LAPORAN
KULIAH KERJA
LAPANG (KKL)
FISIOLOGI HEWAN
“PEMANFAATAN GROWTH HORMONE PADA TERNAK AYAM DAN
PENGARUH BAGI MANUSIA KONSUMEN”
Dosen pengampu :
Dr.Hj. Retno Susilowati, M.Si
Oleh :
Nama :
Anis Nur Laily
NIM : 13620047
Kelas : BIOLOGI B
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS
DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2106
A.
PENDAHULUAN
a.
Latar
belakang
Setiap makhluk
hidup pada umumnya telah memiliki hormon di dalam tubuhnya dengan proporsi yang
berbeda-beda baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Secara umum hormon yang
terkandung pada tubuh manusia dan hewan hampir sama. Karena pada dasarnya
manusia juga tergolong sebagai anggota dari ruminansia. Jadi hormon yang
dimiliki hampir sama dengan hewan. Hormon yang dimiliki oleh manusia dan hewan satu
diantarannya adalah hormon pertumbuhan atau disebut juga Growht Hormone (GH).
Hormon adalah
zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang
mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein
yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya
merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol.
Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas
(Campbell,2004).
Hormon
pertumbuhan adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormone
pertumbuhan menyebabkan pemecahan lemak dan penggunaan lebih lanjut asam lemak
sebagai energy. Karena lemak digunakan sebagai sumber energy, GH menyebabkan
peningkatan glukosa darah yang bersirkulasi. GH juga menyebabkna
insentivitas terhadap insulin. Dengan menurunnya sensitivitas terhadap insulin,
sebagian besar sel tidak mengangkut glukosa melalui intrasel sehingga
meningkatkan kadar glukosa plasma lebih lanjut (Guyton,1997). Hormon
pertumbuhan selain ada pada manusia juga diproduksi oleh hewan. Hormon ini
sangat berperan pada peternakan karena hormon ini dapat memperbesar hewan
ternak dalam waktu yang singkat seperti pada ternak ayam. Jika hormon ini
banyak digunakan pada hewan ternak seperti ayam, maka ketika ayam dikonsumsi
oleh manusia secara berlebihan maka juga akan berpengaruh buruk pada yang
mengkonsumsi (Susilowati, 2016).
Seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang hormon pertumbuhan sudah
jarang sekali digunakan dalam bidang peternakan. Namun yang sekarang banyak
digunakan adalah hasil rekayasa genetika baik melalui rekayasa antar kedua gen
ayam yang berbeda, rekayasa kandang ataupun rekayasa pakan ternak yang
diberikan. Dari hasil rekayasa tersebut maka akan dihasilkan kualitas ayam yang
berbeda-beda. Oleh karena itu dilakukannya Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini guna
untuk mengetahui pengaruh pemberian kadar pakan yang berbeda pada ternak ayam
dan mengetahui cara merawat ayam dengan baik.
b.
Tujuan
Tujuan dilakukannya Kuliah Kerja
Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui definisi hormon pertumbuhan, mekanisme kerja hormon pertumbuhan dan
fungsi hormon pertumbuhan
2. Untuk
mengetahui tentang penggunaan hormon pertumbuhan pada ayam ternak
3. Untuk
mengetahui cara pemeliharaan ayam ternak (makanan, vaksinasi, dan sanitasi)
c.
Manfaat
Manfaat dilakukannya Kuliah Kerja
Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut :
1. Agar
praktikan mampu memahami bagaimana cara mengatur pola makan ternak dan kandang
ternak yang baik
2. Agar
praktikan mengetahui feed additif
yang baik untuk digunakan pada ternak ayam.
B. WAKTU DAN TEMPAT
Kuliah
Kerja Lapang (KKL) ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 16 April 2016
pukul 07.30-11.00 WIB. KKL ini bertempat di Peternakan ayam pedaging dan
petelur milik pak Humaidi Maris di Dusun Supiturang, Desa Bocek, Kecamatan
Karang Ploso, Kabupaten Malang.
C. HASIL WAWANCARA
a.
Pertanyaan
1. Apakah
digunakan penambahan hormon pada pakan ternak ayam?
2. Darimana
asal induk ayam ini?
3. Apa
sajakah jenis antibiotik yang digunakan dalam ternak ayam ini?
4. Apa
saja yang harus dilakukan agar ternak ayam yang dihasilkan lebih unggul dari
induknya?
5. Bagaimana
cara mengatasi ayam yang terkena virus?
6. Apa
saja jenis vaksin yang digunakan dalam ternak ayam ini?
7. Bagaimana
cara menernak ayam yang baik?
8. Apa
saja yang mempengaruhi ayam telat panen?
9. Berapa
lama ayam petelur dapat memproduksi telur?
10. Usia
berapakah ayam broiler dapat dipanen?
11. Apakah
beda pemberian makan antara ayam petelur dan pedaging?
12. Apakah
yang biasannya dapat menyebabkan ayam menjadi stress?
13. Apa
fungsi dari limbah ternak ayam ini?
14. Bagaimanakah
kandang yang baik untuk ternak ayam broiler?
15. Bagaimana
ciri dari ayam yang terkena penyakit?
b.
Jawaban
1. Tidak,
karena hormon cenderung membahayakan kondisi ayam jika terkena penyakit maka
ayam akan sulit diobati. Selain itu bobot ayam juga dapat mengalami penurunan
jika pemberian hormon tidak diberikan secara terus menerus. Seperti halnya yang
diungkapkan oleh Andriyanto (2015) bahwa pemberian hormon testosteron akan
menyebabkan penurunan bobot badan harian ayam dibandingkan dengan kelompok ayam
kontrol.
2. Asal
induk ayam ini semua berasal dari pabrik.
3. Jenis
antibiotik yang digunakan dalam ternak ayam ini adalah amphisilin dan tiroksin,
karena antibiotik tersebut dapat menekan E.coli
dan hambatan pernafasan.
4. Hal
yang perlu dilakukan untuk menghasilkan bibit ayam yang lebih unggul yakni bisa
dilakukan rekayasa kandang, maksudnya yaitu apabila kondisi panas maka akan
dibantu oleh kipas angin. Seperti yang telah diungkapan oleh Susilowati (2016)
untuk mendapatkan kualitas ayam yang lebih unggul sekarang yang banyak
digunakan adalah hasil rekayasa genetika baik melalui rekayasa antar kedua gen
ayam yang berbeda, rekayasa kandang ataupun rekayasa pakan ternak yang
diberikan. Selain itu untuk melakukan pengamanan pada ayam dengan baik yaitu
dengan memberikan antivirus, pembersihan kandang, pemberian soda,dan pemberian
kapus. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Zulfanita,2011) Pertumbuhan yang baik tergantung
pada makanan disamping tata laksana dan pencegahan penyakit. Bila kualitas maupun kuantitas makanan yang
diberikan baik maka hasilnya juga baik. Hasil akhir dari ayam broiler mencerminkan
perilaku kita dalam memberikan makanan dan cara kita memelihara ayam. Perbaikan
mutu genetik, nutrisi, kontrol teradap penyakit dan pengelolaan ternyata berhasil meningkatkan
keefisienan produksi pada ayam broiler, sehingga dalam dalam kurun waktu yang singkat (8 minggu)
sudah mampu menghasilkan daging lebih banyak dibanding waktu sebelumnya.
5. Ayam
yang terkena virus dibiarkan mati setelah mati lalu dibakar, agar tidak
menulari ayam yang lain.
6. Jenis
vaksin yang digunakan pada ternak ayam ini adalah MD, Bunggu A, MD ulangan,
Bunggu B. Pemberian vaksin jenis tersebut bertujuan agar ayam dapat bertelur
dalam waktu yang singkat. Maksimal 3 kali vaksin selama 40 hari. Menurut Bahri
(2005) Pada tahap praproduksi, penggunaan obat hewan merupakan suatu keharusan
agar produktivitas ternak dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Dari
pengamatan di lapang, pemakaian antibiotik terutama pada peternakan ayam
pedaging dan petelur cenderung
berlebihan tanpa bahwa pemakaian obat yang dilakukan oleh peternak sendiri
telah menyebabkan penyimpangan residu obat pada produk ternak sebesar 63−65%.
7. Cara
menernak ayam yang baik yaitu dengan memberi makan secara teratur dengan pakan
ternak yang baik, dilakukan biosecurity (pengamanan) dengan membersihkan
kandang setiap hari, memberi antivirus pada ayam, memberi soda sapi, dan
memberi kapur. Dilakukan pencahayaan selama 24 jam, agar ayam pedaging makan
terus dan bobotnya bisa cepat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Fijana, 2012) Proporsi pemberian pakan dan cahaya pada malam hari bertujuan
memberikan kesempatan bagi broiler agar dapat beristirahat dari aktivitas makan
demi mendukung proses pencernaan didalam tubuh sehingga dapat berlangsung
secara optimal dan mengurangi pengeluaran energi. Pemberian cahaya selama 24
jam pada ayam broiler akan meningkatkan waktu untuk makan,meningkatkan
pertambahan bobot badan dan meningkatkan pembentukan bulu.
8. Ayam
pedaging ataupun petelur biasannya mengalami telat panen. Faktor-faktor yang
mempengaruhi telat panen tersebut adalah konsumen ayam berkurang (gak laku), menambah
pakan, dan resiko terkena penyakit.
9. Ayam
petelur dapat memproduksi telur dalam jangka waktu 16-17 minggu, dan telurnya
akan dikeluarkan pada saat minggu ke 27.
10. Ayam
broiler dapat dipanen pada usia 33-34 hari. Dengan berat maksimal 7 s/d 8 kg.
Jika terlalu berat maka ayam akan mengalami kelumpuhan.
11. Pemberian
makan pada ayam petelur dan pedaging berbeda karena pada ayam petelur
makanannya hasil dari buatan sendiri dengan menambah konsentrat 7 bahan
campuran, sedangkan ayam pedaging makannya dari pabrik. Selain itu yang
membedakan dari keduannya adalah vaksin, ransum dan vitaminnya. Pada ayam
broiler atau pedaging diberikan protein dan asam amino esensial yang terap,
karena ayam ini mudah merasa lapar. Namun pada ayam petelur tidak stabil
pemberian pakannya. Pemberian ransum pada ayam broiler juga dapat menambah
kualitas bobot dari ayam tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulfanita
(2011) Ransum sebagai salah satu faktor yang
pengaruhnya besar terhadap pertumbuhan perlu mendapat perhatian yang
serius. Ransum disebut seimbang apabila mengandung semua zat makanan yang
diperlukan oleh ayam dalam perbandingan
yang sesuai dengan kebutuhan.Untuk
mendapatkan ayam dengan pertumbuhan
yang cepat dan produksi yang efisien, maka penyusunan ranssum perlu diperhatikan
utamanya mengenai kandungan energi dan protein serta keseimbangannya.
12. Ayam
dapat berubah menjadi stress apabila kandangnya dipindahkan, terjadi perubahan
cuaca, pemberian ransum yang tidak pada jamnya dan terkena penyakit. Dalam
memberikan ransum harus diatur jamnya supaya ayam tidak kaget dan tidak
mengalami stress. Sesuai dengan pernyataan Fijana (2012) Pemberian ransum yang
lebih banyak pada siang hari ini merupakan pemberian ransum yang kurang efisien
karena unggas akan mengalami stres akibat suhu yang tinggi di siang hari dan
stres tambahan karena panas metabolisme didalam tubuhnya setelah mengkonsumsi
ransum yang diberikan. Pemberian ransum
pada jam-jam awal dan akhir dari hari terang akan membantu mengurangi kematian
pada ayam broiler.
13. Banyak
sekali fungsi atau kegunaan dari limbah ternak ayam, salah satunya adalah
sebagai pakan ternak lele dan sebagai pertanian. Lahan pertanian yang diberi
limbah ternak ayam umumnya lebih subur dibanding dengan yang tidak diberikan.
14. Ukuran
kandang yang baik pada ternak ayam broiler yaitu setiap 1m2 ditempati
8 ekor ayam, boleh juga lebih dari 8 misalnya 10 ayam asalkan cuaca mendukung.
Kandang yang baik umumnya bersuhu variatif ketika ayam masih kecil suhunnya
32’C setelah ayam menjadi besar suhunnya lebih dikecilkan agar lebih dingin.
15. Ciri
dari ayam yang terkena penyakit yaitu nafsu makan ayam menurun (ayam drop)
bahkan ada yang tidak makan sama sekali, kepalannya memutar kebelakang, kaki
menonjol kearah depan atau belakang, wajahnya mengalami bintil-bintil.
c.
Gambar
pengamatan
Foto
pengamatan
|
Keterangan
|
|
Bapak Humaidi
menjelaskan materi mengenai ternak ayam broiler dan ayam petelur
|
|
Kondisi di dalam
kandang ayam petelur
|
|
Kondisi didalam
kandang ayam broiler
|
|
Kondisi kandang ayam
broiler dari luar
|
|
Kandang ayam broile
yang terkena virusr
|
|
Konsentrat, pakan,
vaksin dan vitamin ayam petelur dan ayam broiler
|
D.
KESIMPULAN
Kesimpulan dilakukannya Kuliah
Kerja Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut:
1. Hormon
pertumbuhan merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Mekanisme
kerja hormon pertumbuhan ini yakni dengan memecah lemak sebagai sumber energi
dan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel otot. GH
menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil
tulang di tubuh. Fungsi dari hormon pertumbuhan adalah untuk pertumbuhan tulang
longitudinal dan untuk remodeling tulang yang terus-menerus berlangsung seumur
hidup.
2. Penggunaan
hormon pertumbuhan pada ayam ternak ini ssangat jarang digunakan, karena akan
mempengaruhi kondisi ayam jika terkena penyakit maka ayam akan sulit diobati.
Selain itu bobot ayam juga dapat mengalami penurunan jika pemberian hormon
tidak diberikan secara terus menerus.
3. Cara
memelihara ayam ternak jika ditinjau dari pemberian makanan, pada ayam pedaging
menggunakan makanan dari pabrik, sedangkan pada ayam petelur makanannya buatan
sendiri yakni dengan menambah konsentrat. Untuk pemberian vaksin terdapat 4
jenis yaitu vaksin MD, Bunggu A, MD ulangan, dan Bunggu B. Sedangkan untuk
sanitasi yag diberikan pada ayam pedaging dan petelur umumnya menggunakan
ransum, vitamin, dan beberapa protein yang dibeli dari pabrik.
DAFTAR
PUSTAKA
Andriyanto.dkk.
2015. Performa dan Kecernaan Pakan Ayam Broiler yang diberi Hormon
Testosteron dengan Dosis Bertingkat. ACTA
VETERINARIA INDONESIANA.
Volume 3, nomor 1.
Bahri,
syamsul.dkk. 2005. PROSES PRAPRODUKSI SEBAGAI FAKTOR PENTING
DALAM MENGHASILKAN PRODUK TERNAK YANG AMAN UNTUK
MANUSIA. Jurnal litbang pertanian.
24(1).
Campbell. 2004.
Biologi Edisi Kelima Jilid III.
Jakarta: Erlangga
Fijana,
M.F.dkk. 2012. PENGARUH PROPORSI PEMBERIAN PAKAN PADA SIANG
MALAM HARI DAN PENCAHAYAAN PADA MALAM HARI TERHADAP
PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER. Animal
Agriculture Journal. Vol. 1. No. 1
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007 Buku
Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Zulfanita.dkk.
2011. Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan
Ayam Broiler Pada Periode Pertumbuhan. Jurnal Mediagro. 7: 59-67.
BYTEG MURAH, AWET, HANDAL, DAN CANGGIH
BalasHapus