Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

IJAZ AL-QUR’AN



MAKALAH STUDI AL-QUR’AN
IJAZ AL-QUR’AN

Dosen Pengampu:
Anita Suifa, M.PdI

Disusun Oleh:
Dian Eka Pratiwi      (13620046)
Anis Nur Laily           (13620047)


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015

IJAZ AL-QUR’AN
1.      Definisi Ijaz
Dari segi bahasa kata I’jaz berasal dari kata a’jaz-yujizu-I’jaz yang berarti melemahkan atau memperlemah, juga dapat berarti menetapkan kelemahan atau memperlemah. Secara umum I’jaz adalah ketidakmampuan seseorang melakukan sesuatu yang merupakan lawan dari ketidak berdayaan. Oleh karena itu apabila kemukjizatan itu telah terbukti, maka nampaklah kemampuan mukjizat. Sedang yang dimaksud dengan Ijaz secara terminology ilmu Al-Qur’an adalah sebagaimana yang dikemukakan oleh beberpa ahli sebagai berikut :
a.       Menurut Manna Khalil Al Qaththan
I’jaz adalah menampakkan kebenaran Nabi SAW dalam pengakuaan orang lain sebagai rasul utusan Allah SWT dengan menampakan kelemahan orang-orang Arab untuk menandinginya atau menghadapi mukjizat yang abadi, yaitu Al-Qur’an dan kelemahan-kelemahan generasi sesudah mereka.
b.      Sedangkan menurut Ali al Shabuniy
I’jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik secara kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang serupa dengannya, maka mukjizat merupakan bukti yang datangnya dari Allah swt yang diberikan kepada hamba-Nya untuk memperkuat kebenaran misi kerasulan dan kenabianya.
Ditampilkan I’jaz atau mukjizat itu bukanlah semata-mata bertujuan untuk menampakkan kelemahan manusia untuk menandinginya tetapi untuk menyakinkan mereka bahwa Muhammad SAW adalah benar-benar utusan Allah Al-Qur’an dan itu benar-benar diturunkan disisi Allah swt. Kepada Muhammad yang mana Al-Qur’an itu sama sekali bukanlah perkataan manusia atau perkataan lainnya.
2.      Macam-macam Mukjizat
*      Mu’jizat Material Indrawi
Artinya Mukjizat yang tidak kekal. Maksudnya mukjizat jenis ini hanya berlaku pada  Nabi selain Nabi Muhammad Saw dan juga mukjizat ini hanya berlaku untuk jaman tertentu, kapan mukjizat tersebut diturunkan. Oleh karena itu wajar kalau sifat mukjizat tersebut tidak kekal.. Secara umum dapat diambil contoh adalah mukjizat nabi Musa AS dapat membelah lautan, mukjizat nabi Daud AS dapat melunakkan besi, mukjizat nabi Isa AS dapat menghidupkan orang mati, mukjizat nabi Ibrahim AS tidak hangus oleh api saat dibakar dan mukjizat-mukjizat nabi  lainya.
*      Mukjizat Immaterial
Artinya Mukjizat ini bersifat kekal dan berlaku sepanjang jaman. Mukjizat tersebut adalah al-Quran al-Karim. Hal ini, menurut Syahrur, karena Muhammad (sebagai penerima mukjizat ini) nabi terakhir, sehingga mukjizatnya harus memiliki sifat abadi dan berlaku sampai dunia ini hancur. Secara lebih gamblang, Syahrur membedakan mukjizat Nabi muhammad dengan nabi-nabi sebelumnya. Pertama, aspek rasionalitas kenabian Muhammad yang berupa al-Quran dan al-sab’ul al-matsani mendahului pengetahuan inderawi, yaitu dalam bentuk mutasyabih. Setiap jaman berubah, konsepsi-konsepsi al-Quran masuk ke dalam wilayah pengetahuan inderawi, yang disebut sebagai takwil langsung, yaitu kesesuaian antara teks pengetahuan terhadap hal inderawi. Kedua, al-Quran memuat hakekat wujud mutlak yang dapat dipahami secara relatif, sesuai dengan latar belakang pengetahuan, pada masa yang di dalamnya usaha pemahaman al-Quran dilakukan. Ketiga, Kemukjizatan al-Quran bukan hanya bentuk redaksinya saja, tapi juga kandungannya.
3.      Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an
Adapun aspek-aspek kemukjizatan Al-Qur’an adalah sebagai berikut:
Ø  Aspek Kebahasaan
Kendatipun Al Qur’an, hadis qudsi dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut Nabi tetapi uslub atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Al Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah. Uslub bahasa Al Qura’an jauh lebih tinggi kualitasnya bila di bandingkan dengan lainnya.
Kemukjizatan al- quran dari segi bahasanya bisa kita lihat dari tiga hal yaitu:
a.       Nada dan langgamnya
Ayat- ayat al-qur’an bukanlah syair atau puisi tetapi kalau kita dengar akan nampak keunikan dalam irama dan ritmenya. Hal ini disebabkan oleh huruf dari kata-kata yang dipilih melahirkan keserasian bunyi dan kemudian kumpulan kata-kata itu melahirkan pula. keserasian irama dalam rangkaian kalimat ayat- ayatnya.
b.      Singkat dan padat
      Dalam al-qur’an banyak kita jumpai ayat- ayat nya singkat tetapi padat artinya , sehingga menyababkan berbagai macam pemahaman dari setiap mereka yang membacanya .
c.       Memuaskan para pemikir kebanyakan orang
      Bagi orang awam, ayat Al-Qur an mungkin terasa biasa, tetapi bagi para filosof dengan ayat yang sama akan melahirkan pemahaman yang luar biasa
Ø  Hukum illahi yang sempurna
Al Qur’an menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum:
a.       Secara global
Persoalan ibadah umumya diterangkan secara global, sedangkan perinciannya diserahkan kepada para ulama melalui ijtihad.
b.      Secara terperinci
Hukum yang berkaitan dengan utang-piutang, makanan yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
Ø  Gaya bahasa
Gaya bahasa Al Qur’an membuat orang Arab pada saat itu merasa kagum dan terpesona. Al Qur’an secara tegas menentang semua sastrawan para orator Arab untuk menandingi ketinggian Al Qur’an baik bahasa maupun susunannya. Setiap kali mereka mencoba menandingi, mereka mengalami kesulitan dan kegagalan dan bahkan mencapat cemoohan dari masyarakat.
Ø  Berita tentang hal-hal yang ghaib
Sebagian ulama mengatakan bahwa mukjizat Al Qur’an itu adalah berita-berita ghaib.
Ø  Isyarat-isyarat ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang ditemukan dalam Al Qur’an misalnya:
·        Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan sebagaimana yang dijelaskan firman Allah berikut:
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya munzilah-munzilah (tempat-tempat) bagi perjalan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” (Q.S. Yunus (10): 5).
·         Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas, hal ini diisyaratkan oleh firman Allah berikut:
“Barang siapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama Islam) dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendekati langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada ;orang-orang yang beriman. (Q.S. Al-An’am (6): 25)
Ø  Ketelitian redaksinya
Keseimbangan jumlah kata yang ada dalam al-Qur’an dengan antonimnya, misalnya:
·         Al-hayah (hidup) dan al-maut (mati),masing-masing sebanyak 145 kali
·         An-naf (manfaat) dan Al-madharah (mudarat),masing-masing sebanyak 50 kali
·         Al-har (panas) al-bard (dingin) masing-masing 4 kali
·         Ash-shalihat (kebajikan) dan as-sayyiat (keburukan),masing-masing167 kali, dll.
4.      Kemukjizatan Al-Qur’an di Alam dan dalam Saintekologi
ü  Kemukjizatan al-Qur’an di Alam
Al-Qur’an memiliki fakta-fakta empiris yang bisa dibuktikan secara ilmiah. Hal ini sekaligus membuktikan Alquran bukanlah buatan Rasulullah Muhammad Sallallahu 'Alaihi wa Sallam melainkan pencipta-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebagai satu contoh, lanjutnya, teori Big Bang yang dijelaskan dalam al-Qur’an. Lalu ada posisi gunung yang menjaga kestabilan bumi. Keindahan cerita lebah dan semut yang secara khusus dikisahkan dalam al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah dalam surah al-Anbiya ayat 30:
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian kami pisahkan antara keduanya. dan dari air kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”(al-Anbiya:30)
Bukti-bukti ilmiah sains modern menunjukkan bahwa alam semesta pada mulanya adalah satu kesatuan yang padu. Kemudian peristiwa alamiah terjadi dan mengakibatkan alam semesta terpisah. Proses kelahiran alam semesta ternyata telah dimulai sejak sekitar 18 miliyar tahun yang lalu, yaitu sebelum terjadinya ledakan kosmis yang sangat dahsyat dari sebuah titik singularitas, ledakan itu dikenal dengan peristiwa Big Bang yang terjadi sekitar 13,7 Miliar tahun lalu.
Peristiwa Big Bang yang telah dikemukakan oleh Goerges Lemaitre, George Gamow pada tahun 1930-an, dan Stephen Hawking pada tahun 1980-an telah menjelaskan kejadian awal alam semesta. Teori Big Bang adalah toeri yang menjelaskan bahwa alam semesta awalnya tersusun dari titik yang sangat rapat, padat, dan panas yang disebut dengan titik singularitas, dari titik inilah ledakkan kosmis mahadahsyat (Big Bang) itu terjadi. Setelah terjadinya ledakkan yang sangat dahsyat itu, alam semesta mengalami pemekaran dan menjadi dingin, kemudian muncul yang kita kenal sebagai galaksi, bintang, planet dan sebagainya.
Sebelum Big Bang, tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan, di mana materi, energi, bahkan waktu belumlah ada, dan yang hanya mampu diartikan secara metafisik, terciptalah materi, energi, dan waktu. Fakta ini, yang baru saja ditemukan ahli fisika modern, diberitakan kepada kita dalam Al Qur'an 1.400 tahun lalu.
ü  Kemukjizatan al-Qur’an dalam Saintekologi
Al-Qur’an yang merupakan mukjizat istimewa yang dianugerahkan kepada nabi kita Muhammad SAW. Melalui penelitian ilmiah, proses yang berkesinambungan dan berbagai penemuan baru selalu memberikan kontribusi dan memperkaya pemahaman mengenai aspek ilmiah Al-qur’an (telah diketahui bahwa setidaknya seperenam ayat-ayat Al-Qur’an penuh dengan fakta-fakta ilmiah). Kita telah menyaksikan bahwa pengetahuan yang telah dicapai sains modern sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an 1400 tahun sebelumnya. Penemuan ilmiah akan terus berlanjut hingga hari kiamat, maka aspek-aspek ilmiah Al-Qur’an akan semakin banyak terungkap. Contohnya adalah sebagai berikut:
1.      Tiga tahapan bayi dalam Rahim
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[1306]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”(az-Zumar:6)
Sebagaimana yang akan dipahami, dalam ayat ini ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh, biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda dalam rahim ibu. Sekarang, di semua buku pelajaran embriologi yang dipakai di berbagai fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku Basic Human Embryology, sebuah buku referensi utama dalam bidang embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut:
“Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan: pre-embrionik; dua setengah minggu pertama, embrionik; sampai akhir minggu ke delapan, dan janin; dari minggu ke delapan sampai kelahiran." (Williams P., Basic Human Embryology, 3. edition, 1984, s. 64.)
2.      Tanda pengenal manusia pada sidik jari
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna.”(al-Qiyamah:4)
Penekanan pada sidik jari memiliki makna sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini memiliki serangkaian sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain.
Itulah mengapa sidik jari dipakai sebagai kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia. Akan tetapi, yang penting adalah bahwa keunikan sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke-19. Sebelumnya, orang menghargai sidik jari sebagai lengkungan-lengkungan biasa tanpa makna khusus. Namun dalam al-Qur'an, Allah merujuk kepada sidik jari, yang sedikitpun tak menarik perhatian orang waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita pada arti penting sidik jari, yang baru mampu dipahami di zaman sekarang.


DAFTAR PUSTAKA
Al Qattan, Manna Khalil. 2004. Study Ilmu-ilmu Al Qur’an (terjemahan dari Mubahits fi Ulumul Qur’an). Jakarta: Pustaka Litera Antar Nusa
Al-Jamal, Abdul Basith dan Daliya Shiddiq Al-Jamal. 2003. Mausu'at Al-Isyarat Al-Ilmiyah fi Al-Qur'an Al-Karim wa As-Sunnah An-Nabawiyah (diterjemahkan oleh Ahrul Tsani Fathurahman, Lc dan Subhan Nur, Lc dengan judul Ensiklopedi Ilmiah dalam Al-Qur'an dan Sunnah). Jakarta:  Pustaka Al-Kautsar
Rahman, Anisur. 2009. The Glorious Koran and Modern Science: The Greatest Surprise (diterjemakan oleh Supriyanto Abdullah dengan judul Einstein aja Baca Qur’an 43 Keajaiban Ilmu Pengetahuan yang Terkandung dalam Al-Qur’an). Yogyakarta: Balqist
Sudarmojo, Agus Haryo. 2009. Menyibak Rahasia Sains Bumi dalam Al-Qur'an. Bandung: Mizania
Usman. 2009. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras

Tidak ada komentar:

Posting Komentar