Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

Laporan KKL PEMANFAATAN GROWTH HORMONE PADA TERNAK AYAM DAN PENGARUH BAGI MANUSIA KONSUMEN



LAPORAN
KULIAH KERJA LAPANG (KKL)
FISIOLOGI HEWAN
“PEMANFAATAN GROWTH HORMONE PADA TERNAK AYAM DAN PENGARUH BAGI MANUSIA KONSUMEN”

Dosen pengampu :
Dr.Hj. Retno Susilowati, M.Si

Oleh :
                                                Nama   : Anis Nur Laily
                                                NIM    : 13620047
                                                Kelas   : BIOLOGI B



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2106



A.   PENDAHULUAN
a.      Latar belakang
Setiap makhluk hidup pada umumnya telah memiliki hormon di dalam tubuhnya dengan proporsi yang berbeda-beda baik pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Secara umum hormon yang terkandung pada tubuh manusia dan hewan hampir sama. Karena pada dasarnya manusia juga tergolong sebagai anggota dari ruminansia. Jadi hormon yang dimiliki hampir sama dengan hewan. Hormon yang dimiliki oleh manusia dan hewan satu diantarannya adalah hormon pertumbuhan atau disebut juga Growht Hormone (GH).
Hormon adalah zat yang dilepaskan ke dalam aliran darah dari suatu kelenjar atau organ, yang mempengaruhi kegiatan di dalam sel-sel. Sebagian besar hormon merupakan protein yang terdiri dari rantai asam amino dengan panjang yang berbeda-beda. Sisanya merupakan steroid, yaitu zat lemak yang merupakan derivat dari kolesterol. Hormon dalam jumlah yang sangat kecil bisa memicu respon tubuh yang sangat luas (Campbell,2004).
Hormon pertumbuhan adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Hormone pertumbuhan menyebabkan pemecahan lemak dan penggunaan lebih lanjut asam lemak sebagai energy. Karena lemak digunakan sebagai sumber energy, GH menyebabkan peningkatan glukosa darah  yang bersirkulasi. GH juga menyebabkna insentivitas terhadap insulin. Dengan menurunnya sensitivitas terhadap insulin, sebagian besar sel tidak mengangkut glukosa melalui intrasel sehingga meningkatkan kadar glukosa plasma lebih lanjut (Guyton,1997). Hormon pertumbuhan selain ada pada manusia juga diproduksi oleh hewan. Hormon ini sangat berperan pada peternakan karena hormon ini dapat memperbesar hewan ternak dalam waktu yang singkat seperti pada ternak ayam. Jika hormon ini banyak digunakan pada hewan ternak seperti ayam, maka ketika ayam dikonsumsi oleh manusia secara berlebihan maka juga akan berpengaruh buruk pada yang mengkonsumsi (Susilowati, 2016).
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang hormon pertumbuhan sudah jarang sekali digunakan dalam bidang peternakan. Namun yang sekarang banyak digunakan adalah hasil rekayasa genetika baik melalui rekayasa antar kedua gen ayam yang berbeda, rekayasa kandang ataupun rekayasa pakan ternak yang diberikan. Dari hasil rekayasa tersebut maka akan dihasilkan kualitas ayam yang berbeda-beda. Oleh karena itu dilakukannya Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini guna untuk mengetahui pengaruh pemberian kadar pakan yang berbeda pada ternak ayam dan mengetahui cara merawat ayam dengan baik.
b.      Tujuan
Tujuan dilakukannya Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui definisi hormon pertumbuhan, mekanisme kerja hormon pertumbuhan dan fungsi hormon pertumbuhan
2.      Untuk mengetahui tentang penggunaan hormon pertumbuhan pada ayam ternak
3.      Untuk mengetahui cara pemeliharaan ayam ternak (makanan, vaksinasi, dan sanitasi)
c.       Manfaat
Manfaat dilakukannya Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut :
1.      Agar praktikan mampu memahami bagaimana cara mengatur pola makan ternak dan kandang ternak yang baik
2.      Agar praktikan mengetahui feed additif yang baik untuk digunakan pada ternak ayam.

B.     WAKTU DAN TEMPAT
Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 16 April 2016 pukul 07.30-11.00 WIB. KKL ini bertempat di Peternakan ayam pedaging dan petelur milik pak Humaidi Maris di Dusun Supiturang, Desa Bocek, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang.

C.    HASIL WAWANCARA
a.      Pertanyaan
1.      Apakah digunakan penambahan hormon pada pakan ternak ayam?
2.      Darimana asal induk ayam ini?
3.      Apa sajakah jenis antibiotik yang digunakan dalam ternak ayam ini?
4.      Apa saja yang harus dilakukan agar ternak ayam yang dihasilkan lebih unggul dari induknya?
5.      Bagaimana cara mengatasi ayam yang terkena virus?
6.      Apa saja jenis vaksin yang digunakan dalam ternak ayam ini?
7.      Bagaimana cara menernak ayam yang baik?
8.      Apa saja yang mempengaruhi ayam telat panen?
9.      Berapa lama ayam petelur dapat memproduksi telur?
10.  Usia berapakah ayam broiler dapat dipanen?
11.  Apakah beda pemberian makan antara ayam petelur dan pedaging?
12.  Apakah yang biasannya dapat menyebabkan ayam menjadi stress?
13.  Apa fungsi dari limbah ternak ayam ini?
14.  Bagaimanakah kandang yang baik untuk ternak ayam broiler?
15.  Bagaimana ciri dari ayam yang terkena penyakit?
b.      Jawaban
1.      Tidak, karena hormon cenderung membahayakan kondisi ayam jika terkena penyakit maka ayam akan sulit diobati. Selain itu bobot ayam juga dapat mengalami penurunan jika pemberian hormon tidak diberikan secara terus menerus. Seperti halnya yang diungkapkan oleh Andriyanto (2015) bahwa pemberian hormon testosteron akan menyebabkan penurunan bobot badan harian ayam dibandingkan dengan kelompok ayam kontrol.
2.      Asal induk ayam ini semua berasal dari pabrik.
3.      Jenis antibiotik yang digunakan dalam ternak ayam ini adalah amphisilin dan tiroksin, karena antibiotik tersebut dapat menekan E.coli dan hambatan pernafasan.
4.      Hal yang perlu dilakukan untuk menghasilkan bibit ayam yang lebih unggul yakni bisa dilakukan rekayasa kandang, maksudnya yaitu apabila kondisi panas maka akan dibantu oleh kipas angin. Seperti yang telah diungkapan oleh Susilowati (2016) untuk mendapatkan kualitas ayam yang lebih unggul sekarang yang banyak digunakan adalah hasil rekayasa genetika baik melalui rekayasa antar kedua gen ayam yang berbeda, rekayasa kandang ataupun rekayasa pakan ternak yang diberikan. Selain itu untuk melakukan pengamanan pada ayam dengan baik yaitu dengan memberikan antivirus, pembersihan kandang, pemberian soda,dan pemberian kapus. Hal ini sesuai dengan pernyataan (Zulfanita,2011) Pertumbuhan yang baik tergantung pada makanan disamping tata laksana dan pencegahan penyakit. Bila  kualitas maupun kuantitas makanan yang diberikan baik maka hasilnya juga baik. Hasil akhir dari ayam broiler mencerminkan perilaku kita dalam memberikan makanan dan cara kita memelihara ayam. Perbaikan mutu genetik, nutrisi, kontrol teradap penyakit dan  pengelolaan ternyata berhasil meningkatkan keefisienan produksi pada ayam broiler, sehingga dalam  dalam kurun waktu yang singkat (8 minggu) sudah mampu menghasilkan daging lebih banyak dibanding waktu sebelumnya.
5.      Ayam yang terkena virus dibiarkan mati setelah mati lalu dibakar, agar tidak menulari ayam yang lain.
6.      Jenis vaksin yang digunakan pada ternak ayam ini adalah MD, Bunggu A, MD ulangan, Bunggu B. Pemberian vaksin jenis tersebut bertujuan agar ayam dapat bertelur dalam waktu yang singkat. Maksimal 3 kali vaksin selama 40 hari. Menurut Bahri (2005) Pada tahap praproduksi, penggunaan obat hewan merupakan suatu keharusan agar produktivitas ternak dapat dipertahankan atau ditingkatkan. Dari pengamatan di lapang, pemakaian antibiotik terutama pada peternakan ayam pedaging dan petelur cenderung  berlebihan tanpa bahwa pemakaian obat yang dilakukan oleh peternak sendiri telah menyebabkan penyimpangan residu obat pada produk ternak sebesar 63−65%.
7.      Cara menernak ayam yang baik yaitu dengan memberi makan secara teratur dengan pakan ternak yang baik, dilakukan biosecurity (pengamanan) dengan membersihkan kandang setiap hari, memberi antivirus pada ayam, memberi soda sapi, dan memberi kapur. Dilakukan pencahayaan selama 24 jam, agar ayam pedaging makan terus dan bobotnya bisa cepat meningkat. Hal ini sesuai dengan pendapat (Fijana, 2012) Proporsi pemberian pakan dan cahaya pada malam hari bertujuan memberikan kesempatan bagi broiler agar dapat beristirahat dari aktivitas makan demi mendukung proses pencernaan didalam tubuh sehingga dapat berlangsung secara optimal dan mengurangi pengeluaran energi. Pemberian cahaya selama 24 jam pada ayam broiler akan meningkatkan waktu untuk makan,meningkatkan pertambahan bobot badan dan meningkatkan pembentukan bulu.
8.      Ayam pedaging ataupun petelur biasannya mengalami telat panen. Faktor-faktor yang mempengaruhi telat panen tersebut adalah konsumen ayam berkurang (gak laku), menambah pakan, dan resiko terkena penyakit.
9.      Ayam petelur dapat memproduksi telur dalam jangka waktu 16-17 minggu, dan telurnya akan dikeluarkan pada saat minggu ke 27.
10.  Ayam broiler dapat dipanen pada usia 33-34 hari. Dengan berat maksimal 7 s/d 8 kg. Jika terlalu berat maka ayam akan mengalami kelumpuhan.
11.  Pemberian makan pada ayam petelur dan pedaging berbeda karena pada ayam petelur makanannya hasil dari buatan sendiri dengan menambah konsentrat 7 bahan campuran, sedangkan ayam pedaging makannya dari pabrik. Selain itu yang membedakan dari keduannya adalah vaksin, ransum dan vitaminnya. Pada ayam broiler atau pedaging diberikan protein dan asam amino esensial yang terap, karena ayam ini mudah merasa lapar. Namun pada ayam petelur tidak stabil pemberian pakannya. Pemberian ransum pada ayam broiler juga dapat menambah kualitas bobot dari ayam tersebut. Hal ini sesuai dengan pernyataan Zulfanita (2011) Ransum sebagai salah satu faktor yang  pengaruhnya besar terhadap pertumbuhan perlu mendapat perhatian yang serius. Ransum disebut seimbang apabila mengandung semua zat makanan yang diperlukan  oleh ayam dalam perbandingan yang sesuai dengan kebutuhan.Untuk   mendapatkan ayam dengan pertumbuhan  yang cepat dan produksi yang efisien, maka penyusunan ranssum perlu diperhatikan utamanya mengenai kandungan energi dan protein serta keseimbangannya.
12.  Ayam dapat berubah menjadi stress apabila kandangnya dipindahkan, terjadi perubahan cuaca, pemberian ransum yang tidak pada jamnya dan terkena penyakit. Dalam memberikan ransum harus diatur jamnya supaya ayam tidak kaget dan tidak mengalami stress. Sesuai dengan pernyataan Fijana (2012) Pemberian ransum yang lebih banyak pada siang hari ini merupakan pemberian ransum yang kurang efisien karena unggas akan mengalami stres akibat suhu yang tinggi di siang hari dan stres tambahan karena panas metabolisme didalam tubuhnya setelah mengkonsumsi ransum yang diberikan.  Pemberian ransum pada jam-jam awal dan akhir dari hari terang akan membantu mengurangi kematian pada ayam broiler.
13.  Banyak sekali fungsi atau kegunaan dari limbah ternak ayam, salah satunya adalah sebagai pakan ternak lele dan sebagai pertanian. Lahan pertanian yang diberi limbah ternak ayam umumnya lebih subur dibanding dengan yang tidak diberikan.
14.  Ukuran kandang yang baik pada ternak ayam broiler yaitu setiap 1m2 ditempati 8 ekor ayam, boleh juga lebih dari 8 misalnya 10 ayam asalkan cuaca mendukung. Kandang yang baik umumnya bersuhu variatif ketika ayam masih kecil suhunnya 32’C setelah ayam menjadi besar suhunnya lebih dikecilkan agar lebih dingin.
15.  Ciri dari ayam yang terkena penyakit yaitu nafsu makan ayam menurun (ayam drop) bahkan ada yang tidak makan sama sekali, kepalannya memutar kebelakang, kaki menonjol kearah depan atau belakang, wajahnya mengalami bintil-bintil.


c.       Gambar pengamatan
Foto pengamatan
Keterangan
Bapak Humaidi menjelaskan materi mengenai ternak ayam broiler dan ayam petelur
Kondisi di dalam kandang ayam petelur
Kondisi didalam kandang ayam broiler
Kondisi kandang ayam broiler dari luar
Description: https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/hphotos-xpa1/v/t34.0-12/13090176_1078831525508733_1430086450_n.jpg?oh=257c064e89f9d081cdbe184fbd8bec1c&oe=571F9D80
Kandang ayam broile yang terkena virusr
 Description: https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t34.0-12/13046219_1078831498842069_544225967_n.jpg?oh=fd85023b1fe580095d09f17ab0f4db1d&oe=571F934A
Konsentrat, pakan, vaksin dan vitamin ayam petelur dan ayam broiler

D.    KESIMPULAN
Kesimpulan dilakukannya Kuliah Kerja Lapang (KKL) ini adalah sebagai berikut:
1.      Hormon pertumbuhan merupakan hormon yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis anterior. Mekanisme kerja hormon pertumbuhan ini yakni dengan memecah lemak sebagai sumber energi dan meningkatkan sintesis protein di semua sel tubuh, terutama sel otot. GH menstimulasi pertumbuhan kartilago dan aktivitas osteoblas, sel penghasil tulang di tubuh. Fungsi dari hormon pertumbuhan adalah untuk pertumbuhan tulang longitudinal dan untuk remodeling tulang yang terus-menerus berlangsung seumur hidup.
2.      Penggunaan hormon pertumbuhan pada ayam ternak ini ssangat jarang digunakan, karena akan mempengaruhi kondisi ayam jika terkena penyakit maka ayam akan sulit diobati. Selain itu bobot ayam juga dapat mengalami penurunan jika pemberian hormon tidak diberikan secara terus menerus.
3.      Cara memelihara ayam ternak jika ditinjau dari pemberian makanan, pada ayam pedaging menggunakan makanan dari pabrik, sedangkan pada ayam petelur makanannya buatan sendiri yakni dengan menambah konsentrat. Untuk pemberian vaksin terdapat 4 jenis yaitu vaksin MD, Bunggu A, MD ulangan, dan Bunggu B. Sedangkan untuk sanitasi yag diberikan pada ayam pedaging dan petelur umumnya menggunakan ransum, vitamin, dan beberapa protein yang dibeli dari pabrik.
DAFTAR PUSTAKA
Andriyanto.dkk. 2015. Performa dan Kecernaan Pakan Ayam Broiler yang diberi Hormon
Testosteron dengan Dosis Bertingkat. ACTA VETERINARIA INDONESIANA.
Volume 3, nomor 1.
Bahri, syamsul.dkk. 2005. PROSES PRAPRODUKSI SEBAGAI FAKTOR PENTING
DALAM MENGHASILKAN PRODUK TERNAK YANG AMAN UNTUK
MANUSIA. Jurnal litbang pertanian. 24(1).
Campbell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III. Jakarta: Erlangga
Fijana, M.F.dkk. 2012. PENGARUH PROPORSI PEMBERIAN PAKAN PADA SIANG
MALAM HARI DAN PENCAHAYAAN PADA MALAM HARI TERHADAP
PRODUKSI KARKAS AYAM BROILER. Animal Agriculture  Journal. Vol. 1. No. 1
Guyton A.C. and J.E. Hall 2007 Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. Jakarta: EGC.
Zulfanita.dkk. 2011. Pembatasan Ransum Berpengaruh Terhadap Pertambahan Bobot Badan
Ayam Broiler Pada Periode Pertumbuhan. Jurnal Mediagro. 7: 59-67.

1 komentar: