MAKALAH STUDI AL-QUR’AN
IJAZ AL-QUR’AN
Dosen
Pengampu:
Anita Suifa, M.PdI
Disusun
Oleh:
Dian Eka Pratiwi (13620046)
Anis Nur Laily (13620047)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
IJAZ AL-QUR’AN
1.
Definisi Ijaz
Dari segi bahasa kata I’jaz berasal dari kata a’jaz-yujizu-I’jaz
yang berarti melemahkan atau memperlemah, juga dapat berarti menetapkan
kelemahan atau memperlemah. Secara umum I’jaz adalah ketidakmampuan seseorang
melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidak berdayaan. Oleh karena itu
apabila kemukjizatan itu telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mukjizat.
Sedang yang dimaksud dengan Ijaz secara terminology ilmu Al-Qur’an adalah
sebagaimana yang dikemukakan oleh beberpa ahli sebagai berikut :
a. Menurut
Manna Khalil Al Qaththan
I’jaz adalah menampakkan kebenaran Nabi SAW dalam pengakuaan
orang lain sebagai rasul utusan Allah SWT dengan menampakan kelemahan
orang-orang Arab untuk menandinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu
Al-Qur’an dan kelemahan-kelemahan generasi sesudah mereka.
b. Sedangkan
menurut Ali al Shabuniy
I’jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara
kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya, maka
mukjizat merupakan bukti yang datangnya dari Allah swt yang diberikan kepada
hamba-Nya untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabianya.
Ditampilkan I’jaz atau mukjizat itu bukanlah semata-mata
bertujuan untuk menampakkan kelemahan manusia untuk menandinginya tetapi untuk
menyakinkan mereka bahwa Muhammad SAW adalah benar-benar utusan Allah Al-Qur’an
dan itu benar-benar diturunkan disisi Allah swt. Kepada Muhammad yang mana
Al-Qur’an itu sama sekali bukanlah perkataan manusia atau perkataan lainnya.
2.
Macam-macam
Mukjizat
Mu’jizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal.
Maksudnya mukjizat jenis ini hanya berlaku pada Nabi selain Nabi Muhammad
Saw dan juga mukjizat
ini hanya berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat tersebut diturunkan.
Oleh karena itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal.. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat
membelah lautan, mukjizat nabi Daud AS dapat melunakkan besi, mukjizat nabi Isa AS dapat menghidupkan orang mati, mukjizat nabi Ibrahim
AS tidak hangus oleh api saat dibakar dan mukjizat-mukjizat nabi lainya.
Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat tersebut adalah
al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur, karena Muhammad (sebagai penerima
mukjizat ini) nabi terakhir, sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi
dan berlaku sampai dunia ini hancur. Secara lebih gamblang, Syahrur membedakan
mukjizat Nabi muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama, aspek rasionalitas
kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab’ul al-matsani mendahului
pengetahuan inderawi, yaitu dalam bentuk mutasyabih. Setiap jaman
berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran masuk ke dalam wilayah pengetahuan
inderawi, yang disebut sebagai takwil langsung, yaitu kesesuaian antara teks
pengetahuan terhadap hal inderawi. Kedua, al-Quran memuat hakekat wujud mutlak
yang dapat dipahami secara relatif, sesuai dengan latar belakang pengetahuan,
pada masa yang di dalamnya usaha pemahaman al-Quran dilakukan. Ketiga,
Kemukjizatan al-Quran bukan hanya bentuk redaksinya saja, tapi juga
kandungannya.
3.
Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Adapun
aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Ø Aspek Kebahasaan
Kendatipun Al
Qur’an, hadis qudsi dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut Nabi tetapi uslub
atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Al Qur’an muncul dengan uslub yang
begitu indah. Uslub bahasa Al Qura’an jauh lebih tinggi kualitasnya bila di
bandingkan dengan lainnya.
Kemukjizatan
al- quran dari segi bahasanya bisa kita lihat dari tiga hal yaitu:
a.
Nada dan langgamnya
Ayat- ayat al-qur’an bukanlah syair
atau puisi tetapi kalau kita dengar akan nampak keunikan dalam irama dan
ritmenya. Hal ini disebabkan oleh huruf dari kata-kata yang
dipilih melahirkan keserasian bunyi dan kemudian kumpulan kata-kata itu
melahirkan pula. keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat- ayatnya.
b. Singkat
dan padat
Dalam
al-qur’an banyak kita jumpai ayat- ayat nya singkat tetapi padat artinya ,
sehingga menyababkan berbagai macam pemahaman dari setiap mereka yang
membacanya .
c. Memuaskan
para pemikir kebanyakan orang
Bagi
orang awam, ayat Al-Qur an mungkin terasa biasa, tetapi bagi para
filosof dengan ayat yang sama akan melahirkan pemahaman yang luar
biasa
Ø Hukum illahi yang sempurna
Al Qur’an menggunakan dua cara
tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum:
a. Secara
global
Persoalan
ibadah umumya diterangkan secara global, sedangkan perinciannya diserahkan
kepada para ulama melalui ijtihad.
b. Secara
terperinci
Hukum
yang berkaitan dengan utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram,
memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
Ø Gaya bahasa
Gaya bahasa Al
Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al Qur’an
secara tegas menentang semua sastrawan para orator Arab untuk menandingi
ketinggian Al Qur’an baik bahasa maupun susunannya. Setiap kali mereka mencoba
menandingi, mereka mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mencapat
cemoohan dari masyarakat.
Ø Berita tentang
hal-hal yang ghaib
Sebagian ulama
mengatakan bahwa mukjizat Al Qur’an itu adalah berita-berita ghaib.
Ø Isyarat-isyarat ilmiah
Banyak
sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al Qur’an misalnya:
·
Cahaya matahari bersumber dari
dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan sebagaimana yang dijelaskan firman
Allah berikut:
“Dia-lah
yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya
munzilah-munzilah (tempat-tempat) bagi perjalan bulan itu, supaya kamu
mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang
demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya)
kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus (10): 5).
·
Kurangnya
oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas, hal ini diisyaratkan oleh
firman Allah berikut:
“Barang siapa yang
Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan
dadanya untuk (memeluk agama Islam) dan barang siapa yang dikehendaki Allah
kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah
ia sedang mendekati langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
;orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-An’am (6): 25)
Ø Ketelitian
redaksinya
Keseimbangan jumlah kata yang ada dalam
al-Qur’an dengan antonimnya, misalnya:
·
Al-hayah (hidup) dan al-maut (mati),masing-masing
sebanyak 145 kali
·
An-naf (manfaat) dan Al-madharah
(mudarat),masing-masing sebanyak 50 kali
·
Al-har (panas) al-bard (dingin)
masing-masing 4 kali
·
Ash-shalihat (kebajikan) dan
as-sayyiat (keburukan),masing-masing167 kali, dll.
4.
Kemukjizatan Al-Qur’an di Alam dan dalam
Saintekologi
ü Kemukjizatan
al-Qur’an di Alam
Al-Qur’an
memiliki fakta-fakta empiris yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini
sekaligus membuktikan Alquran bukanlah buatan Rasulullah Muhammad Sallallahu
'Alaihi wa Sallam melainkan pencipta-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagai satu contoh, lanjutnya, teori
Big Bang yang dijelaskan dalam al-Qur’an. Lalu ada posisi gunung yang menjaga
kestabilan bumi. Keindahan cerita lebah dan semut yang secara khusus dikisahkan
dalam al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Anbiya ayat 30:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang
padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala
sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”(al-Anbiya:30)
Bukti-bukti ilmiah
sains modern menunjukkan bahwa alam semesta pada mulanya adalah satu kesatuan yang padu. Kemudian
peristiwa alamiah terjadi dan mengakibatkan alam semesta terpisah. Proses
kelahiran alam semesta ternyata telah dimulai sejak sekitar 18 miliyar tahun
yang lalu, yaitu sebelum terjadinya ledakan
kosmis yang sangat dahsyat dari sebuah titik singularitas, ledakan itu
dikenal dengan peristiwa Big Bang
yang terjadi sekitar 13,7 Miliar tahun lalu.
Peristiwa Big Bang yang telah dikemukakan oleh Goerges Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930-an, dan Stephen Hawking pada tahun 1980-an
telah menjelaskan kejadian awal alam semesta. Teori Big Bang adalah toeri yang menjelaskan bahwa alam semesta
awalnya tersusun dari titik yang sangat rapat, padat, dan panas yang disebut
dengan titik singularitas, dari titik inilah ledakkan kosmis mahadahsyat (Big
Bang) itu terjadi. Setelah
terjadinya ledakkan yang sangat dahsyat itu, alam semesta mengalami pemekaran
dan menjadi dingin, kemudian muncul yang kita kenal sebagai galaksi, bintang,
planet dan sebagainya.
Sebelum
Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana
materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan
secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru
saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an
1.400 tahun lalu.
ü Kemukjizatan
al-Qur’an dalam Saintekologi
Al-Qur’an
yang merupakan mukjizat istimewa
yang dianugerahkan kepada nabi kita Muhammad
SAW. Melalui penelitian ilmiah, proses yang berkesinambungan dan
berbagai penemuan baru selalu memberikan kontribusi dan memperkaya pemahaman
mengenai aspek ilmiah Al-qur’an (telah diketahui bahwa setidaknya seperenam
ayat-ayat Al-Qur’an penuh dengan fakta-fakta ilmiah). Kita telah menyaksikan
bahwa pengetahuan yang telah dicapai sains modern sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an
1400 tahun sebelumnya. Penemuan ilmiah akan terus berlanjut hingga hari kiamat,
maka aspek-aspek ilmiah Al-Qur’an akan semakin banyak terungkap. Contohnya
adalah sebagai berikut:
1. Tiga tahapan bayi dalam Rahim
“Dia
menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang
ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga
kegelapan[1306]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah,
Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka
bagaimana kamu dapat dipalingkan?”(az-Zumar:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan
bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang
berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada
bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua
buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini
dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human
Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini
diuraikan sebagai berikut:
“Kehidupan
dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama,
embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan
sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984,
s. 64.)
2. Tanda pengenal manusia pada sidik jari
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun
(kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”(al-Qiyamah:4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna
sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya
sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki
serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu
identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di
seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik
jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik
jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam
al-Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik
perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting
sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.
DAFTAR PUSTAKA
Al
Qattan, Manna Khalil. 2004. Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (terjemahan dari
Mubahits fi Ulumul Qur’an).
Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa
Al-Jamal, Abdul Basith dan Daliya
Shiddiq Al-Jamal. 2003. Mausu'at
Al-Isyarat Al-Ilmiyah fi Al-Qur'an Al-Karim wa As-Sunnah An-Nabawiyah
(diterjemahkan oleh Ahrul Tsani Fathurahman, Lc dan Subhan Nur, Lc dengan judul
Ensiklopedi Ilmiah dalam Al-Qur'an dan Sunnah). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
Rahman, Anisur. 2009. The Glorious Koran and Modern Science: The
Greatest Surprise (diterjemakan oleh Supriyanto Abdullah dengan judul
Einstein aja Baca Qur’an 43 Keajaiban Ilmu Pengetahuan yang Terkandung dalam
Al-Qur’an). Yogyakarta: Balqist
Sudarmojo, Agus Haryo. 2009. Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur'an.
Bandung: Mizania
Usman.
2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras
Tidak ada komentar:
Posting Komentar