Jaringan spons terdiri
dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya. Bentuk sel parenkim spons dapat
berbentuk bermacam-macam. Kekhususannya adalah adanya lobus (rongga) yang
terdapat antara sel satu dan lainnya. Membedakan antara sel parenkim palisade
dengan parenkim spons tidaklah selalu mudah, khususnya apabila parenkim
palisade terdiri atas beberapa lapisan. Alasannya adalah apabila palisade
terdiri atas beberapa lapisan, biasanya lapisan paling dalam sangat mirip
dengan parenkim spons yang ada di dekatnya.
Pada tumbuhan
tertentu, seperti pada Zea dan banyak rumput-rumputan lainnya,
bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus dan Atriplex,
sukar untuk membedakan antara kedua tipe parenkim. Pada jaringan spons ini
terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan spons adalah adanya
lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.
Pada daun dengan kedua
macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat dalam jaringan palisade. Tempat
serta susunan kloroplas pada sel tiang memungkinkan penggunaan cahaya secara
maksimum. Faktor lain yang meningkatkan efesiensi fotosintesis adalah sistem
ruang antarsel dalam mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan
cepat. Susunan sel di dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang
mendapat sinar dan langsung berhubungan dengan udara menjadi lebih luas.
Seluruh daerah permukaan ini disebut daerah permukaan dalam daun dan daerah
permukaan luar daun.
2.1.3 Jaringan
Pembuluh
Jaringan pembuluh
terletak pada jaringan spons. Jaringan pembuluh pada daun merupakan kelanjutan
dari jaringan pembuluh pada batang. Ada dua jenis pembuluh yaitu:
a.
Pembuluh Kayu (xylem)
yang berperan untuk mengangkut air dan mineral yang diserap akar dari tanah
menuju daun
b.
Pembuluh Tapis (floem)
yang berperan untuk mengangkut hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
Sistem jaringan
pembuluh tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan adanya
hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Jaringan pembuluh membentuk sistem
yang saling berkaitan, dan terletak dalam bidang median, sejajar dengan
permukaan daun. Berkas pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun
dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni sistem
tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar. Sistem tulang daun jala
merupakan sistem bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara
bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal.
Sedangkan
istilah sejajar bagi jalannya berkas pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar
hanyalah sebagai pendekatan saja, oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal
daun semua berkas itu akan bertemu di satu titik. Di antara berkas
sejajar itu tampak cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua
berkas sejajar itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan pola
sejajar pada daun monokotil.
Kemudian apabila
pertulangan daunnya menyirip, tulang daun terbesar melewati bagian tengah daun
dan membentuk ibu tulang daun, dan dari sini bercabang menjadi tulang daun yang
lebih kecil. Bagian helai daun yang dilalui ibu tulang daun atau cabang yang
besar adalah bagian yang lebih tebal dan menunjukkan gambaran seperti rusuk
pada sisi abaksial. Rusuk ini dibentuk oleh jaringan parenkim yang miskin
kloroplas dan jaringan penyokongnya kolenkim. Oleh karena itu, tulang daun yang
besar tidak mempunyai kontak langsung dengan mesofil.
Sedangkan pada tulang
daun yang kecil biasanya membentuk jaring-jaring yang sangat beragam bentuk dan
ukurannya, serta membagi daerah mesofil.Daerah yang paling kecil yang dibatasi
cabang paling halus disebut aerola, yang biasanya berisi ujung tulang daun yang
buntu dalam mesofil.
Kebanyaan kasus yang
ditemukan, susunan jaringan pembuluh pada ibu tulang daun mirip dengan pada
tangkai daun. Tulang daun yang besar dalam daun dikotil mungkin terdiri atas
jaringan primer dan sekunder, sedangkan tulang daun yang paling kecil
hanya terdiri atas jaringan primer. Pada tulang daun yang besar biasanya berisi
pembuluh, sedangkan pada tulang daun yang kecil, sel parenkim kontak atau
berhubungan langsung dengan unsur pembuluh dan unsur trakea membentuk sel
transfer.
Epidermis daun
memiliki struktur yang padat dan diperkuat oleh kutikula sebagai pelindung.
Dinding selnya seringkali tebal atau banyak mengandung silika dan memberikan
sokongan pada helai daun. Jaringan penyokong lainnya adalah kolenkim.
Pada daun Dikotil,kolenkim sering ditemukan di dekat ibu tulang daun, di bawah
epidermis dan juga di tepi daun. Selain kolenkim, pada mesofil daun Dikotil
juga ditemukan skelrida. Tulang daun berukuran besar atau sedang, dikelilingi
oleh sekelompok serabut. Pada kebanyakan daun monokotil berkas pengangkut
dikelilingi oleh serabut pada satu atau dua sisi berkas pengangkut, dan
berhubungan ke epidermis.
Gambar 2.
Anatomi daun
2.2 Anatomi Daun Dorsiventral dan Isobilateral
2.2.1 Aanatomi Daun
Dorsiventral
Daun dorsiventral
memiliki permukaan atas (adaxial) dan bawah (abaxial) yang berbeda. Epidermis
atas terdiri dari satu lapis sel, berbentuk persegi, dinding terluarnya
ditutupi oleh kutikula, dan tidak mengandung kloroplas. Beberapa stomata, jika
ada, dapat ditemui pada epidermis atas.
Mesofil Palisade.
Terletak persis di bawah epidermis atas dan terdiri dari satu atau lebih
lapisan yang agak sempit, sel – sel berdinding tipis yang sangat berdekatan,
sel – sel persegi memanjang ke arah epidermis. Masing – masing sel terdiri dari
banyak kloroplas. Ada system yang telah terbentuk dari ruang antar sel melalui
jaringan ini.
Mesofil bunga karang
(spongy mesophyll). Terdiri dari sel berdinding tipis, longgar, bentuk tidak
teratur, dimana banyak ruang antar sel. Kloroplas ada di sel-sel ini, tapi dalam
jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan sel palisade.
Epidermis bawah,
serupa dalam struktur permukaan atas, tapi memiliki banyak stomata. Tiap pori
stomata terbuka ke arah ruang antar sel besar yang disebut ruang substomata
atau cavity.
Sistem vaskular.
Potongan ke arah daerah midrib menunjukkan bentuk xylem seperti bulan sabit ke
arah permukaan atas daun dan floem ke arah permukaan bawah. Di atas dan di
bawah benang vaskuler, di sebelah epidermis atas dan bawah, jaringan mesofil
digantikan oleh sel-sel kolenkim yang meningkatkan kekuatan
mekanis daun.Contoh Anatomi Daun Dorsiventral: Persea americana,
Ficus elastica, dan Mangifera indica.
2.2.2 Anatomi Daun
Isobilateral
Daun isobilateral sama
di kedua sisinya, meskipun masih ada permukaan abaxial dan adaxial, yang dapat
dibedakan dari penanpang melintang dengan melihat posisi xylem dan floem pada
berkas pengangkutnya. Daun tipe ini biasanya berorientasi sehingga cahaya masuk
merata pada kedua permukaan. Daun pada monokotil umumnya isobilateral. contoh
Anatomi Daun Isobilateral: Opuntia vulgaris (Kaktus), Aloe vera
(Sukulen), dan Sansevieria trifasciata.
Daun isobilateral
(Unifacial) tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan spons.
Contoh Anatomi Daun Isobilateral (Unifacial): Zea mays, Oryza sativa,
dan Triticum aestivum.
2.3 Perbedaan Daun Angiospermae dan Gymnospermae
2.3.1 Angiospermae
Daun tumbuhan tersusun
atas epidermis yang berkutikula dan terdapat stomata atau trikoma. Sistem
jaringan dasar pada daun monokotil dan dikotil dapat dibedakan. Pada tumbuhan
dikotil sistem jaringan dasar (mesofil) dapat dibedakan atas jaringan pagar dan
bunga karang, tidak demikian halnya pada monokotil. Sistem berkas pembuluh
terdiri atas xilem dan floem yang terdapat pada tulang daun. Contoh :Ficus
elastica.
2.3.2 Gymnospermae
Daun sempit, tebal dan
kaku. Tulang daun tidak beraneka ragam. Tumbuhan biji mempunyai jaringan
pembuluh yang rumit. Jaringan ini merupakan saluran menghantar untuk mengangkut
air, mineral, makanan dan bahan-bahan lain. Tumbuhan berbiji terbuka
memiliki pigmen hijau (klorofil) yang penting untuk fotosintesis yaitu suatu
proses dasar pembuatan makanan pada tumbuhan. Gymnospermae daunnya jarang yang
berdaun lebar, jarang yang bersifat majemuk, dan system pertulangan daunnya
tidak banyak ragamnya. Hal ini sangat berbeda dengan karakteristik daun yang
terdapat pada angiospermae yang sistem pertulangannya beraneka ragam. Contoh :Pynus
merkusii.
2.4 Adaptasi Anatomi Daun Xeromorf dan Hidrofit
2.4.1 Daun Xeromorf
Xerofit adalah
tumbuhan yang hidup di daerah yang sangat kering seperti di gurun yang membuat
transpirasinya dapat turun sampai minimum di bawah kondisi kekurangan air. Maka
dari itu untuk tetap bertahan hidup di daerah yang kering seperti itu, struktur
atau anatomi daun tumbuhan tersebut pun beradaptasi menjadi lebih khas.
Daun xeromorf
berukuran kecil. Pengurangan permukaan luar daun dibarengi dengan perubahan
struktur dalamnya,misalnya pengurangan ukuran sel tetapi terjadi peningkatan
ketebalan dinding sel. Perkembangan jaringan sel palisade pun meningkat. Daun
xeromorf pada umumnya tertutupi oleh trikoma. Jaringan penyimpan air pada daun
pun juga berkembang.
Tumbuhan dengan daun
yang kecil yang biasanya mempunyai habitat yang kering. Pengukuran ukuran daun
sering kali diikuti dengan peningkatan jumlah total daun pada tumbuhan. Daun
xeromorf biasanya mempunyai trikoma. Di balik trikoma inilah stomatanya berada.
Trikoma ini selain berfungsi sebagai pelindung atau mengurangi dari gangguan
predator juga berfungsi dalam mengurangi penguapan.
Faktor lingkungan
memengaruhi pembentukan kutikula. Pada beberapa tumbuhan gurun, stomata menjadi
tertutup secara tetap selama musim panas. Penutupan ini diakibatkan karena sel
penutup stomata oleh massa yang mengandung resin atau oleh lapisan lilin.
Seperti pada Rumex acetosella resin serta lapisan lilin yang
terbentuk dalam epidermis dan sel di sekeliling tulang daun pada kondisi musim
panas.
Air dalam daun
diangkut oleh tulang daun, sel mesofil, dan jaringan palisade daripada jaringan
spons. Selain itu juga, jaringan penyimpan air penyimpan air berkembang
baik pada daun. Jaringan penyimpan air pada tumbuhan xerofit terdiri atas sel
besar dengan vakuola besar berisi cairan sel yang mengandung lendir. Sel ini
mempunyai sitoplasma tipis yang menempel pada dinding sel dan kloroplasnya
tersebar. Tekanan osmosis pada sel fotosintesis lebih tinggi daripada sel
yang bukan untuk fotosintesis. Apabila air berkurang, maka tumbuhan xerofit
mendapat air dari jaringan penyimpan air ini. Sel penyimpan air yang berdinding
tipis. Dalam kondisi kering, sel mengerut. Apabila pasokan air kembali normal,
dengan cepat sel akan kembali ke bentuk semula. Contoh dari xeromorf (Atriplex
portulacoides).
Gambar 3 : Atriplex
portulacoides
2.4.2 Hidrofit
Struktur anatomi
tumbuhan hidrofit kurang beragam dibandingkan dengan tumbuhan xerofit. Faktor
yang mempengaruhi struktur tumbuhan air atau hidrofit ini biasanya bergantung
pada suhu, air,konsentrasi dan komposisi garam dalam air. Tumbuhan air
mempunyai sedikit jaringan penyokong dan pelindung, jumlah jaringan pembuluh
sedikit, xilem mengecil, dan mempunyai ruang udara.
Epidermis tumbuhan air
tidak berfungsi untuk perlindungan, tetapi lebih untuk pengeluaran zat makanan,
senyawa air, dan pertukaran gas. Kutikula dan dinding selnya sangat tipis. Sel
epidermis berisi kloroplas. Daun yang mengapung mempunyai stomata hanya pada
permukaan atas daun saja. Beberapa tumbuhan air memiliki sekelompok sel yang
disebut dengan hydropotes, yang berfungsi untuk memudahkan
pengangkutan air dan garam ke luar dan ke dalam tumbuhan.
Contoh tumbuhan
Hidrofit (Ranunculus aquatilis) dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4 : Ranunculus
aquatilis
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Secara anatomi
jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan epidermis, jaringan dasar,
jaringan pengangkut, dan jaringan penyokong.
2.
Berdasarkan letak
jaringan palisade, daun terbagi atas dua tipe, yaitu daun isobilateral
(jaringan palisade berada dikedua sisi,di lapisan atas dan bawah ) dan daun
dorsiventral (jaringan palisade berada pada satu sisi lapisan saja).
3.
Pada tumbuhan
Dicotyledoneae, dapat dibedakan antara jaringan palisade dengan jaringan bunga
pagar. Sedangkan, pada tumbuhan Monocotyledoneae, tidak dapat dibedakan antara
jaringan palisade dengan jaringan bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan
parenkim.
4.
Adaptasi daun tumbuhan
xerofit adalah dengan tipe stomata tersembunyi (kriptopor), tipe daun
isobilateral, sel epidermis yang tebal, dan adanya trikoma.Adapatasi daun
tumbuhan hidrofit adalah dengan tipe stomata fanerofor ( stomata menonjol
keluar) , memiliki ruang udara yang besar, dan epidermis tanpa penebalan
kutikukula.
3.2 Saran
Dalam mempelajari anatomi tumbuhan,
diperlukannya pengetahuan yang cukup baik
mengenai berbagai jenis tumbuhan dan morfologinya, untuk mempermudah
mempelajari struktur anatominya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwidjoseputro, D.1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan.Jakarta : Gramedia
Grander, Pearce dan R.L. Mithell. 1991. Anatomi Tanaman
Budidaya. Jakarta : Universitas Indonesia
Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar – Dasar Anatomi Tumbuhan.
Jakarta : Rajawali Pers
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji.
Bandung : Penerbit ITB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar