Total Tayangan Halaman

Rabu, 08 Februari 2017

Konservasi Air


MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
KONSERVASI AIR

Dosen Pengampu:
Dwi Suheriyanto, M.P

Disusun Oleh:
                                                            Anis Nur Laily           (13620047)


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah Ekologi Tumbuhan dengan tema “Konservasi Air” ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu meskipun kurang sempurna dalam sisi penulisan maupun isi yang terkandung di dalamnya.
Ucapan terima kasih terlantun dari lisan dan hati penulis pada pihak-pihak terkait yang  telah membantu secara tidak langsung mengarahkan penulis dalam penyusunan makalah ini. Kepada Bapak Dwi Suheriyanto, M.P yang telah memberikan materi kepada penulis, dan mempercayai penulis untuk mengkaji lebih dalam pada materi Ekologi Tumbuhan. Tak lupa kepada teman-teman yang telah rela membantu menyelesaikan makalah ini, baik dengan tenaga maupun fikiran.
Saya menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, saya telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik, dan oleh karenanya, kami menerima masukan, saran serta usul yang bersifat membangun guna penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam belajar dan hasilnya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Malang, 18 Oktober 2015



Penulis



DAFTAR ISI

Halaman Judul ............................................................................................................................ i
Kata Pengantar........................................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................................. ..iii

BAB I PENDAHULUAN
   1.1 Latar Belakang.................................................................................................................. 1
   1.2 Tujuan................................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Air dan Peranannya.......................................................................................................... 3
2.2 Air dalam Perspektif Al-Qur’an ...................................................................................... 3
2.3 Siklus Hidrologi Air ......................................................................................................... 4
2.4 Metode Konservasi AIr ................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................... 8
3.2 Saran................................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Air merupakan asal muasal dari segala macam bentuk kehidupan di planet bumi ini. Dari air bermula kehidupan dan karena air peradaban tumbuh dan berkembang. Tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung, sehingga penyediaan air baku untuk kebutuhan domestik, irigasi dan industri menjadi menjadi perhatian dan prioritas utama. Karena itulah Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mendeklarasikan bahwa air merupakan hak azasi manusia; artinya, setiap manusia di muka bumi ini mempunyai hak dasar yang sama terhadap pemakaian air.
Di Indonesia, hak masyarakat terhadap penggunaan air dijamin melalui Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19454, dan Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. Dalam perkembangannya, air secara sangat cepat menjadi sumber daya yang makin langka dan relatif tidak ada sumber penggantinya. Meskipun Indonesia termasuk 10 negara kaya air, namun dalam pemanfaatannya terdapat permasalahan mendasar yang masih terjadi. Pertama, adanya variasi musim dan ketimpangan spasial ketersediaan air. Pada musim hujan, beberapa bagian di Indonesia mengalami kelimpahan air yang luar biasa besar sehingga berakibat terjadinya banjir dan kerusakan lain yang ditimbulkannya. Di sisi lain, pada musim kering kekurangan air dan kekeringan menjadi bencana di beberapa wilayah lainnya. Permasalahan mendasar yang kedua adalah terbatasnya jumlah air yang dapat dieksplorasi dan dikonsumsi, sedangkan jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah menyebabkan kebutuhan air baku meningkat secara drastis. Masalah kualitas air semakin mempersempit alternatif sumber-sumber air yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat.
Pada sisi lain penyediaan air yang dibutuhkan bagi kegiatan rumah tangga, perkotaan dan industri sering mendapatkan gangguan secara kuantitas – dalam arti terjadinya penurunan debit air baku akibat terjadinya pembukaan lahan-lahan baru bagi pemukiman baru di daerah hulu yang berakibat pada pengurangan luas catchment area sebagai sumber penyedia air baku. Disamping itu, secara kualitas penyediaan air baku sering tidak memenuhi standar karena adanya pencemaran air sungai oleh limbah rumah tangga, perkotaan, dan industri.
Mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka sumber daya air merupakan sumber daya alam yang sangat vital bagi hidup dan kehidupan makhluk serta sangat strategis bagi pembangunan perekonomian, menjaga kesatuan dan ketahanan nasional sehingga harus dikelola secara terpadu, bijaksana, dan professional.

1.2 Tujuan
 Tujuan adanya makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui air dan peranannya bagi kehidupan
2.      Untuk mengetahui perspektif air dalam al-qur’an
3.      Untuk mengetahui siklus hidrologi air
4.      Untuk mengetahui cara konservasi air


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Air dan Peranannya

Air dapat berupa zat padat sebagai es dan salju, dapat berupa zat cair yang mengalir sebagai air permukaan, berada dalam tanah sebagai air tanah, berada diudara sebagai hujan, berada di Laut sebagai air laut dan bahkan dapat berupa uap air yang didefinisikan sebagai air udara (bibit air).
Air juga mempunyai peranan yang sangat luas dalam kehidupan sehari-hari, dimana beberapa peran pokok yang dapat dijelaskan dibawah ini antara lain adalah :
·       Keperluan rumah tangga, misalnya untuk minum, masak, mandi, cuci dan pekerjaan lainnya
·       Sebagai komponen dasar dari salah satu media perhubungan
·      Sebagai unsur proses photo sintesa dalam produk tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan
·      Keperluan umum, misalnya untuk kebersihan jalan dan pasar, pengangkutan air limbah, hiasan kota, tempat rekreasi dan lain-lainnya
·       Keperluan industri, misalnya untuk pabrik dan bangunan pembangkit tenaga listrik
·       Keperluan perdagangan, misalnya untuk hotel, restoran, dll
·       Keperluan pertanian dan peternakan
·       Keperluan pelayaran dan lain sebagainya
Oleh karena itulah air sangat berfungsi dan berperan bagi kehidupan makhluk hidup di bumi ini. Penting bagi kita sebagai manusia untuk tetap selalu melestarikan dan menjaga agar air yang kita gunakan tetap terjaga kelestariannya dengan melakukan pengelolaan air yang baik seperti penghematan, tidak membuang sampah dan limbah yang dapat membuat pencemaran air sehingga dapat menggangu ekosistem yang ada.
2.2 Air dalam Perpektif Al-qur’an
Allah SWT. Begitu banyak memberitahukan kepada manusia mengenai air. Dimana air adalah merupakan karunia dan nikmat yang Allah limpahkan kepada manusia. Al-quran telah merangkum makna penting air dan menghimbau perhatian kepadanya. Dengan mendalami Al-quran, orang akan mengetahui bahwa air adalah merupakan tema utama dalam kehidupan makhluk hidup dipermukaan bumi ini. “Air” disebutkan lebih dari enam puluh kali. ”sungai” lebih dari lima puluh kali dan “laut” lebih dari empat puluh kali, sedangkan kata “air mancur” ,”mata air”,”hujan”, “hujan es”,”awan”, dan “angin” disebutkan agak jarang.  Namun Al-quran bukanlah buku ajar sains, dan ia tidak membahas aspek kimia dan fisika air. Sebaliknya Al-quran adalah kitab petunjuk bagi umat manusia. Sebagaimana  kita saksikan, Al-quran membahas tema air menurut cara dan demi tujuannya sendiri. Air dilihat tidak saja sebagi unsur penting dan bermanfaat, melainkan juga sebagi unsur yang memiliki signifikasi mendalam dengan akibat-akibat yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan setiap muslim, masyarakat dan peradaban Islam.
Air juga merupakan komponen terbanyak dalam tubuh kita, bahkan saat kita masih menjadi janin, kandungan air dalam tubuh hampir mendekati 100%, kemudian setelah lahir kandungan air dalam tubuh mulai berkurang menjadi 80%, saat dewasa menjadi 70%, dan ketika sudah lanjut usia bisa menjadi 50%. Fenomena semacam ini sudah dijelaskan oleh Allah di dalam firman-Nya:
 
“Dan Dia (pula) yang menciptakan manusia dari air, lalu dia jadikan manusia itu (punya) keturunan dan mushaharah dan adalah Tuhanmu Maha Kuasa.” (Qs Al Furqan:54)

2.2 Siklus Hidrologi
Siklus hidrologi (Hydrologic Sycle) merupakan peredaran air dibumi melalui udara, permukaan tanah maupun lapisan dibawah permukaan tanah dan ini bisa berlangsung berkat ketersediannya sumber energi matahari, komponen-komponen utama dari bagian siklus hidrologi adalah :
a. Penguapan (Evapo-transpirasi).
b. Curah hujan (Precipitasi).
c. Limpasan permukaan (Surface Run Off).
d. Resapan (Infiltrasi).
Ada sejumlah langkah yang terlibat dalam siklus air. Air melewati semua tiga keadaan materi selama siklus ini. Kekuatan alam seperti matahari, udara, tanah, pohon, sungai, laut, dan pegunungan memainkan peranan penting dalam menyelesaikan siklus air.
Tahap 1 : Matahari terjadi menjadi kekuatan pendorong dari siklus air. Ini memanas air di laut, sungai, danau dan gletser, yang menguap dan naik ke atas di udara. Air juga menguap melalui tanaman dan tanah melalui proses yang disebut transpirasi. Air menguap ini dalam bentuk uap air, yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tahap 2 : Uap air ini kemudian masuk bersentuhan dengan arus udara, yang membawanya lebih tinggi ke atmosfer. Setelah mencapai suhu dingin, uap air mengembun membentuk awan, yang mengandung jutaan tetesan kecil air.
Tahap 3 : Awan ini bergerak sepanjang dunia dan tumbuh semakin besar mengumpulkan uap air lebih banyak dalam perjalanan mereka. Ketika itu menjadi terlalu berat untuk awan untuk menahan uap air lagi, mereka meledak dan tetesan air jatuh kembali ke bumi dalam bentuk hujan. Jika suasana cukup dingin, curah hujan berubah menjadi hujan salju dan hujan es.
Tahap 4 : Pada langkah terakhir, hujan atau salju yang mencair mengalir kembali ke badan air seperti sungai, danau, dan waduk. Air hujan juga diredam oleh tanah, melalui proses yang disebut infiltrasi. Beberapa air juga berjalan dari permukaan atau merembes di dalam tanah, yang kemudian dapat dilihat sebagai air tanah atau air tawar mata air. Akhirnya air mencapai lautan, yang merupakan badan air terbesar dan sumber terbesar dari uap air.
Siklus air didorong oleh energi matahari karena menghangatkan lautan dan air permukaan lainnya. Energi matahari menyebabkan penguapan (air menjadi uap air) air permukaan yang zat cair dan sublimasi yakni (es menjadi uap air) air beku, yang menyimpan dalam jumlah besar uap air ke atmosfer. Seiring waktu, uap air mengembun menjadi awan ini sebagai tetesan cair atau bekuan, yang akhirnya diikuti oleh presipitasi (hujan atau salju), kembali lagi air ke permukaan bumi. Hujan akhirnya merembes ke dalam tanah, di mana ia dapat menguap lagi (jika dekat permukaan), mengalir di bawah permukaan, atau disimpan untuk waktu yang lama. Lebih mudah diamati adalah limpasan permukaan: aliran air segar baik dari hujan atau pencairan es. Limpasan kemudian dapat membuat jalan melalui sungai dan danau ke laut atau mengalir langsung ke lautan itu sendiri. Hujan dan limpasan permukaan adalah cara utama di mana mineral, termasuk karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur, yang bersiklus dari air darat.
2.3 Konservasi Sumber Daya Air
Penghematan air atau konservasi air adalah perilaku yang disengaja dengan tujuan mengurangi penggunaan air segar, melalui metode teknologi atau perilaku sosial. Usaha konservasi air bertujuan untuk:
1.    Keseimbangan - Untuk menjamin ketersediaan untuk generasi masa depan, pengurangan air segar dari sebuah ekosistem tidak akan melewati nilai penggantian alamiahnya.
2.    Penghematan energi - Pemompaan air, pengiriman, dan fasilitas pengolahan air limbah mengonsumsi energi besar. Di beberapa daerah di dunia (contohnya, California).
3.    Konservasi habitat - Penggunaan air oleh manusia yang diminimalisir untuk membantu mengamankan simpanan sumber air bersih untuk habitat liar lokal dan penerimaan migrasi aliran air, termasuk usaha-usaha baru pembangunan waduk dan infrastruktur berbasis air lain (pemeliharaan yang lama).
Untuk skala kawasan pengelolaan sumber daya air dibedakan ke dalam beberapa karateristik zona yang spesifik, yaitu :
·      Zona I merupakan zona rendah sepanjang garis pantai, seringkali banjir, memiliki tanah yang lembek dan adanya intrusi air laut ke air bawah tanah
·      Zona II merupakan zona rendah, beresiko banjir, baik untuk budidaya tanaman pangan, dan air tanah yang sensitif (rawan) terhadap polusi
·      Zona III merupakan zona datar dengan muka tanah yang relatif tinggi, memiliki slope cukup, kualitas air tanah yang baik, dan tidak ada resiko banjir, walaupun kerap tergenang.
·      Zona IV merupakan zona berbukit, berlokasi pada dataran agak tinggi, tidak ada resiko banjir maupun genangan, lahan relatif subur, namun ketersediaan air tanah sedikit karena merupakan daerah tangkapan air (catchment area) bagi zona I, II, dan III.
·      Zona V merupakan zona pegunungan dengan kelerengan (slope) yang tinggi dan kecepatan aliran permukaan (fast flowing surface water) yang tinggi pula.
Konservasi air melibatkan peran serta aktif dari masyarakat dan menjadi tanggung jawab pemerintah, pemerintah daerah serta pengelola sumber daya air wilayah sungai dan masyarakat. Upaya untuk konservasi air adalah sebagai berikut :
·      Menata ulang tata kota agar berbasis ekologis
·      Membuat “rumah” untuk cacing tanah. Rumah itu disebut dengan biopori atau pori-pori hidup di dalam tanah. Cacing tanah adalah organisme dari kelas oligochaeta yang mampu menembus tanah hingga kedalaman 8 m. Dengan membuat satu rumah cacing, paling tidak kita akan mendapatkan sebidang tanah yang pori-porinya cukup ramah untuk menerima limpasan air hujan dan menyimpannya pada kedalaman yang lebih dalam. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi kelangkaan air pada musim kemarau.
·      Melakukan upaya konservasi air dengan cara menampung atau menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat dibutuhkan (kemarau) terutama  untuk pemenuhan kebutuhan domestik (seperti desa saya-Waimana-Larantuka- Flores Timur)
·      Pembangunan waduk
·      Menjaga kelestarian sawah sebagai preservasi air
·      Memulai program pengijauan pada lahan kosong
·      Penggunaan teknologi Biogas guna mengurangi risiko polusi sungai dan sumber air oleh kegiatan peternakan
·      Mendaur ulang air limbah atau Curieau atau disebut juga Aqua Industrial Water Treatment.


BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Peranan air bagi kehidupan adalah untuk keperluan rumah tangga, sebagai komponen dasar dari salah satu media perhubungan, sebagai unsur proses fotosintesis dalam produk tanaman pertanian, perkebunan dan kehutanan, keperluan pelayaran dll.
2.      “Air” dalam al-qur’an disebutkan lebih dari enam puluh kali. ”sungai” lebih dari lima puluh kali dan “laut” lebih dari empat puluh kali. Air juga merupakan komponen terbanyak dalam tubuh manusia, bahkan saat masih menjadi janin sebagaimana tercantum pada surat Al-Furqan ayat 54.
3.      Komponen-komponen utama dari bagian siklus hidrologi adalah penguapan (Evapo-transpirasi), curah hujan (Precipitasi), limpasan permukaan (Surface Run Off), resapan (Infiltrasi).
4.      Cara konservasi air adalah menata ulang tata kota agar berbasis ekologis, membuat “rumah” untuk cacing tanah, menyimpan air pada saat berlebih untuk digunakan pada saat dibutuhkan (kemarau) terutama  untuk pemenuhan kebutuhan domestik, pembangunan waduk, menjaga kelestarian sawah sebagai preservasi air, memulai program pengijauan pada lahan kosong, penggunaan teknologi Biogas guna mengurangi risiko polusi sungai dan sumber air oleh kegiatan peternakan, mendaur ulang air limbah atau Curieau atau disebut juga Aqua Industrial Water Treatment.

3.2    Saran
Ø Sumber daya air akan lestari apabila dalam pemanfaatannya disertai dengan tindakan konservasi, disamping itu perlu adanya penghijauan untuk melindungi kelestarian sumber daya air.
Ø Perlu adanya upaya yang bisa dilakukan supaya potensi mata air tetap terjaga dan terpelihara dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh penduduk dengan sebaik-baiknya.


DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Soemitro. 1989.  Konservasi Tanah dan Air, Presentasi Workshop Agroforestry 2004, Fakultas Kehutanan, Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada
Siregar, Sakti A. 2010. Instalasi Pengolahan Air Limbah. Jakarta : Erlangga
Stephanus. 2015. Makalah Air Baku dan Konservasi Air. Diakses melalui http://dokumen.tips/documents/makalah-air-baku-dan-konservasi-air.html pada 18 Oktober 2015 pukul 20.00 WIB
Suparno, Oto. 2009. Teknologi Proses Pengolahan Air. Bogor : IPB
Ujianto, Bambang, 2006. Faktor Penentu Rekayasa Konservasi Tanah dan Air. Jakarta : Suara Merdeka Cybernews

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar