ETNOBOTANI
BATOK KELAPA (Cocus nucifera) SEBAGAI KERAJINAN TANGAN DI DUSUN SEDURI DESA WONODADI
KECAMATAN
WONODADI KABUPATEN BLITAR
Anis Nur
Laily
Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Abstrak
Batok sebagai sisa pengolahan buah kelapa, memiliki karakter yang unik,
antara lain kuat, keras, bersifat lengkung, dan motif permukaan yang khas.
Potensi dan karakter unik tersebut menyebabkan batok kelapa dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku kerajinan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis-jenis
kerajinan tangan yang dapat dibuat dengan batok kelapa dan jenis kerajinan
tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan observasi dan wawancara terstruktur
(pembagian kuisioner). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kerajinan tangan yang
sering dibuat oleh masyarakat setempat adalah tas, dompet, dan hiasan.
Sedangkan kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah tas
karena proses pembuatannya yang sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Kata kunci: Etnobotani, batok kelapa, kerajinan
tangan
Abstrak
Shell
of the coconut fruit processing, has a unique character, among others, strong,
hard, are curved, and motifs of typical surface. Potential and unique character
results in a coconut shell can be used as raw material for handicrafts. This
research was conducted to find out the types of crafts that can be made with
coconut shells and the type of crafts that have high economic
value. The methods used in this research is the observation and
interview is structured (Division of questionnaire). The results showed that
crafts are often made by local people is a bag, wallet, and decoration. While
handicrafts that have high economic value is the bag because the manufacturing
process that is difficult and takes a long time.
Key
words: Ethnobotany, coconut shells,
handicrafts
PENDAHULUAN
Keanekaragaman tumbuhan di Indonesia merupakan
sumber kekayaan alam yang luar biasa dan tiada ternilai harganya. Potensi ini
dapat memberikan manfaat dan keuntungan yang sangat besar bagi masyarakat jika
manfaat dan potensi keanekaragaman tumbuhan tersebut dapat diketahui serta
eksplorasinya dapat dioptimalkan (Lande et al., 2008). Indonesia yang
beriklim tropis mempunyai tanah subur sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat
tumbuh. Sejak jaman dahulu, manusia sangat mengandalkan lingkungan sekitarnya
untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya untuk makan, tempat berteduh, pakaian,
obat, pupuk, parfum, dan bahkan untuk kecantikan. Kekayaan alam di lingkungan
sebenarnya sangat bermanfaat dan belum sepenuhnya digali, dimanfaatkan, atau
bahkan dikembangkan (Sari, 2006).
Ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia
dengan tumbuhan dalam kegiatan pemanfaatannya secara tradisional disebut
etnobotani (Sukarman dan Riswan, 1992). Seiring dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, etnobotani berkembang menjadi cabang ilmu yang
cangkupannya mempelajari hubungan manusia dengan sumber daya alam tumbuhan dan
lingkungannya (Nasution, 1992). Cotton (1999) menyatakan bahwa kajian
etnobotani tidak hanya dilihat dari bagaimana tumbuhan-tumbuhan tersebut digunakan
tetapi juga bagaimana penduduk dari suku tersebut memandang (persepsi) dan
menjaga tumbuhan tersebut, bagaimana hubungan timbal balik antara manusia
dengan tumbuhan di mana manusia menggantungkan hidup dari tumbuhan tersebut.
Studi etnobotani dikembangkan baik dengan ilmu
sosial maupun biologi. Metode kualitatif dilakukan dengan observasi secara
langsung melibatkan eksplorasi mendalam mengenai pengetahuan tradisional botani
dari para ahli dalam masyarakat lokal melalui survei yang terstruktur.
Etnobotani sangat penting dipelajari oleh masyarakat Indonesia karena
pemanfaatan tumbuhan secara tradisional oleh suku-suku bangsa di Indonesia
masih banyak yang belum diketahui (Jain, 1989). Terdapat beberapa bidang kajian
etnobotani salah satunya yaitu tentang tumbuhan sebagai kerajinan tangan.
Kerajinan adalah suatu produk yang dibuat
dengan tangan oleh karena itu secara teoritis apapun buatan tangan adalah
kerajinan. Kerajinan merupakan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi
dan distribusi produk kerajinan antara lain barang kerajinan yang terbuat dari batu berharga, aksesoris,
emas, perak, kayu, kaca, porselin, kain, marmer, kapur, dan besi. Kerajinan
sebagai suatu perwujudan keterampilan untuk menciptakan suatu karya dan nilai
keindahan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu kebudayaan
(Swetta, 2008).
Satu diantara
tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai kerajinan tangan adalah batok kelapa (Cocus
nucifera). Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang termasuk ke dalam
suku pinang-pinangan (arecaceae). Pohon kelapa
banyak tumbuh diarea pantai ini dapat tumbuh dengan baik pada daerah dengan
curah hujan 1300-2300 mm/ tahun atau bahkan lebih, daerah dengan ketinggian 600
m diatas permukaan air laut, serta daerah dengan intensitas sinar matahari yang
cukup. Batang pohon kelapa merupakan batang tunggal, tetapi terkadang
dapat bercabang. Tinggi pohon kelapa dapat mencapai lebih dari 30 cm. Daun
kelapa tersusun secara majemuk, menyirip sejajar tunggal, berwarna kekuningan
jika masih muda dan berwarna hijau tua jika sudah tua. Semua bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah,
bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan (Rusvirman, 2010).
Batok
kelapa yang pada awalnya dianggap sebagai limbah sisa pemanfaatan buah kelapa
kini telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku kerajinan tangan. Kerajinan
ini bernilai jual dan dapat dipasarkan mulai dari harga murah hingga harga
tinggi. Permintaan atas produk kerajinan batok kelapa ini pun semakin bertambah
seiring dengan berkembangnya gaya hidup “kembali ke alam”. Bentuk produk
kerajinan batok kelapa yang unik dan klasik serta bahan bakunya yang berasal
dari bahan alami, memiliki nilai lebih karena ramah lingkungan, lebih
didominasi kerajinan tangan dalam prosesnya, dan bernilai estetika tinggi.
Pemanfaatan
batok kelapa sebagai kerajinan tangan ini telah dilakukan oleh masyarakat Dusun
Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dusun
Seduri, yang berpenduduk 100% muslim, merupakan dusun yang damai, indah, rukun
dan adem ayem. Di dusun ini terdapat kerajinan
batok kelapa sudah diproduksi sejak Tahun 90-an. Keberadaannya mulai
dilirik pasar pada Tahun 2002. Sejak beberapa tahun
terakhir penjualan produk kerajinan batok kelapa tersebut juga sudah menembus
pasar Eropa, Amerika Latin, dan Australia (Yanti, 2005).
Pengetahuan
tradisional tentang tata cara pemanfaataan batok kelapa (Cocus nucifera)
yang telah diturunkan dari generasi ke generasi akan mengalami erosi dengan
masuknya teknologi modern. Didasarkan hal tersebut perlu dilakukan kajian
penelitian etnobotani tentang pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan
di Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa
Timur.
BAHAN
DAN METODE
Penelitian dilakukan tanggal 14 Mei 2016 di beberapa
masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur (Gambar 1). Alasan pemilihan lokasi ini adalah karena di lokasi
tersebut merupakan sentra kerajinan batok kelapa dengan hasil produk kerajinan
yang unik, kreatif, dan berkualitas.
Gambar
1. Peta lokasi pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan tangan
Metode dilakukan dengan observasi dan wawancara
terstruktur (pembagian kuisioner). Kuesioner merupakan suatu daftar yang
berisikan suatu rangkaian pertanyaan mengenai suatu hal atau dalam suatu
bidang. Menurut Selo Sumardjan dan Suharto (2007), kelebihan dari kuesioner ini
adalah dapat disusun dengan sistematik baik mengenai isi maupun urutannya
sesuai dengan masalah yang diteliti. Selain itu kelebihan kuesioner ialah
banyaknya responden yang dapat dihubungi. Jumlah responden 30 orang (Arikunto,
1996). Responden yang dipilih meliputi kepala dusun, pemuka masyarakat, dan
masyarakat setempat yang memanfaatkan batok kelapa sebagai bahan kerajinan.
Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Metode observasi
dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan bambu dan melihat
langsung proses pemanfaatannya.
Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dan
kuantitatif. Analisis ini merupakan analisis isi (content analysis)
berdasarkan data pengetahuan responden terhadap batok kelapa yang dimanfaatkan
sebagai kerajinan tangan. Data kualitatif di dapat dari hasil angket wawancara
dari masyarakat. Sedangkan data kuantitatif di dapat dari hasil wawancara
berupa kerajinan tangan yang sering dibuat dari batok kelapa, kerajinan tangan
yang mudah dan sulit dibuat, serta kerajinan tangan yang mempunyai nilai
ekonomis tinggi dalam bentuk diagram lingkaran (Waluyo, 2005).
HASIL
Hasil penelitian yang telah dilakukan di Dusun
Seduri, Desa Wonodadi, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur
menunjukkan bahwa terdapat 24 responden dari 30 responden yang diwawancarai
membuat kerajinan tangan dari batok kelapa sedangkan sisanya tidak memanfaatkan
batok kelapa sebagai kerajinan tangan. Persentase kerajinan tangan yang sering
dibuat oleh masyarakat setempat adalah tas 42%, dompet 21%, dan hiasan 37%
(Gambar 2). Kerajinan tangan yang paling sering dibuat bukan berarti mudah
untuk dibuat. Persentase kerajinan tangan yang mudah dibuat oleh masyarakat
setempat adalah hiasan 67%, dompet 17%, dan tas 8% (Gambar 3).Kerajinan tangan
yang mudah dibuat ternyata mempunyai nilai ekonomis rendah sedangkan kerajinan
yang sulit dibuat mempunyai nilai ekonomis tinggi. Persentase kerajinan tangan
yang mempunyai nilai ekonomis tinggi adalah tas 42%, hiasan 33%, dan dompet 25%
(Gambar 4).
PEMBAHASAN
Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang
termasuk ke dalam suku pinang-pinangan (arecaceae). Kelapa (Cocus nucifera)
adalah tanaman daerah tropis yang lembab. Cukup mudah beradaptasi dengan
perbedaan suhu dan persediaan air dan masih umum ditemui di daerah dekat
batasan zona ekologinya. Pada umumnya kelapa ditanam di daerah pada ketinggian
di bawah 500 m, tetapi dapat tumbuh subur pada ketinggian sampai 1000 m,
walaupun suhu rendah akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil.
Semua
bagian kelapa dapat dimanfaatkan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusvirman
(2010) bahwa kelapa adalah salah satu pohon yang semua bagiannya dapat
dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah, bahkan akarnya pun
dapat dimanfaatkan. Namun, terdapat satu hal yang menarik dalam memanfaatkan
bagian-bagian kelapa yaitu batok kelapa atau cangkang buahnya (Gambar 5). Hasil
pemanfaatan batok kelapa berupa kerajinan tangan mempunyai nilai ekonomis yang
lebih tinggi dari pada dengan buahnya. Produk hasil kerajinan tangan yang
dikembangkan pada dasarnya bertujuan untuk memberikan kerajinan alternatif atau
memperkaya khasanah benda kerajinan dengan media yang relatif mudah didapatkan,
yakni batok kelapa. Pugersari (2013) menambahkan bahwa pengolahan batok kelapa
sebagai produk kerajinan termasuk ke dalam subsektor industri kerajinan,
subsektor industri kreatif yang paling membutuhkan riset dan pengembangan untuk
meningkatkan nilai tambahnya. Pengguna produk kerajinan tangan oleh masyarakat
setempat yang dikembangkan tidak dibatasi,namun disesuaikan dengan kebutuhan,
baik anak, dewasa, maupun tua, wanita, laki-laki, kelas ekonomi menengah,
maupun atas, domistik maupun manca negara.
Gambar 5
: Batok kelapa yang akan diolah menjadi kerajinan tangan
Batok kelapa (Cocus nucifera) paling sering
dibuat kerajinan tangan berupa tas oleh masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi,
Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Hal tersebut dikarenakan tas
mempunyai nilai ekonomis yang tinggi apabila dijual dipasaran. Pembuatan tas
ini hanya khusus tas wanita dengan motif yang natural dan biasanya tas ini
digunakan untuk souvenir. Masyarakat yang membuat kerajinan tas ini melakukan
percobaan terlebih dahulu untuk mencari bentuk tas yang sesuai (Gambar 6). Proses
pembuatannya juga memerlukan waktu yang cukup lama dan kesabaran. Pembuatan tas
ini dilakukan dengan memadukan batok kelapa satu dengan batok kelapa yang lain
yang dipotong ukuran 3x4 cm dan 4x7 cm. Batok kelapa yang sudah dipotong
kemudian diamplas sampai halus dan disortir dengan aneka modifikasi sampai
mengkilap. Setelah itu dilakukan penjemuran. Selanjutnya potongan-potongan
batok tersebut ditempel dan dijahit dengan benang nilon ke kain secara manual.
Kemudian ditambahkan resleting dibagian atasnya. Selain di blitar, tas ini juga
dipasarkan di mancanegara seperti italia, singapura, dan malasyia.
Gambar 6:
Tas dari batok kelapa
Pembuatan kerajinan tangan dari batok kelapa
yang paling mudah adalah pembuatan hiasan karena tidak membutuhkan bahan yang
banyak dan tidak menghabiskan banyak waktu. Hiasan yang dibuat dapat berupa
lampion, gantungan kunci, tempat tissu, pigora (Gambar 7). Masyarakat hanya
membuat hiasan-hiasan tertentu yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan dan
kemampuan pengrajin. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Suharto (2007) bahwa
Penentuan produk kerajinan dengan bahan baku kelapa
didasarkan pada need assessment, yakni kebutuhan akan produk. Selain itu
pengembangan produk ini didasarkan pada waktu dan kemampuan tim pengembang. Masyarakat
awalnya hanya mengolah batok kelapa tersebut menjadi souvenir pernikahan
seperti sendok, garpu, asbak, dan lainnya.
Gambar 7:
Hiasan dari batok kelapa
Gambar 8:
Proses pembuatan gantungan kunci
Pembuatan hiasan tersebut hanya membutuhkan
batok kelapa, amplas, gergaji, dan lem saja. Seiring dengan perkembangan zaman,
masyarakat mengembangkan lebih luas kreativitasnya dalam pemanfaatan batok
kelapa tersebut menjadi hiasan. Pembuatan hiasan tersebut apabila cukup rumit
maka memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Sedangkan hiasan yang mempunyai model
sederhana dapat diselesaikan sekitar 4 hari saja. Proses pembuatan batok kelapa
sebagai kerajinan tangan adalah memilih batok kelapa yang sudah tua dan kering.
Kemudian serabut kasar yang menemepel di permukaan batok dibersihkan
menggunakan pisau. Batok tersebut setelah itu diamplas untuk menghilangkan
sisa-sisa serabut. Selanjutnya batok kelapa dipotong dengan bentuk dan ukuran
yang disesuaikan dengan kerajinan yang akan dibuat. Untuk membuat permukaan
batok menjadi mengkilat, balok tersebut dicat menggunakan cat permis (Gambar 8).
Kerajinan tangan dari batok kelapa selain tas
dan hiasan oleh masyarakat setempat dimanfaatkan juga sebagai dompet (Gambar 9).
Banyak sekali motif yang muncul pada kerajinan dompet yang sekarang
banyak beredar dikalangan masyarakat. Dompet untuk wanita yang pada umumnya
hanya berbahan vinil kulit, kain, kulit, dan lain sebagainya. Namun, sekarang
sudah mulai berkembang dompet dari bahan yang kurang umum sebagai bahan dasar
pembuatan dompet. Salah satunya adalah batok kelapa. Batok kelapa yang sudah
mengalami pemilihan diproses sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu produk
dompet yang tidak kalah dari dompet import. Proses pembuatan dompet hampir sama
dengan proses pembuatan tas hanya saja ukuran dompet lebih kecil dari pada tas.
Gambar 9
: Dompet dari batok kelapa
Kerajinan tangan yang mempunyai nilai ekonomis
tertinggi adalah tas dan hiasan yang unik. Hal tersebut dikarenakan pembuatan
tas dan hiasan unik membutuhkan waktu yang lama dan prosesnya yang rumit.
Semakin rumit proses pembuatan suatu produk maka semakin tinggi nilai ekonomis
produk tersebut. Selain itu, apabila produk hasil kerajinan tangan batok kelapa
dipasarkan di daerah yang dekat dengan daerah blitar maka nilai ekonomisnya
menurun. Tetapi apabila produk tersebut dipasarkan didaerah yang jauh dai daerah
Blitar, maka nilai ekonomisnya semakin tinggi.
Alasan masyarakat Dusun Seduri, Desa Wonodadi,
Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur memanfaatkan batok kelapa
sebagai kerajinan tangan adalah untuk menambah pendapatan keluarga, mudah
didapat, proses pengolahan yang cukup mudah, serta ramah lingkungan. Pengetahuan yang diperoleh
masyarakat setempat tentang proses pemanfaatan batok kelapa sebagai kerajinan
tangan adalah paling banyak bersumber dari tetangga mereka sendiri. Sedangkan
yang lainnya bersumber dari tradisi orang tua, teman, internet atau buku.
KESIMPULAN
Batok kelapa memiliki banyak kegunaan, selain sebagai bahan bakar atau arang, batok kelapa dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku untuk kerajinan tangan. Macam-macam kerajinan tangan yang dihasilkan dari batok kelapa cukup diminati masyarakat Indonesia. Selain bentuknya yang unik,
hasil kerajinan tangan ini memiliki kesan tradisional yang khas dari Negara
Indonesia. Macam-macam kerajinan tangan dapat dihasilkan dari batok kelapa mulai dari tas, dompet, hiasan yang mencakup lampion, tempat
tissu, gantungan kunci, dan pigora. Cara membuat kerajinan batok kelapa adalah membersihkan batok kelapa tersebut dari serabut-serabut
kasar dan halusnya. Setelah itu batok tersebut diamplas supaya serabut halus
bersih. Kemudian batok kelapa dipotong sesuai dengan bentuk dan ukuran yang
diinginkan. Untuk memberi warna mengkilat, maka batok tersebut dicat dengan
menggunakan cat permis.
Langkah tersebut dilakukan secara urut dan penuh
dengan ke hati-hatian. Selain bernilai seni, batok kelapa
juga memiliki nilai ekonomis. Macam-macam kerajinan tangan dari batok kelapa juga memiliki peluang usaha yang menjanjikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 1996. Prosedur Penelitian Suatu
Penelitian. Jakarta: Renika Cipta.
Cotton.
C. M. 1999. Ethnobotany: Principles And Application. England: John Wiley
And Sons Ltd.
Jain, S.
K. 1989. Methods And Approaches In Ethnobotany. Lucknow: Society Of
Ethnobotanists.
Lande,
M. L dan Suratman, U. 2008. Pemetaan Dan Potensi Ekonomi Tanaman Obat Di
Desa Sumber Agung Gunung Betung Tahura Wan Abdul Rachman. Prosiding Seminar
Nasional Sains Dan Teknologi-II Universitas Lampung.
Nasution,
R.E. 1992. Prosiding Seminar Dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan RI-LIPI. Perpustakaan Nasional RI. Jakarta.
Pugersari,
Dewi. 2013. Eksperimen Pengembangan
Produk Fungsional Bernilai Komersial Berbahan Baku Tempurung Kelapa Berusia
Muda Dengan Teknik Pelunakan. J. Vis. Art & Des, Vol. 5, No. 1
Rusvirman,
dan Hernandi. 2010. Penelitian Pendahuluan Pemanfaatan Limbah Pedagang Air
Kelapa Muda Bandung (Makalah Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam), Cimahi: Universitas Jenderal Achmad Yani.
Sari, L.
O. R. K. 2006. Pemanfaatan Obat Tradisional Dengan Pertimbangan Manfaat Dan
Keamanannya. Majalah Ilmu Kefarmasian.
Suharto.
2007. Pemanfaatan Kelapa (Batang, Tapas, Lidi, Mancung, Sabut, Dan
Tempurung)Sebagai Bahan Baku Kerajinan. Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
Sukarman
Dan S. Riswan. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani Di Indonesia.
Prosiding Seminar Dan Lokakarya Nasional Etnobotani. Cisarua, Bogor.
Swetta,
A. 2008. Produk Kerajinan Dari Limbah Alam. Jakarta : Penebar Swadaya
Waluyo,
E.B. 2005. Pengumpulan Data Etnobotani. Bogor : LIPI
Yanti,
Ana 2005. Tas Batok Seduri Blitar. Https://Tasbatokseduriblitar.Wordpress.Com. Diakses
Tanggal 15 Mei 2016
LAMPIRAN
Tas dari batok kelapa
Proses pengamplasan batok kelapa
Proses pemotongan batok kelapa sesuai bentuk
dan ukuran yang diinginkan
Proses pengecatan dengan cat permis supaya terlihat
mengkilat
Proses penyusunan motif tas
Hiasan miniatur hewan dari batok kelapa
Jam tangan dari batok kelapa
Lampion dari batok kelapa
LEMBAR
WAWANCARA ETNOBOTANI BATOK KELAPA (Cocus nucifera) SEBAGAI BAHAN
KERAJINAN DI DUSUN SEDURI, DESA WONODADI, KECAMATAN
WONODADI, KABUPATEN BLITAR, JAWA TIMUR
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama Responden :
______________________
2. Umur : ____ thn
3. Jenis Kelamin : Laki-laki/
Perempuan
4. Tempat lahir : di desa ini/di
luar desa ini
5. Status : belum menikah/menikah
6. Pendidikan terakhir :
a. SD b. SMP
c. SMA d. Perguruan Tinggi
7. Bahasa yang dikuasai :
a. Indonesia b. Madura
c. jawa d. lainnya:____________
8. Pekerjaan Ibu/Bapak/Saudara
a. Petani b.
Pedagang c. PNS d. lainnya____________
1. Apakah Ibu/Bapak/Saudara
mengetahui tentang kerajinan?
a. ya b. tidak
2. Jika ya, jenis kerajinan
apa yang Ibu/Bapak/Saudara ketahui?
__________________________________
3. Apakah Ibu/Bapak/Saudara
menggunakan batok kelapa sebagai bahan kerajinan?
a. ya b. tidak
4. Jika tidak, mengapa?
___________________________________
5. Jika ya, mengapa
menggunakan batok kelapa sebagai bahan kerajinan?
___________________________________
6.
Dimanfaatkan sebagai kerajinan apa batok kelapa tersebut?
a. Tas b. Dompet
c. Hiasan
7. Kerajinan tangan apa saja yang menurut
Ibu/Bapak/Saudara mudah dibuat dari batok kelapa?
a. Tas b. Dompet
c. Hiasan
Alasan:_________________________________________
8.
Kerajinan tangan apa saja yang menurut Ibu/Bapak/Saudara sulit dibuat dari
batok kelapa?
a. Tas b. Dompet
c. Hiasan
Alasan:_________________________________________
9. Apa yang mendasari untuk
menekuni kerajinan?
a. tuntutan ekonomi c. tradisi keluarga
b. pekerjaan sampingan d.
lainnya: ___________
10. Dari mana mendapatkan
pengetahuan tentang pemanfaatan batok kelapa sebagai
bahan kerajinan?
a. orang tua c. teman
b. tetangga d. lainnya: ___________
11. Menurut Ibu/Bapak/Saudara
apa kelebihan produk kerajinan dari pada produk
lainnya?
a. lebih murah c. mudah didapat
b. lebih aman d. ramah lingkungan
12. Kerajinan tangan apa
saja yang mempunyai nilai ekonomis tinggi?
a. Tas b. Dompet
c. Hiasan
Alasan:_________________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar