MAKALAH EKOLOGI HEWAN
“DAMPAK
PERUBAHAN LINGKUNGAN
TERHADAP
HEWAN”
Dosen
Pengampu:
Dwi
Suheriyanto, S.Si , M.P
Disusun
Oleh:
Anis Nur Laily (13620047)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN
TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI MULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2016
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan
kepada kami sehingga makalah Ekologi Tumbuhan dengan tema “Dampak Perubahan Lingkungan
Terhadap Hewan” ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung
di dalamnya.
Ucapan terima kasih terlantun dari lisan dan hati penulis pada pihak-pihak terkait yang telah membantu secara tidak langsung mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini. Kepada Bapak
Dwi Suheriyanto, M.P yang telah memberikan
materi kepada penulis, dan mempercayai penulis untuk mengkaji lebih dalam pada materi
Ekologi Hewan. Tak lupa kepada teman-teman yang telah rela membantu menyelesaikan makalah ini, baik dengan tenaga maupun fikiran.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karenanya, kami menerima masukan, saran serta usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini.
Akhir
kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Malang,
02 April
2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................. ..iii
BAB
I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang.................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan
Masalah............................................................................................................. 2
1.3
Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB
II PEMBAHASAN
2.1
Faktor-Faktor
Penyebab Perubahan Lingkung
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan adalah kesatuan ruang yang
meliputi seluruh benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya
manusia dan aktivitasnya. Komponen lingkungan hidup terdiri dari faktor abiotik
(tanah, air, udara, cuaca, suhu) dan faktor biotik (tumbuhan dan hewan,
termasuk manusia). Daya dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk
mendukung kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.
Makhluk hidup harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan agar dapat
bertahan hidup dan mempertahankan keberadaannya (eksistensi). Untuk
mempertahankan kelangsungan hidup organisme, diperlukan adanya hubungan timbal
balik (interaksi) antara kelompok-kelompok organisme dengan lingkungan hidupnya
Kondisi lingkungan yang alami dengan segala keragaman interaksinya dapat
menjaga keseimbangan alam.
Lingkungan bagi Hewan adalah semua faktor biotic
dan abiotik yang ada di sekitarnya dan dapat mempengaruhinya. Hewan hanya dapat
hidup, tumbuh dan berkembang biak dalam suatu lingkungan yang menyediakan
kondisi dan sumberdaya serta terhindar dari faktor-faktor yang membahayakan. Perubahan lingkungan mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan. Perubahan lingkungan kebanyakan disebabkan oleh
manusia yang sudah dijelaskan Allah dalam surat Ar-Rum:
Artinya : “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41)
Perubahan yang terjadi pada lingkungan menyebabkan
adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian dari komponen lingkungan
menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi karena campur
tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari perubahannya
lingkungan ini beresiko terhadap kelangsungan hidup makhluk hidup khususnya
hewan.Oleh karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui dampak perubahan
lingkungan terhadap hewan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan ?
2. Bagaimana dampak perubahan lingkungan terhadap hewan ?
3. Bagaimana mengatasi dampak perubahan lingkungan?
1.3 Tujuan
Tujuan yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab perubahan lingkungan ?
2. Untuk mengetahui dampak perubahan lingkungan terhadap hewan ?
3. Untuk mengetahui upaya mengatasi
dampak perubahan lingkungan?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Faktor-faktor
Penyebab Perubahan Lingkungan
Perubahan
lingkungan dapat terjadi secara alami maupun disebabkan oleh kegiatan manusia.
1. Perubahan Lingkungan Secara Alami
Faktor
alami yang menyebabkan perubahan keseimbangan komponen biotik dan
abiotik meliputi bencana alam, contohnya gempa bumi, letusan gunung
berapi, banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, badai, bahkan tsunami. Bencana
alam tesebut dapat mengubah lahan pertanian menjadi danau, kawasan yang telah
tertata menjadi porak-poranda, dan menyebabkan terputusnya rantai
makanan akibat menurunnya populasi suatu jenis makhluk hidup yang
menunjukkan bahwa keseimbangan lingkungan sudah terganggu.
2. Perubahan Lingkungan yang disebabkan oleh Kegiatan Manusia
Dibanding komponen biotik
lainnya, manusia merupakan komponen biotik yang mempunyai pengaruh
ekologi terkuat di biosfer bumi ini. Dengan kemampuannya untuk
mengembangkan ilmu dan teknologi, manusia mempunyai pengaruh yang sangat besar
baik pengaruh yang memusnahkan ekosistem maupun yang meningkatkan ekosistem.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya manusia mampu mengubah lingkungan
sesuai dengan yang diinginkan tanpa memedulikan bahwa ulah manusia
tersebut dapat mengganggu keseimbangan lingkungan.
Berikut
ini beberapa kegiatan manusia yang mengakibatkan perubahan lingkungan :
a) Penebangan dan Pembakaran Hutan
b) Penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
c) Eksploitasi sumber daya laut
d) Perpindahan penduduk
e) Penggunaan kendaraan bermotor
f) Perburuan liar
g) Perusakan terumbu karang
2.2 Dampak Perubahan
Lingkungan Terhadap Hewan
1. Perubahan Lingkungan
Secara Alami
a.
Gunung Meletus
Gunung meletus
adalah peristiwa keluarnya endapan magma dari perut bumi yang didorong oleh gas
bertekanan tinggi yang terjadi pada gunung-gunung berapi. Hasil
letusan gunung berapi antara lain lava, lahar, gas vulkanik, hujan abu, dan
awan panas yang dapat mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Bentuk perubahan
lingkungan yang dapat diakibatkan oleh meletusnya gunung berapi antara lain :
·
Material padat yang dilemparkan oleh gunung api
berupa batuan, kerikil, dan pasir yang dapat merusak habitat dari hewan-hewan
yang tinggal di dekat wilayah gunung meletus tersebut.
·
Hujan abu vulkanik yang menyertai letusan
gunung berapi menyebabkan gangguan pernafasan pada hewan, mempengaruhi
intensitas cahaya matahari sehingga tumbuhan tidak dapat tumbuh dengan subur
atau mati sehingga hewan herbivora kekurangan makanan.
·
Awan panas dengan berbagai material yang
dibawanya, bergerak dalam kecepatan tinggi dan suhu yang mencapai ratusan
derajat dapat menghanguskan wilayah yang diterjangnya dan mengakibatkan
kematian pada hewan
·
Gas yang mengandung racun dapat mengancam
keselamatan hewan.
b. Gempa Bumi
Gempa bumi adalah peristiwa alam berupa
getaran atau gerakan bergelombang pada kulit bumi yang ditimbulkan oleh tenaga
dari dalam secara tiba-tiba. Gempa bumi mengakibatkan perubahan
lingkungan berupa perubahan struktur tanah dan bebatuan sehingga mengakibatkan
hewan di dalam tanah terganggu. Serta gempa bumi menyebabkan runtuhnya bangunan
atau pohon sehingga dapat menimpa hewan yang berada di sekitar pohon tersebut
bahkan sampai mati.
c. Tanah Longsor
Tanah longsor adalah peristiwa geologi
yang diakibatkan oleh pergerakan masa batuan atau tanah dengan berbagai tipe
dan jenis seperti jatuhnya bebatuan atau gumpalan besar tanah. Tanah longsor
dapat diakibatkan oleh erosi karena gerusan air pada kaki lereng yang curam,
melemahnya lereng dari bebatuan dan tanah akibat saturasi yang diakibatkan
hujan lebat, getaran dari gempa bumi, gunung meletus, maupun mesin dan lalu
lintas kendaraan, serta dipicu oleh minimnya pepohonan pada tebing-tebing
curam.Tanah longsor mengakibatkan matinya hewan yang tertimbun oleh tanah, dan
rusaknya habitat hewan tersebut.
d.
Banjir
Banjir adalah
peristiwa terendamnya daratan oleh air yang berlebihan. Banjir mengakibatkan
hewan-hewan darat terendam oleh air. Apabila hewan tersebut tidak mampu untuk
bertahan, maka hewan itu akan mati. Habitat hewan darat dirusak juga oleh
banjir.
e.
Badai
dan Angin Topan
Badai, angin topan, angin
puting beliung, angin ribut, dan sejenisnya adalah bencana alam yang disebabkan
oleh pergerakan udara yang sangat kencang yang dipicu perbedaan tekanan udara.
Bencana ini mengakibatkan perubahan lingkungan diantaranya robohnya (rusaknya)
bangunan dan pepohonan, rusaknya habitat hewan. Hewan yang terbawa badai atau angin
topan akan mati karena terbentur dengan benda-benda lain.
f.
Kekeringan
Kekeringan adalah kurangnya pasokan air pada
suatu lokasi yang berlangsung berkepanjangan dan umumnya terjadi pada musim
kemarau. Kekeringan dapat menimbulkan menipisnya air sehingga hewan-hewan sulit
untuk mendapatkan air untuk minum. Kekeringan juga menyebabkan tumbuhan mati
sehingga hewan herbivora sulit untuk mencari makanan dan bertahan hidup.
2. Perubahan Lingkungan
yang disebabkan oleh Kegiatan Manusia
a. Penebangan dan
Pembakaran Hutan
Manusia melakukan
penebangan secara liar dengan cara mengambil kayu dari hutan sebagai bahan
dalam membuat perlengkapan rumah tangga. Seiring dengan pertumbuhan penduduk,,
sehingga bertambah pula kebutuhan lahan. Lahan digunakan untuk perumahan,
pertanian, dan industri. Akibatnya, manusia membuka lahan hutan untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Akan tetapi, cara pembukaan lahan ini sering menimbulkan
masalah. Manusia membuka lahan hutan dengan cara membakar hutan. Tindakan ini
dapat menyebabkan kebakaran hutan. Kegiatan tersebut tentu saja membuat hutan
menjadi gundul. Beberapa hewan yang masih hidup kehilangan tempat tinggal.
Mereka pun harus mengungsi untuk mendapatkan tempat tinggal baru yang menuntut
mereka untuk mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Hewan yang tidak
mampu beradaptasi pun akan mati. Selain itu, hutan yang gundul tidak mampu
menahan dan menyimpan air sehingga daerah menjadi tandus, bahkan rawan bencana
alam seperti tanah longsor dan banjir. Keseimbangan ekosistem pun terganggu.
b. Penggunaan
bahan-bahan kimia dan pestisida secara berlebihan
Manusia menggunakan
bahan kimia untuk keperluan rumah tangga, pertanian, maupun industri. Salah
satunya adalah penggunaan detergen sebaga bahan pembersih. Bahan ini
menghasilkan busa yang dapat mencemari lingkungan. Apalagi jika busa tersebut
dialirkan ke perairan. Busa detergen akan menutupi permukaan perairan sehingga
sinar matahari tidak dapat menembus perairan. Proses fotosintesis tumbuhan air
menjadi terganggu. Akibatnya tumbuhan kekurangan makanan dan akhirnya mati.
Matinya tumbuhan air akan menyebabkan persediaan oksigen menjadi berkurang
sehingga hewan air yang kekurangan oksigen ikut mati.Contoh lainnya adalah
penggunaan pestisida yang berlebihan untuk memberantas hama tanaman yang dapat
membunuh hewan lain yang lebih menguntungkan. Keadaan-keadaan tersebut dapat
memengaruhi keseimbangan ekosistem.
c. Eksploitasi sumber daya
laut
Dilakukannya
eksploitasi sumber daya alam secara intensif terkadang mengarah
kepada over ekploitasi. Ketika pemanfaatan lebih besar dari pada ketersediaan
maka akan terjadi pemanfaatan yang berlebihan. Salah satu sumber daya laut yang
telah diekploitasi secara berlebihan adalah sumber daya perikanan. Meskipun
secara keseluruhan sumber daya perikan laut baru dimanfaatkan sekitar 38 %
dari total potensinya, namun di wilayah perairan yang padat penduduk dan
padat industri menunjukkan bahwa beberapa stok sumber daya
perikanan telah mengalami kondisi tangkap lebih (overfishing) dan
jumlahnya semakin menurun.
Manusia mengambil
sumber daya laut tanpa perhitungan, misalnya ketika menjaring ikan di laut.
Tujuannya agar ikan-ikan yang masih kecil tidak ikut tertangkap sehingga dapat
berkembang biak. Namun, banyak yang tidak mengindahkan aturan ini. Para pencari
ikan sering menggunakan pukat harimau. Pukat harimau menggunakan jaring-jaring
yang lubangnya sangat kecil dan dapat menjangkau daerah luas. Bahkan, ada juga
yang menggunakan bahan peledak untuk menangkap ikan. Bahan peledak menyebabkan
ikan-ikan, baik besar maupun kecil mati. Jika ikan kecil turut mati, jumlah
ikan padda masa mendatang akan berkurang.
Eksploitasi sumber
daya laut ini dapat berupa juga kegiatan pengeboran minyak di laut. Kegiatan
ini dapat menyebabkan pencemaran apabila terjadi kebocoran sehingga menyebabkan
minyak mencemari laut. Sinar matahari yang dibutuhkan dalam proses fotosintesis
tanaman air akan terhalang oleh minyak yang menutupi permukaan. Sehingga jumlah
oksigen berkurang dan hewan laut kesulitan bernapas. Hal ini akan mengganggu
ekosistem laut dan mengakibatkan banyak hewan yang mati karena tidak mampu
beradaptasi.
d. Perburuan liar
Sebagian manusia gemar
melakukan perburuan liar terhadap hewan dengan tujuan tertentu. Gajah diburu
untuk diambil gadingnya, harimau diambil kulitnya, ular diambil kulit dan
minyaknya, serta badak diambil culanya. Perburuan tersebut dapat mengakibatkan
kelangkaan hewan. Jika tidak dihentikan, perburuan liar dapat mengakibatkan
kepunahan. Akibatnya, keseimbangan ekosistem menjadi terganggu.
e. Perusakan terumbu
karang
Terumbu karang
merupakan rumah bagi hewan-hewan laut. Warnanya yang indah membuat sebagian
kalangan mengambilnya untuk dijadikan hiasan. Pengambilan ini tentu
mengancam keberadaan terumbu karang. Apalagi terumbu karang membutuhkan waktu
yang sangat lama untuk dapat terbentuk kembali. Akibatnya, ikan-ikan kehilangan
tempat tinggal. Ekosistem laut menjadi terganggu. Jika dibiarkan, lambat laun
ikan-ikan akan punah.
f. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah
suatu kondisi di mana kualitas udara menjadi rusak dan terkontaminasi oleh
zat-zat, baik yang tidak berbahaya maupun yang membahayakan kesehatan tubuh
manusia. Pencemaran udara biasanya terjadi di kota-kota besar dan juga daerah padat
industri yang menghasilkan gas-gas yang mengandung zat di atas batas kewajaran.
Pembakaran bahan bakar minyak dan batubara pada
kendaraan bermotor dan industri menyebabkan naiknya kadar CO2 di udara. Gas ini
juga dihasilkan dari kebakaran hutan. gas CO2 ini akan berkumpul di atmosfer
Bumi. Jika jumlahnya sangat banyak, gas CO2 ini akan menghalangi pantulan panas
dari Bumi ke atmosfer sehingga panas akan diserap dan dipantulkan kembali ke
Bumi. Akibatnya, suhu di Bumimenjadi lebih panas. Keadaan ini disebut efek
rumah kaca (green house effect). Selain gas CO2, gas lain yang menimbulkan efek
rumah kaca adalah CFC yang berasal dari aerosol, juga gas metan yang berasal
dari pembusukan kotoran hewan.
Efek rumah kaca dapat menyebabkan suhu lingkungan
menjadi naik secara global, atau lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat
pemanasan global ini, pola iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi
naik,sebagai akibat mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi
tenggelam. Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem
dan membahayakan makhluk hidup. Akibat lain yang ditimbulkan pencemaran udara
adalah terjadinya hujan asam. Jika hujan asam terjadi secara terus menerus akan
menyebabkan tanah, danau, atau air sungai menjadi asam. Keadaan itu akan
mengakibatkan hewan yang hidup di air maupun di dalam tanah terganggu dan mati.
g.
Perubahan Ikliim
Beberapa
dampak langsung perubahan iklim yang paling berpengaruh adalah sebagai berikut:
a) Spesies ranges (cakupan jenis)
Perubahan Iklim berdampak pada pada temperatur
dan curah hujan. Hal ini mengakibatkan beberapa spesies tidak dapat
menyesuaikan diri, terutama spesies yang mempunyai kisaran toleransi yang
rendah terhadap fluktuasi suhu.
b) Perubahan fenologi
Perubahan iklim akan menyebabkan pergeseran dalam
siklus yang reproduksi dan pertumbuhan dari jenis-jenis organisme, sebagai
contoh migrasi burung terjadi lebih awal dan menyebabkan proses reproduksi
terganggu karena telur tidak dapat dibuahi. Perubahan iklim juga dapat mengubah
siklus hidup beberapa hama dan penyakit, sehingga akan terjadi wabah penyakit.
c) Perubahan interaksi antar spesies
Dampak yang iklim perubahan akan berakibat pada
interaksi antar spesies semakin kompleks (predation, kompetisi, penyerbukan dan
penyakit). Hal itu membuat ekosistem tidak berfungsi secara ideal.
d) Laju kepunahan
Kepunahan telah menjadi kenyataan sejak hidup itu
sendiri muncul. Beberapa juta spesies yang ada sekarang ini merupakan spesies
yang berhasil bertahan dari kurang lebih setengah milyar spesies yang diduga
pernah ada. Kepunahan merupakan proses alami yang terjadi secara alami. Spesies
telah berkembang dan punah sejak kehidupan bermula. Tetapi, sekarang spesies
menjadi punah dengan laju yang lebih tinggi daripada waktu sebelumnya
dalam sejarah geologi, hampir keseluruhannya disebabkan oleh kegiatan manusia.
Di masa yang lalu spesies yang punah akan digantikan oleh spesies baru yang
berkembang dan mengisi celah atau ruang yang ditinggalkan.
Beberapa kelompok spesies yang lebih rentan terhadap
kepunahan daripada yang lain. Kelompok spesies tersebut adalah :
1)
Spesies pada ujung rantai makanan, seperti karnivora besar, misal harimau
(Panthera tigris). Karnivora besar biasanya memerlukan teritorial yang luas
untuk mendapatkan mangsa yang cukup. Oleh karena populasi manusia terus
merambah areal hutan dan penyusutan habitat, maka jumlah karnivora yang dapat
ditampung juga menurun.
2)
Spesies lokal endemik (spesies yang ditemukan hanya di suatu area geografis)
dengan distribusi yang sangat terbatas, misalnya badak Jawa (Rhinoceros
javanicus). Ini sangat rentan terhadap gangguan habitat lokal dan perkembangan
manusia.
3)
Spesies dengan populasi kecil yang kronis. Bila populasi menjadi terlalu kecil,
maka menemukan pasangan atau perkawinan (untuk bereproduksi) menjadi masalah
yang serius, misalnya Panda.
4)
Spesies migratori adalah spesies yang memerlukan habitat yang cocok untuk
mencari makan dan beristirahat pada lokasi yang terbentang luas sangat rentan
terhadap kehilangan stasiun habitat peristirahatannya.
5)
Spesies dengan siklus hidup yang sangat kompleks. Bila siklus hidup memerlukan
beberapa elemen yang berbeda pada waktu yang sangat spesifik, maka spesies ini
rentan bila ada gangguan pada salah satu elemen dalam siklus hidupnya.
6) Penyusutan
Keragaman Sumber Daya Genetik
Ancaman
terhadap kelestarian sumberdaya genetik juga dapat ditimbulkan oleh adanya
pengaruh pemanasan global. Beberapa varian dari tanaman dan hewan menjadi punah
karena perubahan iklim. Kepunahan spesies tersebut menyebabkan sumberdaya
genetic juga akan hilang. Ironisnya banyak sumberdaya genetic (plasma nutfah)
belum diketahui apalagi dimanfaatkan, kita menghadapi kenyataan mereka telah
hilang.
2.3 Cara Mengatasi Dampak Perubahan
Lingkungan
Sebagian
besar perubahan lingkungan dipengaruhi oleh campur tangan manusia. Oleh karena
itu, upaya untuk mengatasi dampak perubahan lingkungan supaya hewan tidak punah
adalah sebagai berikut :
1)
Melakukan perlindungan
hutan dengan cara antara lain: menebang hutan secara selektif
2)
melakukan reboisasi
yang berfungsi sebagai penahan angin dan pengikat tanah
3)
mencegah terjadinya kebakaran hutan, pangadaan
taman nasional, dan lain-lain.
4)
Menggunakan pestisida
dan pupuk sesuai dosis yang dianjurkan.
5)
Mengolah limbah sebelum
dibuang ke sungai atau ke saluran air yang lain.
6)
Tidak membuang sampah
sembarangan.
7)
Melakukan proses daur
ulang untuk sampah yang bisa dimanfaatkan.
8)
Melindungi dan
mengembangkan hewan dan tumbuhan, khususnya hewan dan tumbuhan yang langka.
Perlindungan tersebut dapat melalui suka margasatwa, cagaralam, taman nasional,
dll, serta membantu perkembangbiakan hewan dan tumbuhan melalui sebuah tempat
penangkaran
9)
Melakukan konservasi
tanah dan air
10)
Larangan internasional
yang lebih keras dan usaha perlindungan untuk melindungi habitat alam dan
mencegah pembunuhan dan perdagangan satwa liar.
11)
Larangan produksi dan
penggunaan chlorofluorocarbon (CFC), yaitu senyawa yang dapat
membuat ozon berlubang.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Penyebab perubahan lingkungan dapat disebabkan oleh faktor alami dan faktor
manusia. Faktor alami seperti gunung meletus, banjir, longsor, gempa bumi,
angin topan, dan kekeringan. Sedangkan faktor manusia seperti penebangan dan
pembakaran hutan secara liar, penggunaan bahan-bahan kimia dan pestisida secara
berlebihan, eksploitasi sumber daya laut, perburuan liar, perusakan terumbu
karang, pencemaran udara, dan perubahan iklim.
2.
Dampak perubahan
lingkungan terhadap hewan baik karena faktor alami maupun faktor manusia adalah
kepunahan hewan, migrasi, rusaknya habitat, dan kematian hewan. Hal tersebut
akan mempengaruhi kesimbangan ekosistem.
3.
Upaya
mengatasi dampak perubahan lingkungan yang banyak ditimbulkan oleh manusia adalah
melakukan perlindungan hutan, melakukan reboisasi, menggunakan pestisida dan
pupuk sesuai dosis yang dianjurkan, mengolah limbah, tidak membuang sampah
sembarangan, melindungi hewan, dan lain
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Dahuri,
R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumber
Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. Jakarta: Pradnya Paramita
Dhiaf. 2011. Hewan Dan Lingkungannya. http://dhiaf.wordpress.com/.
Diakses pada tanggal 02 April 2016
Kistinnah, Idun
& Endang Sri Lestari. 2009. BIOLOGI Makhluk Hidup dan
Lingkungannya SMA/MA. Jakarta: Buku Sekolah
Elektronik
Mulyanto.H.R.
2007. Ilmu Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Primack, R. B, 1998, Biologi
Kenservasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Susanta.G.
dan Sutjahjo.H. 2007. Akankah Indonesia Tenggelam Oleh Pemanasan
Global. Jakarta: Penebar Swadaya.
2.2
Dampak
Perubahan Lingkungan Terhadap Hewan.......................................................... 4
2.3
Upaya Mengatasi Dampak Perubahan Lingkungan........................................................ 10
BAB
III PENUTUP
3.1
Kesimpulan .................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar