Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

ETNOBOTANI BATOK KELAPA (Cocus nucifera) SEBAGAI KERAJINAN TANGAN



ETNOBOTANI BATOK KELAPA (Cocus nucifera) SEBAGAI KERAJINAN TANGAN DI  DUSUN SEDURI DESA WONODADI
KECAMATAN WONODADI KABUPATEN BLITAR

Anis Nur Laily
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Abstrak

Batok sebagai sisa pengolahan buah kelapa, memiliki karakter yang unik, antara lain kuat, keras, bersifat lengkung, dan motif permukaan yang khas. Potensi dan karakter unik tersebut menyebabkan batok kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis kerajinan tangan yang dapat dibuat dengan batok kelapa dan jenis kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara terstruktur (pembagian kuisioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerajinan tangan yang sering dibuat oleh masyarakat setempat adalah tas, dompet, dan hiasan. Sedangkan kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah tas karena proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama.

Kata kunci: Etnobotani, batok kelapa, kerajinan tangan

Abstrak

Shell of the coconut fruit processing, has a unique character, among others, strong, hard, are curved, and motifs of typical surface. Potential and unique character results in a coconut shell can be used as raw material for handicrafts. This research was conducted to find out the types of crafts that can be made with coconut shells and the type of crafts that have high economic value. The methods used in this research is the observation and interview is structured (Division of questionnaire). The results showed that crafts are often made by local people is a bag, wallet, and decoration. While handicrafts that have high economic value is the bag because the manufacturing process that is difficult and takes a long time.

Key words: Ethnobotany, coconut shells, handicrafts


PENDAHULUAN
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia merupakan sumber kekayaan alam yang luar biasa dan tiada ternilai harganya. Potensi ini dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang sangat besar bagi masyarakat jika manfaat dan potensi keanekaragaman tumbuhan tersebut dapat diketahui serta eksplorasinya dapat dioptimalkan (Lande et al., 2008). Indonesia yang beriklim tropis mempunyai tanah subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat tumbuh. Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian, obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan. Kekayaan alam di lingkungan sebenarnya sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau bahkan dikembangkan (Sari, 2006).
Ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan tumbuhan dalam kegiatan pemanfaatannya secara tradisional disebut etnobotani (Sukarman dan Riswan, 1992). Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, etnobotani berkembang menjadi cabang ilmu yang cangkupannya mempelajari hubungan manusia dengan sumber daya alam tumbuhan dan lingkungannya (Nasution, 1992). Cotton (1999) menyatakan bahwa kajian etnobotani tidak hanya dilihat dari bagaimana tumbuhan-tumbuhan tersebut digunakan tetapi juga bagaimana penduduk dari suku tersebut memandang (persepsi) dan menjaga tumbuhan tersebut, bagaimana hubungan timbal balik antara manusia dengan tumbuhan di mana manusia menggantungkan hidup dari tumbuhan tersebut.
Studi etnobotani dikembangkan baik dengan ilmu sosial maupun biologi. Metode kualitatif dilakukan dengan observasi secara langsung melibatkan eksplorasi mendalam mengenai pengetahuan tradisional botani dari para ahli dalam masyarakat lokal melalui survei yang terstruktur. Etnobotani sangat penting dipelajari oleh masyarakat Indonesia karena pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku-suku bangsa di Indonesia masih banyak yang belum diketahui (Jain, 1989). Terdapat beberapa bidang kajian etnobotani salah satunya yaitu tentang tumbuhan sebagai kerajinan tangan.
Kerajinan adalah suatu produk yang dibuat dengan tangan oleh karena itu secara teoritis apapun buatan tangan adalah kerajinan. Kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan  yang terbuat dari batu berharga, aksesoris, emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Kerajinan sebagai suatu perwujudan keterampilan untuk menciptakan suatu karya dan nilai keindahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kebudayaan (Swetta, 2008).
Satu diantara tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan adalah batok kelapa (Cocus nucifera). Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku pinang-pinangan (arecaceae). Pohon kelapa banyak tumbuh diarea pantai ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan curah hujan 1300-2300 mm/ tahun atau bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600 m diatas permukaan air laut, serta daerah dengan intensitas sinar matahari yang cukup. Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang dapat bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Daun kelapa tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah tua. Semua bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan (Rusvirman, 2010).
Batok kelapa yang pada awalnya dianggap sebagai limbah sisa pemanfaatan buah kelapa kini telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Kerajinan ini bernilai jual dan dapat dipasarkan mulai dari harga murah hingga harga tinggi. Permintaan atas produk kerajinan batok kelapa ini pun semakin bertambah seiring dengan berkembangnya gaya hidup “kembali ke alam”. Bentuk produk kerajinan batok kelapa yang unik dan klasik serta bahan bakunya yang berasal dari bahan alami, memiliki nilai lebih karena ramah lingkungan, lebih didominasi kerajinan tangan dalam prosesnya, dan bernilai estetika tinggi.
Pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan ini telah dilakukan oleh masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dusun Seduri, yang berpenduduk 100% muslim, merupakan dusun yang damai, indah, rukun dan adem ayem. Di dusun ini terdapat kerajinan batok kelapa sudah diproduksi sejak Tahun 90-an. Keberadaannya mulai dilirik pasar pada Tahun 2002. Sejak beberapa tahun terakhir penjualan produk kerajinan batok kelapa tersebut juga sudah menembus pasar Eropa, Amerika Latin, dan Australia (Yanti, 2005).
Pengetahuan tradisional tentang tata cara pemanfaataan batok kelapa (Cocus nucifera) yang telah diturunkan dari generasi ke generasi akan mengalami erosi dengan masuknya teknologi modern. Didasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian penelitian etnobotani tentang pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan di Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.
BAHAN DAN METODE
Penelitian dilakukan tanggal 14 Mei 2016 di beberapa masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Gambar 1). Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena di lokasi tersebut merupakan sentra kerajinan batok kelapa dengan hasil produk kerajinan yang unik, kreatif, dan berkualitas.
Description: http://app1.agropolitan-jatim.net/upload/peta/blitar%201.jpg
Gambar 1. Peta lokasi pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan
Metode dilakukan dengan observasi dan wawancara terstruktur (pembagian kuisioner). Kuesioner merupakan suatu daftar yang berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu bidang. Menurut Selo Sumardjan dan Suharto (2007), kelebihan dari kuesioner ini adalah dapat disusun dengan sistematik baik mengenai isi maupun urutannya sesuai dengan masalah yang diteliti. Selain itu kelebihan kuesioner ialah banyaknya responden yang dapat dihubungi. Jumlah responden 30 orang (Arikunto, 1996). Responden yang dipilih meliputi kepala dusun, pemuka masyarakat, dan masyarakat setempat yang memanfaatkan batok kelapa sebagai bahan kerajinan. Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Metode observasi dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan bambu dan melihat langsung proses pemanfaatannya.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini merupakan analisis isi (content analysis) berdasarkan data pengetahuan responden terhadap batok kelapa yang dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan. Data kualitatif di dapat dari hasil angket wawancara dari masyarakat. Sedangkan data kuantitatif di dapat dari hasil wawancara berupa kerajinan tangan yang sering dibuat dari batok kelapa, kerajinan tangan yang mudah dan sulit dibuat, serta kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dalam bentuk diagram lingkaran (Waluyo, 2005).
HASIL
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur menunjukkan bahwa terdapat 24 responden dari 30 responden yang diwawancarai membuat kerajinan tangan dari batok kelapa sedangkan sisanya tidak memanfaatkan batok kelapa sebagai kerajinan tangan. Persentase kerajinan tangan yang sering dibuat oleh masyarakat setempat adalah tas 42%, dompet 21%, dan hiasan 37% (Gambar 2). Kerajinan tangan yang paling sering dibuat bukan berarti mudah untuk dibuat. Persentase kerajinan tangan yang mudah dibuat oleh masyarakat setempat adalah hiasan 67%, dompet 17%, dan tas 8% (Gambar 3).Kerajinan tangan yang mudah dibuat ternyata mempunyai nilai ekonomis rendah sedangkan kerajinan yang sulit dibuat mempunyai nilai ekonomis tinggi. Persentase kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah tas 42%, hiasan 33%, dan dompet 25% (Gambar 4).



PEMBAHASAN
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam suku pinang-pinangan (arecaceae). Kelapa (Cocus nucifera) adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Cukup mudah beradaptasi dengan perbedaan suhu dan persediaan air dan masih umum ditemui di daerah dekat batasan zona ekologinya. Pada umumnya kelapa ditanam di daerah pada ketinggian di bawah 500 m, tetapi dapat tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m, walaupun suhu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil.
Semua bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusvirman (2010) bahwa kelapa adalah salah satu pohon yang semua bagiannya dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan. Namun, terdapat satu hal yang menarik dalam memanfaatkan bagian-bagian kelapa yaitu batok kelapa atau cangkang buahnya (Gambar 5). Hasil pemanfaatan batok kelapa berupa kerajinan tangan mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari pada dengan buahnya. Produk hasil kerajinan tangan yang dikembangkan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kerajinan alternatif atau memperkaya khasanah benda kerajinan dengan media yang relatif mudah didapatkan, yakni batok kelapa. Pugersari (2013) menambahkan bahwa pengolahan batok kelapa sebagai produk kerajinan termasuk ke dalam subsektor industri kerajinan, subsektor industri kreatif yang paling membutuhkan riset dan pengembangan untuk meningkatkan nilai tambahnya. Pengguna produk kerajinan tangan oleh masyarakat setempat yang dikembangkan tidak dibatasi,namun disesuaikan dengan kebutuhan, baik anak, dewasa, maupun tua, wanita, laki-laki, kelas ekonomi menengah, maupun atas, domistik maupun manca negara.
Description: http://img.indonetwork.co.id/products/thumbs/600x600/2013/10/28/8db989bea0ae16a9efc0ae921e304888.jpg
Gambar 5 : Batok kelapa yang akan diolah menjadi kerajinan tangan
Batok kelapa (Cocus nucifera) paling sering dibuat kerajinan tangan berupa tas oleh masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Hal tersebut dikarenakan tas mempunyai nilai ekonomis yang tinggi apabila dijual dipasaran. Pembuatan tas ini hanya khusus tas wanita dengan motif yang natural dan biasanya tas ini digunakan untuk souvenir. Masyarakat yang membuat kerajinan tas ini melakukan percobaan terlebih dahulu untuk mencari bentuk tas yang sesuai (Gambar 6). Proses pembuatannya juga memerlukan waktu yang cukup lama dan kesabaran. Pembuatan tas ini dilakukan dengan memadukan batok kelapa satu dengan batok kelapa yang lain yang dipotong ukuran 3x4 cm dan 4x7 cm. Batok kelapa yang sudah dipotong kemudian diamplas sampai halus dan disortir dengan aneka modifikasi sampai mengkilap. Setelah itu dilakukan penjemuran. Selanjutnya potongan-potongan batok tersebut ditempel dan dijahit dengan benang nilon ke kain secara manual. Kemudian ditambahkan resleting dibagian atasnya. Selain di blitar, tas ini juga dipasarkan di mancanegara seperti italia, singapura, dan malasyia.
Description: https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/10405548_365942356888467_2375739197071565277_n.jpg?oh=65c693922facffd5ae1a60736b72c82a&oe=57A9BD61Description: https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/10580031_365942040221832_55827587792872712_n.jpg?oh=f6fa847cb11ab038788bdd66f9e1c6ec&oe=57D78FF9
Gambar 6: Tas dari batok kelapa
Pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa yang paling mudah adalah pembuatan hiasan karena tidak membutuhkan bahan yang banyak dan tidak menghabiskan banyak waktu. Hiasan yang dibuat dapat berupa lampion, gantungan kunci, tempat tissu, pigora (Gambar 7). Masyarakat hanya membuat hiasan-hiasan tertentu yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan dan kemampuan pengrajin. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suharto (2007) bahwa Penentuan produk kerajinan dengan bahan baku kelapa didasarkan pada need assessment, yakni kebutuhan akan produk. Selain itu pengembangan produk ini didasarkan pada waktu dan kemampuan tim pengembang. Masyarakat awalnya hanya mengolah batok kelapa tersebut menjadi souvenir pernikahan seperti sendok, garpu, asbak, dan lainnya.

Description: D:\Lesson\KULIAH\Semester 6\Etnobotani\MINIRISET\Batok kelapa\Laba - Laba Berapi Serban_files\Laba-Laba20.jpgDescription: https://s2.bukalapak.com/img/1/9/8/0/3/3/1/1/7/w-300/P_20160409_172232_scaled.jpg
Gambar 7: Hiasan dari batok kelapa
Gambar 8: Proses pembuatan gantungan kunci

Pembuatan hiasan tersebut hanya membutuhkan batok kelapa, amplas, gergaji, dan lem saja. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat mengembangkan lebih luas kreativitasnya dalam pemanfaatan batok kelapa tersebut menjadi hiasan. Pembuatan hiasan tersebut apabila cukup rumit maka memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Sedangkan hiasan yang mempunyai model sederhana dapat diselesaikan sekitar 4 hari saja. Proses pembuatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan adalah memilih batok kelapa yang sudah tua dan kering. Kemudian serabut kasar yang menemepel di permukaan batok dibersihkan menggunakan pisau. Batok tersebut setelah itu diamplas untuk menghilangkan sisa-sisa serabut. Selanjutnya batok kelapa dipotong dengan bentuk dan ukuran yang disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Untuk membuat permukaan batok menjadi mengkilat, balok tersebut dicat menggunakan cat permis (Gambar 8).
Kerajinan tangan dari batok kelapa selain tas dan hiasan oleh masyarakat setempat dimanfaatkan juga sebagai dompet (Gambar 9). Banyak sekali motif yang muncul pada kerajinan dompet  yang sekarang banyak beredar dikalangan masyarakat. Dompet untuk wanita yang pada umumnya hanya berbahan vinil kulit, kain, kulit, dan lain sebagainya. Namun, sekarang sudah mulai berkembang dompet dari bahan yang kurang umum sebagai bahan dasar pembuatan dompet. Salah satunya adalah batok kelapa. Batok kelapa yang sudah mengalami pemilihan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu produk dompet yang tidak kalah dari dompet import. Proses pembuatan dompet hampir sama dengan proses pembuatan tas hanya saja ukuran dompet lebih kecil dari pada tas.
Description: http://im0.olx.biz.id/images_olxid/36644068_5_644x461_dompet-uniktali-panjang-dari-bahan-batok-jawa-barat.jpg
Gambar 9 : Dompet dari batok kelapa
Kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tertinggi adalah tas dan hiasan yang unik. Hal tersebut dikarenakan pembuatan tas dan hiasan unik membutuhkan waktu yang lama dan prosesnya yang rumit. Semakin rumit proses pembuatan suatu produk maka semakin tinggi nilai ekonomis produk tersebut. Selain itu, apabila produk hasil kerajinan tangan batok kelapa dipasarkan di daerah yang dekat dengan daerah blitar maka nilai ekonomisnya menurun. Tetapi apabila produk tersebut dipasarkan didaerah yang jauh dai daerah Blitar, maka nilai ekonomisnya semakin tinggi.
Alasan masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur memanfaatkan batok kelapa sebagai kerajinan tangan adalah untuk menambah pendapatan keluarga, mudah didapat, proses pengolahan yang cukup mudah, serta  ramah lingkungan. Pengetahuan yang diperoleh masyarakat setempat tentang proses pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan adalah paling banyak bersumber dari tetangga mereka sendiri. Sedangkan yang lainnya bersumber dari tradisi orang tua, teman, internet atau buku.
 
KESIMPULAN
Batok kelapa memiliki banyak kegunaan, selain sebagai bahan bakar atau arang, batok kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan. Macam-macam kerajinan tangan yang dihasilkan dari batok kelapa cukup diminati masyarakat Indonesia. Selain bentuknya yang unik, hasil kerajinan tangan ini memiliki kesan tradisional yang khas dari Negara Indonesia. Macam-macam kerajinan tangan dapat dihasilkan dari batok kelapa mulai dari tas, dompet, hiasan yang mencakup lampion, tempat tissu, gantungan kunci, dan pigora. Cara membuat kerajinan batok kelapa adalah membersihkan batok kelapa tersebut dari serabut-serabut kasar dan halusnya. Setelah itu batok tersebut diamplas supaya serabut halus bersih. Kemudian batok kelapa dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan. Untuk memberi warna mengkilat, maka batok tersebut dicat dengan menggunakan cat permis. Langkah tersebut dilakukan secara urut dan penuh dengan ke hati-hatian. Selain bernilai seni, batok kelapa juga memiliki nilai ekonomis. Macam-macam kerajinan tangan dari batok kelapa juga memiliki peluang usaha yang menjanjikan.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Cotton. C. M. 1999. Ethnobotany: Principles And Application. England: John Wiley And Sons Ltd.
Jain, S. K. 1989. Methods And Approaches In Ethnobotany. Lucknow: Society Of Ethnobotanists.
Lande, M. L dan Suratman, U. 2008. Pemetaan Dan Potensi Ekonomi Tanaman Obat Di Desa Sumber Agung Gunung Betung Tahura Wan Abdul Rachman. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi-II Universitas Lampung.
Nasution, R.E. 1992. Prosiding Seminar Dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Pugersari, Dewi. 2013.  Eksperimen Pengembangan Produk Fungsional Bernilai Komersial Berbahan Baku Tempurung Kelapa Berusia Muda Dengan Teknik Pelunakan. J. Vis. Art & Des, Vol. 5, No. 1
Rusvirman, dan Hernandi. 2010. Penelitian Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Pedagang Air Kelapa Muda Bandung (Makalah Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam), Cimahi: Universitas Jenderal Achmad Yani.
Sari, L. O. R. K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.
Suharto. 2007. Pemanfaatan Kelapa (Batang, Tapas, Lidi, Mancung, Sabut, Dan Tempurung)Sebagai Bahan Baku Kerajinan. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Sukarman Dan S. Riswan. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani Di Indonesia. Prosiding Seminar Dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua, Bogor.
Swetta, A. 2008. Produk Kerajinan Dari Limbah Alam. Jakarta : Penebar Swadaya
Waluyo, E.B. 2005. Pengumpulan Data Etnobotani. Bogor : LIPI
Yanti, Ana 2005. Tas Batok Seduri Blitar.  Https://Tasbatokseduriblitar.Wordpress.Com. Diakses Tanggal 15 Mei 2016









LAMPIRAN
Description: https://scontent-sin1-1.xx.fbcdn.net/v/t1.0-9/10352581_366520320164004_321350817553078236_n.jpg?oh=28a883368299c8d2f2396eda512b98d6&oe=579A7E60
Tas dari batok kelapa
Proses pengamplasan batok kelapa
Proses pemotongan batok kelapa sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan
Proses pengecatan dengan cat permis supaya terlihat mengkilat
Proses penyusunan motif tas
Hiasan miniatur hewan dari batok kelapa
Jam tangan dari batok kelapa
Description: D:\Lesson\KULIAH\Semester 6\Etnobotani\MINIRISET\Batok kelapa\Laba - Laba Berapi Serban_files\Laba-Laba4.jpg
Lampion dari batok kelapa



LEMBAR WAWANCARA ETNOBOTANI BATOK KELAPA (Cocus nucifera) SEBAGAI BAHAN KERAJINAN DI DUSUN SEDURI, DESA WONODADI, KECAMATAN WONODADI, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR

IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden : ______________________
2. Umur : ____ thn
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/ Perempuan
4. Tempat lahir : di desa ini/di luar desa ini
5. Status : belum menikah/menikah
6. Pendidikan terakhir :
a. SD   b. SMP   c. SMA    d. Perguruan Tinggi
7. Bahasa yang dikuasai :
a. Indonesia  b. Madura  c. jawa d. lainnya:____________
8. Pekerjaan Ibu/Bapak/Saudara
a. Petani      b. Pedagang    c. PNS d. lainnya____________


 
1. Apakah Ibu/Bapak/Saudara mengetahui tentang kerajinan?
a. ya  b. tidak
2. Jika ya, jenis kerajinan apa yang Ibu/Bapak/Saudara ketahui?
__________________________________
3. Apakah Ibu/Bapak/Saudara menggunakan batok kelapa sebagai bahan kerajinan?
a. ya  b. tidak
4. Jika tidak, mengapa?
___________________________________
5. Jika ya, mengapa menggunakan batok kelapa sebagai bahan kerajinan?
___________________________________
6. Dimanfaatkan sebagai kerajinan apa batok kelapa tersebut?
a. Tas  b. Dompet  c. Hiasan
7. Kerajinan tangan apa saja yang menurut Ibu/Bapak/Saudara mudah dibuat dari batok kelapa?
a. Tas  b. Dompet  c. Hiasan
Alasan:_________________________________________

8. Kerajinan tangan apa saja yang menurut Ibu/Bapak/Saudara sulit dibuat dari batok kelapa?
a. Tas  b. Dompet  c. Hiasan
Alasan:_________________________________________
9. Apa yang mendasari untuk menekuni kerajinan?
a. tuntutan ekonomi       c. tradisi keluarga
b. pekerjaan sampingan d. lainnya: ___________
10. Dari mana mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan batok kelapa sebagai
bahan kerajinan?
a. orang tua c. teman
b. tetangga  d. lainnya: ___________
11. Menurut Ibu/Bapak/Saudara apa kelebihan produk kerajinan dari pada produk
lainnya?
a. lebih murah  c. mudah didapat
b. lebih aman    d. ramah lingkungan
12. Kerajinan tangan apa saja yang mempunyai nilai ekonomis tinggi?
a. Tas  b. Dompet  c. Hiasan
Alasan:_________________________________________



Tidak ada komentar:

Posting Komentar