MAKALAH
ZOOLOGI CHORDATA
REPTIL
ORDO SQUAMATA
Dosen
Pengampu: Mujahidin Ahmad, M.Sc
Disusun
Oleh:
Risky
Rahmawati 13620045
Dian
Eka Pratiwi 13620046
Anis
Nur Laily 13620047
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Allah SWT, karena atas ridho-Nya lah makalah
yang berjudul “Reptil Ordo Squamata” ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
semoga tetap tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW. Serta para pihak yang
telah membantu penyusunan makalah ini. Adapun tujuan dalam penyusunan makalah
ini agar dapat menjadi rujukan untuk mempelajari tentang Reptil Ordo Squamata.
Dalam
penulisan makalah ini penulis mencoba semaksimal mungkin dalam penyusunannya.
Namun tidak ada gading yang tak retak,begitupun dengan makalah ini. Oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna memperbaiki
makalah sederhana ini. Semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan,
wawasan mengenai materi Reptil Ordo Squamata.
Malang, 04 April 2015
DAFTAR ISI
Cover
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kelas
reptilia merupakan suatu kelompok yang beraneka ragam dengan banyak garis
keturunan yang sudah punah, saat ini diwakili oleh sekitar 7000 spesies,
sebagian besar kadal, ular, penyu atau kura-kura, dan buaya. Ini adalah
pengelompokkan tradisional dan didasarkan pada kemiripan semua tetrapoda
tersebut. Namun demikian, analisis kladistik menunjukkan bahwa pengelompokkan
semua vertebrata tersebut diatas di dalam satu kelas yang tidak menyertakan
burung merupakan suatu hal yang tidak sesuai dengan filogeni. Burung tampaknya
memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dengan buaya daripada antara
kura-kura dan buaya. Pada kenyataannya, kelas reptilia tidak dapat
didefinisikan kecuali oleh tidak adanya ciri-ciri yang membedakan burung (bulu
terbang) dan mamalia (rambut dan kelenjar susu). Terlepas dari permasalahan
taksonomik ini, mempelajari reptilia (dalam pengertian tradisional) memberikan
fakta-fakta yang membantu kita memahami semua hewan amniota (Campbell, dkk.,
2003).
Reptilia
merupakan sekelompok vertebrata yang menyesuaikan diri di tempat yang kering di
tanah. Penandukan atau cornificatio kulit dan squama atau carpace untuk menjaga
banyak hilangnya cairan dari tubuh pada tempat yang kasar (Jasin, 1984). Kelas
reptilia merupakan salah satu kelas dari vertebrata yang telah berjaya pada
masa mesozoikum, untuk lebih mengetahui lebih banyak lagi informasi-informasi
seputar reptilia, maka disusunlah makalah ini.
1.2 Ruusan Masalah
Rumusan masalah dari pembuatan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimanakah
karakteristik umum reptil?
2.
Apakah
klasifikasi dari ordo squamata?
3.
Bagaimanakah
morfologi dan anatomi ular?
4.
Dimanakah
persebaran reptil?
5.
Bagaimanakah
system organ dari dari reptil?
6.
Bagaimanakan
peran reptile dalam ekosistem?
7.
Apakah dalil
penciptaan dari reptil?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui karakteristik umum reptil
2.
Untuk
mengetahui klasifikasi dari ordo squamata
3.
Untuk
mengetahui morfologi dan anatomi ular
4.
Untuk
mengetahui persebaran reptil
5.
Untuk
mengetahui system organ dari dari reptil
6.
Untuk
mengetahui peran reptile dalam ekosistem
7.
Untuk
mengetahui dalil penciptaan dari reptil
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Karakteristik Umum Reptilia
Nama reptilia diambil
dari model cara hewan berjalan (latin: reptum=melata atau merayap) dan studi
tentang reptilia disebut Herpetology (Yunani: creptes = reptil) (Jasin, 1984).
Reptilia memiliki
beberapa adaptasi untuk kehidupan darat yang umumnya tidak ditemukan pada
amfibia, sisik yang menagndung protein keratin membuat kulit reptilia kedap
air, sehingga membantu mencegah dehidrasi di udara kering. Kulit berkeratin
merupakan analog hewan vertebrata dari kutikula berkitin pada serangga dan
kutikula berlilin pada tumbuhan darat. Karena reptilia tidak dapat bernafas
melalui kulit yang kering, maka sebagian besar reptilia mendapatkan semua
kebutuhan oksigennya melalui paru-paru. Banyak kura-kura juga menggunakan
permukaan lembap pada kloakanya untuk pertukaran gas (Campbell, dkk., 2003).
Reptilian memiliki karakteristik sebagai berikut
(Kurniati,
2009):
1.
Tubuh:
ditutupi kulit kering bertanduk (tidak licin), biasanya dilengkapi sisik atau
kuku; kelenjar di permukaan kulit sedikit.
2.
Memiliki 2
pasang anggota badan, masing-masing dengan 5 jari yang pada bagian ujungnya
terdapat cakar dan dapat digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat;
anggota badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada
anggota badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular.
3.
Kerangka terdiri dari tulang keras,
tengkorak dilengkapi rongga oksipital.
4.
Jantung
terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambidan ventrikel yang
sebagian saling terpisah; 1 pasang bekas aorta; sel darah merah oval bikonkaf
dengan inti.
5.
Respirasi
dengan paru-paru; pada kura-kura air dilengkapi dengan respirasi kloaka.
6.
Terdapat 12
pasang syaraf cranial.
7.
Suhu tubuh berubah-ubah
tergantung suhu lingkungan (poikolotermis).
8.
Fertilisasi
internal,menggunakan organ kopulasi; telurnya besar mengandung kuning telur
yang terbungkus cangkang licin atau berkulit; biasanya telur ditetaskan tetapi
pada beberapa jenis ular dan kadal embrio berkembang di dalam tubuh betina.
9.
Otak kecil
sederhana, otak besar (serebrum) sudah mulai berkembang dengan tubuhnya disebut
Neopalium. Neopalium adalah pertumbuhan serebral kortex yang baru.
10. Gigi reptilian bervariasi, letak dirahang atas dan
bawah yaitu maxilla dan mandibulla, juga ada pada langit-langit ada juga
reptilia yang tidak punya gigi (kura-kura).
2.2 Klasifikasi Ordo Squamata
Adapun klasifikasi
dari ordo Squamata adalah sebagai berikut (Jasin, 1984):
Filum : Chordata
Subfilum :
Vertebrata
Superkelas :
Tetrapoda
Kelas :
Reptilia
Subkelas :
Diapsida
Supraordo :
Lepidosauria
Ordo : Squamata
Subordo
: Lacertilia/Sauria
Subordo
: Serpentes/ Ophidia
Famili Eublepharidae
Famili Gekkonidae
Famili Agamidae
Famili Chameleonidae
Famili Iguanidae
Famili Colubridae
Famili Elapidae
Famili Viperidae
Famili Boidae
Famili Pythonidae
Ø
Subordo Sauria
·
Tubuh
panjang
·
Mandibula
bersatu di bagian anterior.
·
Kelopak mata
biasa dapat digerakkan.
·
Bentuk lidah
bercabang.
·
Mempunyai
kandung kemih
1.
Famili Eublepharidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Eublepharidae
Genus
: Goniurosaurus
Spesies
: G.araneus
|
1. Memiliki kelopak mata yang dapat digerakkan
2. Berwarna kuning dan memiliki empat garis coklat
lebar di bagian belakang
3. Mata gelap coklat kemerahan
|
2.
Famili Gekkonidae
Contoh/Klasifikasi
|
Cirri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Gekkonidae
Genus
: Hoplodactylus
|
1. Jari-jari kaki yang memiliki adaptasi khusus yang
memungkinkan untuk berada di bagian permukaan tanpa menggunakan cairan
atau tegangan permukaan.
|
3.
Famili Agamidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Agamidae
Genus
: Sitana
Spesies
: Sitana ponticeriana
|
1.
Kaki kuat
2.
Ekor tidak
dapat beregenerasi
3.
Kaki belakang relative lebih
panjang dari kaki depan
Keunikan
Mampu mengubah warna tubuh untuk mengatur suhu tubuh
|
4. Famili
Chameleonidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Chameleonidae
Genus
: Uromastyx
Spesies
: Uromastyx acanthinuru
|
1.
Ukuran
tubuh relatif besar
2.
Kulit yang
keras dan warna tubuh gelap.
Habitat :
Didalam gua-gua
|
5.
Famili Iguanidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Iguanidae
Genus
: Ctenosaura
Spesies
: Ctenosaura similis
|
1. Ukuran tubuh bervariasi.
2. Mempunyai sisik yang keras dan berwarna hijau
3. Mempunyai cakar.
Habitat :
Di daratan dan di bebatuan.
|
Ø
Subordo Ophidia (ular)
·
Tidak
mempunyai kaki ( tidak mempunyai telapak kaki ).
·
Lubang
telinga, tulang dada (sternum), dan kandung kemih tidak ada.
·
Mandibula
dihubungkan di bagian anterior oleh sebuah ligamentum.
·
Bola mata
tidak dapat digerakkan, tertutup oleh sisi transparan.
·
Tidak
mempunyai kelopak mata.
·
Lidah
panjang, bercabang dua dapat dijulurkan keluar
1. Famili
Colubridae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Colubridae
Genus
: Chrysopedia
Spesies
: Chrysopedia ornata
|
1. Tubuh hitam, ditutupi oleh sisik berwarna hijau
2. Kepala berbentuk segitiga.
3. Melilit di
batang pohon.
4. Hidup dipepohonan
|
2. Famili Elapidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Elapidae
Genus
: Naja
Spesies
: Naja haje
|
1.
Memiliki
sepasang taring yang digunakan untuk menyuntikkan racun dari
kelenjar yang terletak di bagian belakang rahang atas.
2.
Tubuh
panjang dan ramping dengan sisik halus, tubuh berwarna gelap.
|
3.
Family Viperidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Viperidae
Genus
: Vipera
Spesies
: Vipera aspis
|
2.
Kepala
berbentuk segitiga
|
4.
Famili Boidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Boidae
Genus
: Boa
Spesies
: Boa Constrictor
|
1.
Rahang
bawah yang relatif kaku dengan elemen koronoideus, sisa korset panggul dengan anggota belakang yang
sebagian terlihat sebagai sepasang taji , satu di kedua sisi lubang .
|
5.
Famili
Pythonidae
Contoh/Klasifikasi
|
Ciri-ciri
|
Kingdom
: Animalia
Phylum
: Vertebrata
Class
: Reptilia
Ordo
: Squamata
Family
: Pythonidae
Genus
: Python
Spesies
: Python molurus
|
1.
Tidak
menyerang manusia kecuali terkejut atau terprovokasi
2.
Mangsa
dibunuh oleh proses penyempitan
|
2.3 Morfologi dan Anatomi Ular
2.3.1
Karakteristik
Khusus
1.
Warna Tubuh
Warna juga menjadi penting dalam
termoregulasi, yaitu akan menjadi perubahan konsentrasi granula-granula pigmen
dalam kromatofora akibat respon temperatur tinggi dengan mengurangi pewarnaan
sehingga warna menjadi lebih terang., sementara itu temepratur rendah
menyebabkan pewarnaan gelap. Warna juga disiapkan untuk melindungi organ-organ
vital dari bahaya radiasi matahari. Kadangkala
pigmentasi berfungsi untuk perisai organ intermuskular bahkan untuk
perlindungan jaringan peritoneum (Kutnianti,
2009).
2.
Sisik Epidermal
Tubuh reptil dibungkus oleh sisik
kering sebagai pelindung tubuh seperti halnya sisik ikan. Sisik-sisik ini terbagi dalam 2 kategori, yaitu
epidermal dan dermal. Tipe sisik
reptil adalah superfisial dan umumnya berganti secara berkala. Sisik dermal adalah lempengan tulang yang tertanam
permanen pada kulit dan bertahan selama hidupnya (Hickman, 2001).
Reptil memiliki sisik epidermal
yang terlihat amat nyata pada kadal dan ular. Sisik epidermal secara terus
menerus diproduksi oleh karena pertumbuhan dari lapisan stratum germinativun
epidermis dan umunya berlipat sehingga menjadi tumpang tindih satu sama lain.
Ketika lapisan sisik epidermal tumbuh secara sempurna atau secara utuh,
akhirnya menjadi terpisah dari stratum germinativum dan tampak sebagai benda
mati. Ular dan kadal sisik-sisiknya berganti yang disebut dengan proses
ekdisis. Sebelum berlangsungnya ekdisis, sisik-sisik baru yang akan
menggantikan sisik yang sudah tua sudah terbentuk. Kebanyakan ular berganti
kulit secara sekaligus.Epidermal yang lepas pertama pada daerah kepala termasuk
kulit di dorsal mata, ular pada akhirnya beringsut ke luar dari penutup lama.
Pergantian kulit pada ular dihitung mulai saat pertama seekor ular
berganti kuloit adalah bergantung pada tingkat pertumbuhannya. Jenis ular yang
cepat pertumbuhannya biasanya berganti kulit setiap dua bulan (Hickman, 2001).
Beberapa ular berbisa seperti pada Crotalus
cerates dan Cerates cerates memiliki struktur seperti tanduk di atas
matanya yang merupakan modifikasi dari sisik-sisik. Tanduk ini akan melipat ke
bawah menutupi mata ketika kepala ular ditekan. Tanduk ini mungkin bermanfaat
untuk melindungi mata ketika ular bergerak melalui bebatuan, akar-akar, belukar
atau apa saja yang dapat menyebabkan luka. Lapisan kulit epidermal pada kadal
tidak berganti secara keseluruhan dalam waktu relatif pendek (Hickman, 2001).
Gambar
1. Crotalus cerates
Sisik epidermal reptil menunjukkan
lebih banyak keragaman bentuk dan struktur, terutama pada ular dan kadal.Sisik
tersebut mugkin tersusun secara longitudinal, diagonal atau transversal
(baris-baris melintang). Sisik pada kepala umumnya berbeda dalam penampilan
dari sisik bagian tubuh lain dan diberi nama sesuai dengan lokasinya. Sisik di
sepanjang bagia bibir atas disebut sisik-sisik labial atas.,sisik yang
melingkari mata adalah sisik okular, yang diantara kedua mata adalah sisik
interokular. Perbedaan dalam ukuran, bentuk dan jumlah sisik ini memberikan
ciri khusus dan penting untuk klasifikasi (Hickman,
2001).
Sisik ular biasanya sikloid atau
berbentuk segi empat. Sisik kadal
mungkin dikelompokkan ke dalam sisik granular, sikloid, quadrangular atau
mucromate, dan sisik mungkin halus atau kasar. Sisik bagian tubuh tertentu bisa termodifikasi hingga
menjadi panjang seperti duri yang ditemukan pada iguana (Hickman, 2001).
Sisik pada bagian ventral tubuh
ukar umumnya lebih besar umumnya lebih besar, pitamoris melintang disebut scute
yang berfungsi untuk memperluas lebar tubuh.Keberadaan scute di bagian bawah
permukaan tubuh biasanya digunakan sebagai ciri dasar untuk membedakan ular
dari kadal (Hickman, 2001).
3.
Kelenjar Kulit
Karena sisik epidermal kering maka
reptil pada dasarnya hanya memiliki sedikit kelenjar kulit. Kelenjar mukus dan kelenjar di kloaka pada buaya
berfungsi selama masa bercumbu. Beberapa kadal juga memiliki kelenjar endokrin di dekat kloaka di masa
kawin.Kadal ini memiliki lubang-lubang disebut sebagai lubang preanal atau
lubang femoral, umumnya pada betina lebih kecil atau ditemukan hanya pada
pejantan.Kelenjar ini menjadi sangat aktif pada musim kawin (Sukiya, 2005).
Tipe kelenjar holokrin
telah ditemukan disebut kelenjar keturunan atau generation gland.Perubahan sekresi
dari kelenjar-kelenjar ini tampak dihubungkan dengan pertumbuhan sisik pada
kulit (Sukiya, 2005)..
4. Gigi
Ular umumnya memiliki gigi tipe pleurodont
yang tersusun pada jajaran di rahang atas dan bawah. Beberapa ular berbisa memiliki gigi berlekuk yang
disebut gigi opistoglifi. Ular berbisa kuat, umumnya memiliki sepasang taring
berlubang terletak pada bagian anterior rahang atas, bentuk taring seperti
jarum hipodermik dan dasar taring berhubungan dengan kantong kelenjar bisa.
Kontraksi otot di sekitar kelenjar bisa pada saat ular menyerang, bertanggung
jawab untuk menyuntikkan bisa melewati taring ke korban. Taring, seperti juga
gigi yang lain akan diganti bila tanggal. Taring ular berbisa opistoglifi
adalah gigi bisa yang terletak pada rahang atas bagian posterior sedangkan gigi
bisa yang terletak pada rahang atas bagian anterior dan dapat dilipat (bisa
digerakkan) karena ada engsel disebut gigi solenoglifi. Gigi bisa pada ular kobra dan ular mamaba taringnya
terletak pada rahang atas bagian anterior dan gigi bisa ini tidak bisa
digerakkan yang disebut dengan tipe gigi taring proteroglifi (Sukiya, 2005).
Berdasarkan letak taringnya, tipe gigi ular dapat dibedakan menjadi empat
dan dapat dijadikan acuan ular tersebut berbisa atau tidak, yaitu (Jasin, 1984):
a.
Aglypha: Tidak memiliki taring bisa. Contoh : Ptyas
korros (Ular kayu), Python reticulatus (Ular sanca batik). Ular
ini tidak berbisa.
b.
Ophistoglypha: Memiliki taring bisa pendek dan terletak agak ke
belakang pada rahang atas. Contoh : Boiga dendrophila (ular cincin
emas). Ular ini berbisa menengah.
c.
Proteroglypha: Memiliki taring bisa panjang dan terletak di
bagian depan. Contoh : Naja naja sputatrix (ular kobra), Ophiophagus
Hannah (ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi.
d.
Solenoglypha: Memiliki taring bisa sangat panjang di
bagian depan dan dapat dilipat. Contoh : Agkistrodon rhodhostoma (Ular
tanah) Ular ini berbisa tinggi.
Gambar 2. Tipe
gigi ular
5.
Alat Gerak (appendages)
dan Lokomosi
Gerakan melata pada ular adalah
hal yang menarik. Ternyata ular melata dengan cara berbeda. Ada 4 tipe gerakan
maju, yaitu berombak horizontal, rectilinear, concertina dan sidewinder. Rattlesnake dan ular berbisa
memiliki lubang sensor khusus di setiap sisi kepala. Keberadaan lubang ini
telah dipelajari oleh Noble dan Schmidt (1937), bahwa walaupun semua organ
utama dirusak atau diblok ternyata ular mampu menemukan atau mengetahui lokasi
dan mematuk mangsanya sebab objek memiliki suhu tubuh lebih tinggi atau lebih
rendah dari lingkungan sekitar. Lubang-lubang sensor ini bersifat saraf opthithalmic
cabang dari saraf cranial ke V. Organ sensor di kepala ular fiton Australia
(Morelia spilotes) mampu menerima sinar infra merah (Sukiya, 2005).
ab cd
Gambar 3. a. Horizontal, b. Rectilinear, c. Cocertina, d. Sidewinding
2.3.2 Morfologi ular
Pada bagian morfologi ular memiliki mulut , dengan lidah yang
bercabang yang menghasilkan bisa lidah yang panjang dan silindris berfungsi sebagai indera perasa dan peraba. Lidah dapat
dijulurkan melalui noktah tengah yang berada di bibir bawah sehingga ular mampu
menjulurkan lidah tanpa harus membuka mulut. Umumnya lidah berwarna hitam,
tetapi adakalanya berwarna merah terang atau kebiruan. Walaupun panjang dan
bergerak sangat dinamis, lidah bukan sebagai alat bantu menelan. Sebagai indera
perasa, lidah ular dipakai untuk mengenali lingkungan baru dengan cara
dijulurkan ke luar agak lama. Bila ada makanan atau benda baru di dekatnya,
ular akan menjulurkan lidah dan menyentuhkannya berkali-kali sebelum menelan
atau menolaknya. Bila timbul rangsangan istimewa maka lidah akan dijulurkan dan
bergetar. Ternyata dalam mulut ular terdapat
kumpulan saraf yang bernama Jacobson. Letaknya di bagian atas mulut ular. Lidah
ular yang berbentuk seperti garpu inilah yang berfungsi seperti hidung. Lalu,
segala yang diciumnya akan dikirimkan ke Jacobson. dari situlah, ular akan
bergerak, dan gurat sisik, Seluruh tubuh
ular dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya sangat lentur.
Kulit yang elastis ini memungkinkan ular meregang dan mengembang saat menelan
mangsa. Saat tubuh sedang mengembang, antara sisik dan kulit yang terkembang
tampak sangat tipis. Lapisan epidermis kulit luar dapat kasar atau halus.
Sisiknya tersusun rapi dari yang besar sampai kecil. Sisik ini sebenarnya
merupakan “tulang kulit” yang disebut dermalcore atau osteoderm dan ada yang
tersusun tumpang tindih (overlapping) (Brotowidjoyo, 1994).
2.3.3
Anatomi
Ular adalah
binatang yang istimewa, bagian-bagian organ dalam ular ini mengikuti kontur
tubuhnya yang panjang dan ramping. Pada pengamatan anatomi terdapat
kerongkongan, batang tenggorokan, paru-paru, untuk peredaran darah terdapat
jantung terdiri atas bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung udara,
pancreas, limpa, usus, ovarium, organ sekresi ginjal dan
berakhir di kloaka (Jasin, 1984).
2.4 Zoogeografi
Reptil bisa ditemui di semua benua kecuali Antartika,
walaupun distribusi Reptil yang utama hanya di daerah tropis dan sub-tropis. Habitat dari kelas reptilia ini
bermacam-macam. Ada yang merupakan hewan akuatik seperi penyu dan beberapa
jenis ular, semi akuatik yaitu ordo Crocodilia dan beberapa anggota ordo
Chelonia, beberapa sub-ordo Ophidia, terrestrial yaitu pada kebanyakan
Sub-kelas Lacertilia dan Ophidia, beberapa anggota ordo Testudinata, sub terran
pada sebagian kecil anggota sub-kelas Ophidia, dan arboreal pada sebagian kecil
sub-ordo Ophidia dan Lacertilia (Wikipedia, 2012).
Reptilia hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi
laut. Untuk tempat
perlindungan, misalnya buaya menggali lubang di tepi sungai.Makanan terdiri
dari berbagai hewan.Reptilia mencakup empat ordo besar yaitu Chelonia atau
Testudines, Squamata atau Lepidosauria, Rhynchocephalia, dan Crocodilia. Kebanyakan
kadal tinggal di atas tanah (terrestrial), sementara sebagiannya hidup menyusup
di dalam tanah gembur atau pasir (fossorial). Sebagian lagi berkeliaran di atas atau di batang
pohon. Untuk komodo
sangatlah endemik yaitu terbatas persebarannya di beberapa pulau kecil di Nusa
Tenggara, seperti pulau Komodo, Padar, Rinca dan di ujung barat pulau Flores (Wikipedia, 2012).
Biawak umumnya menghuni tepi-tepi sungai atau saluran
air, tepi danau, pantai, dan rawa-rawa. Di perkotaan, biawak sering temukan hidup di
gorong-gorong saluran air yang bermuara ke sungai.Sedangkan cecak hidup di
dinding dan atap rumah. Di alam
cecak biasanya hidup pada tempat teduh. Persebaran lacertilia sangat hampir setiap tempat
dapat ditemukan kecuali di daerah Arktik, Antartika dan Greenland (Wikipedia, 2012).
2.5 Sistem Organ
1. Sistem Sirkulasi
Sistem sirkulasi pada reptil
lebih sempurna dari pada amfibi oleh sebab adanya paru-paru fungsional dan
ginjal metanefros. Atrium jantung terbagi sempurna menjadi ruangan kanan dan
kiri, sinus venosus menyatu dengan dinding atrium kanan, ventrikel terpisah
oleh septum (sekat). Ventrikel pada aligator dan buaya terbagi menjadi 2 kamar
secara sempurna (Sukiya,2005).
Jantung pada hewan ini terletak
di bagian anterior ventral dari rongga thorax, terdiri dari sinus venosus yang
kecil yang berfungsi menerima darah dari vena, dua buah auricular dan dua
ventrucula.antara ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna
karena masih terdapat foramen panizzae. Darah dari vena akan masuk ke dalam
jantung melalui sinus venosus, auriculum dextra, ventruculum dextra, arteri
pulmonalus dari paru-paru darah kembali masuk ke auriculum sinestra dan akan
terus ke ventriculum sinestra. Dari sini akan melalui sepasang arcus aorticus
yang selanjutnya ke arah dorsal mengelilingi oesophagus, dari dasar archus
aorticus dexter muncul dua arteri ke leher dan kepala. Dua archus aorticus
menghubungkan diri menjadi satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis yang
akan memberikan darah kepada alatalat di dalam rongga tubuh, ke ektremitas
posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan oleh vena cava anterior yang
menampung darah dari kepala dan kedua ekstremitas anterior, sebuah vena cava
posterior menampung darah dari organum reprodactivum dan ren, vena porta
hepatica menampung darah dari tractus digestive yang memecah menjadi
kapiler-kapiler di dalam hepar dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek.
Vena epigastris pada masing-masing sisi pada rongga abdominalis menampung darah
dari ekstremitas posterior, ekor, dan tubuh. Dari kedua vena cava tersebut akan
masuk melalui sinus venosus (Kutnianti, 2009).
2. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan pada reptil
disesuaikan dengan kebiasaan makan. Reptil umumnya herbivora, hanya sedikit
yang karnivora. Reptil karnivora kecil makanan pokoknya serangga dan
avertebrata lain, sedangkan karnivora yang lebih besar mangsa pokoknya adalah
vertebrata lain mulai dari ikan sampai mamal (Sukiya, 2005).
Reptil darat umumnya mempunyai
kelenjar pencernaan di mulut yang berkembang lebih baik. Hal ini dihubungkan
dengan keperluan untuk pelumasan makanan
yang kering agar mengurangi gesekan saat ditelan. Kelenjar-kelenjar ini antara
lain di daerah fasial lingual dan sublingual. Kelenjar racun padareptil berasal
dari beberapa kelenjar mulut tersebut. Kelenjar racun pada kadal beracun
merupakan modifikasi dari kelenjar sublingual (Sukiya, 2005).
Lidah ular berkembang baik.
Lidah dapat dijulurkan untuk menangkap mangsa, ujungnya dipertebal dan lengket
sehingga mangsa dapat menempel. Ujung lidah ular bercabang dan dapat
dijulurkan, berfungsi sebagai alat untuk menyalurkan rangsangan kimia dari
lingkungan luar. Esofagus mudah dibedakan dengan ventrikulus. Usus halus umumnya
bergelung-gelung untuk memperbesar permukaan penyerangan. Caecum terletak pada
titik persimpangan antara usus halus dan usus besar, tetapi tidak semua reptil
memiliki (Sukiya, 2005).
Pada hewan ini terdapat dentes
atau gigi yang berfugsi untuk mempertahankan serta mengunyah. Barisan gigi ini
dapat dibedakan atas dua deretan, deretan gigi yang berbentuk kerucut menempel
pada rahang dan gigi ini sebagai gigi pleurodont, bengkok kearah cavum oris.
Pada tulang langit-langit (palatum) terdapat deretan gigi yang halus disebut
dengan dentes palatini. Lingua pipih bersifat bipida atau bercabang dua
terletak di dasar cavum oris. Kemudian pada belakang faring terdapat oesophagus
yang merupakan saluran silindris menuju ventriculus yang terdiri atas bagin
fundus yang agak bulat dan bagian kecil disebut pyloris. Bagian ini akan
bersambung dengan intesinum tenue (usus halus) dan akan berlanjut di intestinum
crasum (usus besar) yang biasa disebut rectum. Diantara kedua intestinum
terdapat saecum yang pendek, dan pada akhirnya rectum bermuara pada kloaka.
Kloaka merupakan muara umum dari tractus digestive dan reproduktifa(Kutnianti, 2009).
3.
Sistem Pernafasan
Paru-paru pada reptil lebih
berkembang dari pada amfibi, tetapi masih lebih sederhana bila dibandingkan
dengan vertebrata yang lebih tinggi. Paru-paru kiri pada ular, tereduksi atau
bahkan tidak ada. Reduksi atau eliminasi ini ada hubungannya dengan bentuk
tubuh memanjang (Sukiya,
2005).
Pada proses respirasi, hewan
ini mengambil udara melalui
nares ekterna terus menembus plat yang keras menuju ke nares interna yang
terletak di belakang lubang ekterna. Larynx tersusun atas tulang rawan tiga
buah dan berisi beberapa pita suara. Selanjutnya berhubungan dengan trakea yang
tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang menjadi dua bronchi
yang selanjutnya masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas
bagian anterior yang lebih kompleks (Jasin, 1984).
4. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi dapat
dibedakan antara sistem genitalis feminine (betina) dan sistem genitalis
musculina (jantan). Sistem genitalis feminine terdiri atas sepasang ovarium
yang berbentuk ovoid pada datarannya terdapat benjolan retroperitonial. Oviduct
yang merupakan saluran yang berdinding tipis, mulai dari cranial sabagai corong
ostium abdominalis. Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang memberi kulit
keras pada ovum yang sudah dibuahi. Oviduct bermuara di kloaka yang dinding
dorsal agak ke muka daripada muara ureter. System genitalis musculina terdiri
atas sepasang testis yang berbentuk oval kecil yang berwarna keputih-putihan.
Di dekatnya terdapat saluran epididimis kemudian dilanjutkan oleh saluran vasa
deferensia. Pada bagian caudalnya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk
kloaka. Di samping itu semua terdapat alat kopulation yang disebut hemi-penis
yang terjadi antara dua organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka.
Pada waktu istirahat melipat masuk dengan dinding otot di sebelahnya. Pada
waktu copulation hemi-penis ditonjolkan keluar sedang otot daging ke sebelah
dalam. Semua bagian alat-alat genitalis itu digantung oleh alat penggantung
yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligamentum untuk oviduct,
dan mesorchium untuk penis (Brotowijoyo, 1994).
2.6 Peran dalam Ekosistem
Beberapa Reptlia bermanfaat dalam kehidupan manusia,
antara lain sebagai berikut(Wikipedia,
2012):
a.
Sebagai predator alami, contohnya ular memekan tikus, bengkarung memakan
serangga.
b.
Sebagai bahan pangan, contohnya daging ular, daging kura-kura, dan telur penyu.
c.
Minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
d.
Beberapa reptilia juga merugikan, misalnya ular memangsa hewan ternak dan
ular berbisa dapat membunuh manusia.
Banyak jenis kadal dan ular yang menguntungkan
manusia karena memakan serangga dan rodentia. Banyak
kulit ular
yang diperdagangkan sebagai bahan baku pembuatan tas, sepatu dll. Bagi sebagian
orang daging ular juga
dijadikan makanan karena dipercaya memiliki khasiat
sebagai obat. Bisa ular juga sebagai penawar gigitan ular.
Maha suci Allah yang telah menciptakan makhluk dengan sedemikian rupa dan
juga dengan manfaat yang terdapat di dalam nya.
2.7 Dalil Penciptaan Reptil
Surah An Nuur 45
Artinya :
Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari
air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan
sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan
empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha
Kuasa atas segala sesuatu (QS. 24:45).
Penjelasan Ayat :
Pada ayat ini Allah mengarahkan perhatian manusia
supaya memperhatikan binatang-binatang
yang bermacam-macam jenis dan bentuknya.
Allah telah menciptakan
semua jenis binatang itu dari air. Ternyata memang air itulah yang menjadi
pokok bagi kehidupan binatang dan sebagian besar dari unsur-unsur yang ada
dalam tubuhnya adalah air, dan tidak akan dapat bertahan dalam hidupnya tanpa
air.
Di antara binatang-binatang itu ada yang melata yang
bergerak dan berjalan dengan perutnya seperti ular. Di antaranya ada yang
berjalan dengan dua kaki dan ada pula yang berjalan dengan empat kaki, bahkan
kita lihat pula di antara binatang-binatang itu yang banyak kakinya, tetapi
tidak disebutkan dalam ayat ini karena Allah menerangkan bahwa Dia menciptakan
apa yang dikehendaki Nya bukan saja binatang-binatang yang berkaki banyak
tetapi mencakup semua binatang dengan berbagai macam bentuk.
Masing-masing binatang itu diberinya naluri anggota
dan alat-alat pertahanan agar ia dapat menjaga kelestarian hidupnya. Ahli-ahli
ilmu hewan merasa kagum memperhatikan susunan tubuh anggota masing-masing hewan
itu sehingga ia dapat bertahan atau menghindarkan diri dari musuhnya yang
hendak membinasakannya.
Hal itu semua menunjukkan kekuasaan Allah dan atas ketelitian dan kekokohan
ciptaan Nya. Memang tidaklah dapat manusia bagaimanapun tinggi ilmu dan
teknologinya menciptakan sesuatu seperti ciptaan Allah.
BAB III
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh setelah pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.
Karakteristik
umum reptil adalah tubuh ditutupi
kulit kering bertanduk (tidak licin). Memiliki 2
pasang anggota badan.
Masing-masing dengan 5 jari yang pada bagian ujungnya terdapat cakar dan dapat
digunakan untuk berlari, merayap atau memanjat. Anggota
badan menyerupai dayung pada penyu, memendek pada kadal, dan tidak ada anggota
badan pada beberapa jenis kadal dan semua jenis ular. Kerangka terdiri dari tulang keras, tengkorak dilengkapi rongga
oksipital. Jantung terdiri dari 4 ruang yang belum terpisah sempurna, 2 serambi
dan ventrikel yang sebagian saling terpisah; 1 pasang bekas aorta; sel darah
merah oval bikonkaf dengan inti. Respirasi dengan paru-paru. Terdapat 12 pasang syaraf cranial. Suhu tubuh berubah-ubah tergantung suhu
lingkungan (poikolotermis). Fertilisasi
internal, menggunakan
organ kopulasi. Otak kecil sederhana, otak besar
(serebrum) sudah mulai berkembang dengan tubuhnya disebut Neopalium. Gigi reptilian bervariasi, letak dirahang atas dan
bawah yaitu maxilla dan mandibulla.
2.
Klasifilasi
daro ordo squamata adalah:
Filum :
Chordata
Kelas :
Reptilia
Ordo :
Squamata
Subordo :
Lacertilia/Sauria
Famili
Eublepharidae
Famili
Gekkonidae
Famili
Agamidae
Famili
Chameleonidae
Famili
Iguanidae
Subordo :
Serpentes/ Ophidia
Famili
Colubridae
Famili
Elapidae
Famili Viperidae
Famili Boidae
Famili Pythonidae
3.
Morfologi: Pada bagian morfologi ular
memiliki mulut , dengan lidah yang bercabang yang menghasilkan bisa lidah
yang panjang dan silindris berfungsi sebagai
indera perasa dan peraba. Umumnya
lidah berwarna hitam. Seluruh tubuh ular dibalut kulit yang elastis sehingga pergerakan tubuhnya
sangat lentur. Lapisan epidermis kulit luar dapat kasar atau halus. Sisiknya tersusun rapi
dari yang besar sampai kecil. Sisik ini sebenarnya merupakan “tulang kulit”
yang disebut dermalcore atau osteoderm dan ada yang tersusun tumpang tindih (overlapping).
Anatomi: terdapat kerongkongan, batang
tenggorokan, paru-paru, untuk peredaran darah terdapat jantung terdiri atas
bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung udara, pancreas, limpa, usus,
ovarium, organ sekresi ginjal dan berakhir di kloaka.
4.
Reptil bisa
ditemui di semua benua kecuali Antartika, walaupun distribusi Reptil yang utama
hanya di daerah tropis dan sub-tropis. Reptilia
hidup di rawa atau di sungai, atau di tapi laut.
5.
Sistem organ dari reptil (ular) adalah Sistem Sirkulasi, Sistem Pencernaan, Sistem Pernafasan, Sistem Reproduksi.
6.
Diantara peran ular dalam ekosistem adalah Sebagai predator alami, sebagai bahan pangan, minyak ular atau racun ular dimanfaatkan manusia sebagai bahan obat-obatan.
7.
Dalil yang menyatakan mengenai penciptaan ular adalah
Al-Quran surah An-Nuur:45 yang artinya “Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari
hewan itu ada yang berjalan di atas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua
kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan
apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
5.2 Saran
Diharapkan untuk
penuliasan makalah selanjutnya dapat digunakan istilah-istilah yang mudah agar
mahaaiawa dapat memahaminya.selain itu diharapkan pada penulis untuk
memperbanyak referensi yang dibutuhkan.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowijoyo,
Djarubito Mukayat. 1994. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Campbell, N. A.,
Jane, B. Reece., dan lawrence G. Mitchell. 2003. Biologi Jilid II. Jakarta: Erlangga
Hickman, P. Hickman,
Jr. 2008. Integrated Principles Of
Zoology, Fourteenth Edition. New York: McGraw-Hill
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik
Hewan (Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar Jaya
Kutniati, Tuti
dkk. 2009. Zoologi Vertebrata. Jakarta: UIN Sunan Gunung Djati
Sukiya.
2005. Zoology Vertebrata. Malang: UM
Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar