Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN TERHADAP HEWAN



MAKALAH EKOLOGI HEWAN
“DAMPAK PERUBAHAN LINGKUNGAN
TERHADAP HEWAN”

Dosen Pengampu:
Dwi Suheriyanto, S.Si , M.P

Disusun Oleh:
                                                            Anis Nur Laily           (13620047)


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah Ekologi Tumbuhan dengan tema “Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Hewan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya.
Ucapan terima kasih terlantun dari lisan dan hati penulis pada pihak-pihak terkait yang  telah membantu secara tidak langsung mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini. Kepada Bapak Dwi Suheriyanto, M.P yang telah memberikan materi kepada penulis, dan mempercayai penulis untuk mengkaji lebih dalam pada materi Ekologi Hewan. Tak lupa kepada teman-teman yang telah rela membantu menyelesaikan makalah ini, baik dengan tenaga maupun fikiran.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karenanya, kami menerima masukan, saran serta usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Malang, 02 April 2016 



Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................. ..iii

BAB I PENDAHULUAN
   1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
 1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................. 2
   1.3 Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Lingkung
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
            Lingkungan adalah kesatuan ruang yang meliputi seluruh benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik (tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan, termasuk manusia). Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat bertahan hidup dan mempertahankan keberadaannya (eksistensi). Untuk mempertahankan kelangsungan hidup organisme, diperlukan adanya hubungan timbal balik (interaksi) antara kelompok-kelompok organisme dengan lingkungan hidupnya Kondisi lingkungan yang alami dengan segala keragaman interaksinya dapat menjaga keseimbangan alam.
Lingkungan bagi Hewan adalah semua faktor biotic dan abiotik yang ada di sekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu lingkungan yang menyediakan kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang membahayakan. Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan lingkungan kebanyakan disebabkan oleh manusia yang sudah dijelaskan Allah dalam surat Ar-Rum:

Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41)
Perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya lingkungan ini beresiko terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya hewan.Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui dampak perubahan lingkungan terhadap hewan.

1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan ?
2.      Bagaimana dampak perubahan lingkungan terhadap hewan ?
3.      Bagaimana mengatasi dampak perubahan lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan ?
2.      Untuk mengetahui dampak perubahan lingkungan terhadap hewan ?
3.      Untuk mengetahui upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Faktor-faktor Penyebab Perubahan Lingkungan
      Perubahan lingkungan dapat terjadi secara alami maupun disebabkan oleh kegiatan manusia.
1.    Perubahan Lingkungan Secara Alami
      Faktor alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan abiotik meliputi bencana alam, contohnya gempa bumi, letusan gunung berapi, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami. Bencana alam tesebut dapat mengubah lahan pertanian menjadi danau, kawasan yang telah tertata menjadi porak-poranda, dan menyebabkan terputusnya rantai makanan akibat menurunnya populasi suatu jenis makhluk hidup yang menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2.    Perubahan Lingkungan yang disebabkan oleh Kegiatan Manusia
            Dibanding komponen biotik lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem. Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan sesuai dengan yang diinginkan tanpa memedulikan bahwa ulah manusia tersebut dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
      Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan :
a)      Penebangan dan Pembakaran Hutan
b)      Penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
c)      Eksploitasi sumber daya laut
d)     Perpindahan penduduk
e)      Penggunaan kendaraan bermotor
f)       Perburuan liar
g)      Perusakan terumbu karang
2.2 Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Hewan
1. Perubahan Lingkungan Secara Alami
a.    Gunung Meletus
Gunung meletus adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari perut bumi yang didorong oleh gas bertekanan tinggi yang terjadi pada gunung-gunung berapi. Hasil letusan gunung berapi antara lain lava, lahar, gas vulkanik, hujan abu, dan awan panas yang dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Bentuk perubahan lingkungan yang dapat diakibatkan oleh meletusnya gunung berapi antara lain :
·      Material padat yang dilemparkan oleh gunung api berupa batuan, kerikil, dan pasir yang dapat merusak habitat dari hewan-hewan yang tinggal di dekat wilayah gunung meletus tersebut.
·      Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan gunung berapi menyebabkan gangguan pernafasan pada hewan, mempengaruhi intensitas cahaya matahari sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan subur atau mati sehingga hewan herbivora kekurangan makanan.
·      Awan panas dengan berbagai material yang dibawanya, bergerak dalam kecepatan tinggi dan suhu yang mencapai ratusan derajat dapat menghanguskan wilayah yang diterjangnya dan mengakibatkan kematian pada hewan
·      Gas yang mengandung racun dapat mengancam keselamatan hewan.
b.    Gempa Bumi
       Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga dari dalam secara tiba-tiba. Gempa bumi  mengakibatkan perubahan lingkungan berupa perubahan struktur tanah dan bebatuan sehingga mengakibatkan hewan di dalam tanah terganggu. Serta gempa bumi menyebabkan runtuhnya bangunan atau pohon sehingga dapat menimpa hewan yang berada di sekitar pohon tersebut bahkan sampai mati.
c.    Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi yang diakibatkan oleh pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan air pada kaki lereng yang curam, melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah akibat saturasi yang diakibatkan hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung meletus, maupun mesin dan lalu lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya pepohonan pada tebing-tebing curam.Tanah longsor mengakibatkan matinya hewan yang tertimbun oleh tanah, dan rusaknya habitat hewan tersebut.
d.    Banjir
Banjir adalah peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir mengakibatkan hewan-hewan darat terendam oleh air. Apabila hewan tersebut tidak mampu untuk bertahan, maka hewan itu akan mati. Habitat hewan darat dirusak juga oleh banjir.
e.    Badai dan Angin Topan
Badai, angin topan, angin puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah bencana alam yang disebabkan oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang dipicu perbedaan tekanan udara. Bencana ini mengakibatkan perubahan lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya) bangunan dan pepohonan, rusaknya habitat hewan. Hewan yang terbawa badai atau angin topan akan mati karena terbentur dengan benda-benda lain.
f.      Kekeringan
Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada suatu lokasi yang berlangsung berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim kemarau. Kekeringan dapat menimbulkan menipisnya air sehingga hewan-hewan sulit untuk mendapatkan air untuk minum. Kekeringan juga menyebabkan tumbuhan mati sehingga hewan herbivora sulit untuk mencari makanan dan bertahan hidup.
2. Perubahan Lingkungan yang disebabkan oleh Kegiatan Manusia
a. Penebangan dan Pembakaran Hutan
Manusia melakukan penebangan secara liar dengan cara mengambil kayu dari hutan sebagai bahan dalam membuat perlengkapan rumah tangga. Seiring dengan pertumbuhan penduduk,, sehingga bertambah pula kebutuhan lahan. Lahan digunakan untuk perumahan, pertanian, dan industri. Akibatnya, manusia membuka lahan hutan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Akan tetapi, cara pembukaan lahan ini sering menimbulkan masalah. Manusia membuka lahan hutan dengan cara membakar hutan. Tindakan ini dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kegiatan tersebut tentu saja membuat hutan menjadi gundul. Beberapa hewan yang masih hidup kehilangan tempat tinggal. Mereka pun harus mengungsi untuk mendapatkan tempat tinggal baru yang menuntut mereka untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Hewan yang tidak mampu beradaptasi pun akan mati. Selain itu, hutan yang gundul tidak mampu menahan dan menyimpan air sehingga daerah menjadi tandus, bahkan rawan bencana alam seperti tanah longsor dan banjir. Keseimbangan ekosistem pun terganggu.
b. Penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
Manusia menggunakan bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, pertanian, maupun industri. Salah satunya adalah penggunaan detergen sebaga bahan pembersih. Bahan ini menghasilkan busa yang dapat mencemari lingkungan. Apalagi jika busa tersebut dialirkan ke perairan. Busa detergen akan menutupi permukaan perairan sehingga sinar matahari tidak dapat menembus perairan. Proses fotosintesis tumbuhan air menjadi terganggu. Akibatnya tumbuhan kekurangan makanan dan akhirnya mati. Matinya tumbuhan air akan menyebabkan persediaan oksigen menjadi berkurang sehingga hewan air yang kekurangan oksigen ikut mati.Contoh lainnya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan untuk memberantas hama tanaman yang dapat membunuh hewan lain yang lebih menguntungkan. Keadaan-keadaan tersebut dapat memengaruhi keseimbangan ekosistem.
c. Eksploitasi sumber daya laut
Dilakukannya eksploitasi sumber daya alam secara intensif terkadang mengarah kepada over ekploitasi. Ketika pemanfaatan lebih besar dari pada ketersediaan maka akan terjadi pemanfaatan yang berlebihan. Salah satu sumber daya laut yang telah diekploitasi secara berlebihan adalah sumber daya perikanan. Meskipun secara keseluruhan sumber daya perikan laut baru dimanfaatkan sekitar 38 % dari total potensinya, namun di wilayah perairan yang padat penduduk dan padat industri menunjukkan bahwa beberapa stok sumber daya perikanan telah mengalami kondisi tangkap lebih (overfishing) dan jumlahnya semakin menurun.
Manusia mengambil sumber daya laut tanpa perhitungan, misalnya ketika menjaring ikan di laut. Tujuannya agar ikan-ikan yang masih kecil tidak ikut tertangkap sehingga dapat berkembang biak. Namun, banyak yang tidak mengindahkan aturan ini. Para pencari ikan sering menggunakan pukat harimau. Pukat harimau menggunakan jaring-jaring yang lubangnya sangat kecil dan dapat menjangkau daerah luas. Bahkan, ada juga yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Bahan peledak menyebabkan ikan-ikan, baik besar maupun kecil mati. Jika ikan kecil turut mati, jumlah ikan padda masa mendatang akan berkurang.
      Eksploitasi sumber daya laut ini dapat berupa juga kegiatan pengeboran minyak di laut. Kegiatan ini dapat menyebabkan pencemaran apabila terjadi kebocoran sehingga menyebabkan minyak mencemari laut. Sinar matahari yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis tanaman air akan terhalang oleh minyak yang menutupi permukaan. Sehingga jumlah oksigen berkurang dan hewan laut kesulitan bernapas. Hal ini akan mengganggu ekosistem laut dan mengakibatkan banyak hewan yang mati karena tidak mampu beradaptasi.
d. Perburuan liar
Sebagian manusia gemar melakukan perburuan liar terhadap hewan dengan tujuan tertentu. Gajah diburu untuk diambil gadingnya, harimau diambil kulitnya, ular diambil kulit dan minyaknya, serta badak diambil culanya. Perburuan tersebut dapat mengakibatkan kelangkaan hewan. Jika tidak dihentikan, perburuan liar dapat mengakibatkan kepunahan. Akibatnya, keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
e. Perusakan terumbu karang
Terumbu karang merupakan rumah bagi hewan-hewan laut. Warnanya yang indah membuat sebagian kalangan  mengambilnya untuk dijadikan hiasan. Pengambilan ini tentu mengancam keberadaan terumbu karang. Apalagi terumbu karang membutuhkan waktu yang sangat lama untuk dapat terbentuk kembali. Akibatnya, ikan-ikan kehilangan tempat tinggal. Ekosistem laut menjadi terganggu. Jika dibiarkan, lambat laun ikan-ikan akan punah.
f. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan membahayakan makhluk hidup. Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan mengakibatkan hewan yang hidup di air maupun di dalam tanah terganggu dan mati.
g.    Perubahan Ikliim
Beberapa dampak langsung perubahan iklim yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut:
a)      Spesies ranges (cakupan jenis)
Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur dan  curah hujan. Hal ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang rendah terhadap fluktuasi suhu.
b)      Perubahan fenologi
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran dalam siklus yang reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme, sebagai contoh migrasi burung terjadi lebih awal dan menyebabkan proses reproduksi terganggu karena telur tidak dapat dibuahi. Perubahan iklim juga dapat mengubah siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga akan terjadi wabah penyakit.
c)      Perubahan interaksi antar spesies
Dampak yang iklim perubahan akan berakibat pada interaksi antar spesies semakin kompleks (predation, kompetisi, penyerbukan dan penyakit). Hal itu membuat ekosistem tidak berfungsi secara ideal.
d)      Laju kepunahan
Kepunahan telah menjadi kenyataan sejak hidup itu sendiri muncul. Beberapa juta spesies yang ada sekarang ini merupakan spesies yang berhasil bertahan dari kurang lebih setengah milyar spesies yang diduga pernah ada. Kepunahan merupakan proses alami yang terjadi secara alami. Spesies telah berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Tetapi, sekarang spesies menjadi punah dengan laju  yang lebih tinggi daripada waktu sebelumnya dalam sejarah geologi, hampir keseluruhannya disebabkan oleh kegiatan manusia. Di masa yang lalu spesies yang punah akan digantikan oleh spesies baru yang berkembang dan mengisi celah atau ruang yang ditinggalkan.
Beberapa kelompok spesies yang lebih rentan terhadap kepunahan daripada yang lain. Kelompok spesies tersebut adalah :
1) Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar, misal harimau (Panthera tigris). Karnivora besar biasanya memerlukan teritorial yang luas untuk mendapatkan mangsa yang cukup. Oleh karena populasi manusia terus merambah areal hutan dan penyusutan habitat, maka jumlah karnivora yang dapat ditampung juga menurun.
2)  Spesies lokal endemik (spesies yang ditemukan hanya di suatu area geografis) dengan distribusi yang sangat terbatas, misalnya badak Jawa (Rhinoceros javanicus). Ini sangat rentan terhadap gangguan habitat lokal dan perkembangan manusia.
3)  Spesies dengan populasi kecil yang kronis. Bila populasi menjadi terlalu kecil, maka menemukan pasangan atau perkawinan (untuk bereproduksi) menjadi masalah yang serius, misalnya Panda.
4)  Spesies migratori adalah spesies yang memerlukan habitat yang cocok untuk mencari makan dan beristirahat pada lokasi yang terbentang luas sangat rentan terhadap kehilangan stasiun habitat peristirahatannya.
5) Spesies dengan siklus hidup yang sangat kompleks. Bila siklus hidup memerlukan beberapa elemen yang berbeda pada waktu yang sangat spesifik, maka spesies ini rentan bila ada gangguan pada salah satu elemen dalam siklus hidupnya. 
6)  Penyusutan Keragaman Sumber Daya Genetik
Ancaman terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya pengaruh pemanasan global. Beberapa varian dari tanaman dan hewan menjadi punah karena perubahan iklim. Kepunahan spesies tersebut menyebabkan sumberdaya genetic juga akan hilang. Ironisnya banyak sumberdaya genetic (plasma nutfah) belum diketahui apalagi dimanfaatkan, kita menghadapi kenyataan mereka telah hilang.

2.3    Cara Mengatasi Dampak Perubahan Lingkungan
Sebagian besar perubahan lingkungan dipengaruhi oleh campur tangan manusia. Oleh karena itu, upaya untuk mengatasi dampak perubahan lingkungan supaya hewan tidak punah adalah sebagai berikut :
1)   Melakukan perlindungan hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif
2)   melakukan reboisasi yang berfungsi sebagai penahan angin dan pengikat tanah
3)    mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan taman nasional, dan lain-lain.
4)   Menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
5)   Mengolah limbah sebelum dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
6)   Tidak membuang sampah sembarangan.
7)   Melakukan proses daur ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.
8)   Melindungi dan mengembangkan hewan dan tumbuhan, khususnya hewan dan tumbuhan yang langka. Perlindungan tersebut dapat melalui suka margasatwa, cagaralam, taman nasional, dll, serta membantu perkembangbiakan hewan dan tumbuhan melalui sebuah tempat penangkaran
9)   Melakukan konservasi tanah dan air
10)    Larangan internasional yang lebih keras dan usaha perlindungan untuk melindungi habitat alam dan mencegah pembunuhan dan perdagangan satwa liar.
11)    Larangan produksi dan penggunaan chlorofluorocarbon (CFC), yaitu senyawa yang dapat membuat ozon berlubang.


BAB III
PENUTUP
3.1    Kesimpulan
     Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Penyebab perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alami dan faktor manusia. Faktor alami seperti gunung meletus, banjir, longsor, gempa bumi, angin topan, dan kekeringan. Sedangkan faktor manusia seperti penebangan dan pembakaran hutan secara liar, penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan, eksploitasi sumber daya laut, perburuan liar, perusakan terumbu karang, pencemaran udara, dan perubahan iklim.
2.      Dampak perubahan lingkungan terhadap hewan baik karena faktor alami maupun faktor manusia adalah kepunahan hewan, migrasi, rusaknya habitat, dan kematian hewan. Hal tersebut akan mempengaruhi kesimbangan ekosistem.
3.      Upaya mengatasi dampak perubahan lingkungan yang banyak ditimbulkan oleh manusia adalah melakukan perlindungan hutan, melakukan reboisasi, menggunakan pestisida dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan, mengolah limbah, tidak membuang sampah sembarangan, melindungi hewan, dan lain sebagainya.


DAFTAR PUSTAKA

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita
Dhiaf. 2011. Hewan Dan Lingkungannya. http://dhiaf.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 02 April 2016
Kistinnah, Idun &  Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA. Jakarta: Buku Sekolah Elektronik
Mulyanto.H.R. 2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Primack, R. B, 1998, Biologi Kenservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Susanta.G. dan Sutjahjo.H. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Oleh Pemanasan Global. Jakarta: Penebar Swadaya.

an............................................................. 3
2.2 Dampak Perubahan Lingkungan Terhadap Hewan.......................................................... 4
2.3 Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Lingkungan........................................................ 10
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar