MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA
“PROTOZOA”
Dosen Pengampu: Mujahidin Ahmad, M.Sc
Disusun Oleh:
1.
Luthfi Hakim S 13620006
2.
Ikbalullah M K 13620018
3.
Suhartono 13620033
4.
Fista Nisaul Hikmah 13620043
5.
Dian Eka Pratiwi 13620046
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA IBRAHIM
MALAM
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu yang mempelajari tentang hewan atau zoologi (yunani, zoon:
hewan + logos: ilmu) merupakan bagian dari Biologi. Biologi merupakan bagian
dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan Zoologi atau pemecahan
masalah-masalah Zoologi perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah (metode
ilmiah). Langkah-langkah metode ilmiah mengobservasi, mempersoalkan, membuat
hipotesis, melakuan eksperimen, dan menyusun teori.
Keberadaan hewan-hewan di muka bumi sangat beragam. Keberagaman
inilah yang hendaknya dipelajari sebagai objek yang diharapkan dapat diambil
fungsi dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia. Semua hewan yang ada di
muka bumi ini berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeozoicum yang hidup di
dalam air. Hal ini dapat kita lihat dari fosil-fosil yang dijumpai, salah
satunya adalah Protozoa.
Protista yang menyerupai hewan disebut Protozoa. Protozoa berasal
dari bahasa yunani protos yang berarti pertama dan zoon yang
berarti hewan. Protozoa merupakan mikroorganisme uniseluler dengan dua macam
bentuk tubuh, yaitu berbentuk tetap dan tidak tetap. Bentuk yang tetap dari
tubuh Protozoa disebabkan beberapa spesiesnya mengandung zat kapur. Protozoa
memiliki dua vakuola, yaitu vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
Secara umum, protozoa hidup bebas di perairan tawar dan perairan
laut sebagai komponen biotik. Dalam habitat tersebut, Protozoa sering disebut
zooplankton dan berperan sebagai konsumen. Namun, ada juga Protozoa yang
bersifat parasite pada hewan dan manusia.
Protozoa memiliki mekanisme khas untuk perlindungan diri. Dalam
keadaan yang tidak menguntungkan, Protozoa akan membentuk kista yaitu selaput
tebal untuk melindungi diri. Pada saat kondisi lingkungannya membaik, kista
akan pecah dan Protozoa kembali hidup bebas. Lebih jelasnya, protozoa akan dijelaskan
secara detail pada bab berikutnya.
1.1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah filum Protozoa?
2.
Apa saja kelas yang ada pada filum Protozoa?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui filum protozoa
2.
Untuk mengetahui kelas yang ada pada filum protozoa
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Filum Protozoa
A.
Karakteristik Umum
Protozoa
termasuk mikroorganisme, besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa
merupakan penghuni tempat berair atau tempat basah, bila keadaan jadi kering,
akan membuat cyste (Kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel satu itu
sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup.
Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga
(vakuola), mitokondria.
Ciri umum hewan
yang tergolong filum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut:
a.
Tubuh hewan ini tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron
sampai beberapa millimeter, jadi umumnya bersifat mikroskopis.
b.
Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara
berkoloni. Ada yang hidup bebas di dalam air, komensal da nada pula yang
bersifat parasit pada hewan lain.
c.
Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang
mengadakan konyugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya,
dan ada pula yang membentuk spora.
d.
Makanannya berupa bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa
organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik (memakan/menguraikan
bangkai hewan).
e.
Cara bergeraknya ada yang menggunakan flagella, silia atau
pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak, khususnya pada saat
dewasa.
f.
Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya Protozoa berdinding
selaput plasma tipis.
g.
Protozoa memiliki dua macam vakuola, vakuola kontraktil yang
berfungsi sebagai alat pembuangan sisa metabolism dan vakuola makanan yang
berfungsi sebagai alat pencerna dan pengedar makanan.
h.
Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. Sista merupakan bentuk
sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebalmirip dengan endospore yang
terjadi pada bakteri.
B.
Struktur Tubuh
Tubuh Protozoa yang
hanya satu sel, bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap da nada yang
tetap. Bentuk tetap ini disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan
beberapa mempunyai cangkang kapur.
Sitoplasma
Protozoa sebagian besar tidak berwarna. Dua bagian sitoplasma biasanya
dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian
sentral yang lebih padat dan bergranula disebut Endoplasma.
Nukleus
Protozoa umumnya hanya satu buah, tetapi ada juga yang lebih misalnya Arcella
vulgaris atau Opalina ranarum. Ciliate secara umum mempunyai dua
tipe nukleus dan ciri nukleus umumnya bulat, tetapi ada juga yang oval,
misalnya pada Paramecium.
Vakuola yang
terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola
makanan dan vakuola stasionari. Vakuola stasionari mengandung cairan berisi
Kristal-kristal, butiran-butiran minyak dan materi lainnya yang terdapat dalam
tubuh Protozoa.
Mitokondria
terdapat dalam tubuh Protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara
aerobic. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian
dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan penggunaan energy untuk alat
gerak dan vakuola kontraktil.
Pada umumnya
Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit granula
seluas permukaannya. Membran memegang peranan dalam sistem pengangkutan enzim,
sehingga menimbulkan metabolisme yang efisien.
C.
Fisioogi
1.
Alat Gerak
Alat gerak pada
Protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella
dan silia. Pseudopodia dibentuk dari ektoplasma, kemudian endoplasma akan
mengikutinya. Flagella merupakan ciri dari kelas Mastigophora sedang silia
merupakan ciri dari kelas Ciliata, dan kedua alat gerak tersebut mempunyai
kemiripan dalam ultrastruktur. Keduanya merupakan “benang bergetar”, tersusun
atas dua fiber pada pusat dan sembilan dikelilingnya yang timbul dari basal
granula dari kinestom.
2.
Respirasi
Respirasi
terjadi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi
dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui
seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang
kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa
memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa itu akan sama yakni dihasilkan energy
dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam vakuola kontraktil sebagai zat
ekskresi.
3.
Pencernaan
Terdapat
beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada Protozoa yakni: holozoik,
holofitik, dan saprozoic. Amoeba dan Paramecium mengambil makanan yang relatif
keras yang ditangkap dengan pseudopodia kemudian dibentuk vakuola makanan, cara
ini disebut holozoik. Cara mendapatkan nutrisi secara holofitik terjadi pada Phytomastigophorea.
Pada Protozoa holozoic makanan dalam vakuola makanan akan mendapat sekresi
enzim, sehingga makanan berubah menjadi senyawa yang sederhana dan disebarkan
ke seluruh tubuh. Pelarutan protein, karbohidrat, dan lemak terjadi dari
desintegrasi bahan tanaman atau hewan yang telah mati.
4.
Reproduksi
Perkembangbiakan
Protozoa: (a) umumnya dengan membelah diri setiap individu membelah menjadi dua
bagian yang sama, dimulai dari intinya kemudian diikuti dengan sitoplasmanya;
(b) pembelahan multiple atau sporulasi yaitu inti membagi diri berulang kali,
kemudian sitoplasma akan mengelilingi tiap belahan inti, sehingga menghasilkan
sejumlah keturunan; (c) plasmatomi yaitu pembelahan Protozoa berinti banyak
tanpa pembelahan inti, menghasilkan keturunan yang lebih kecil dan berinti
banyak; (d) pertunasan ialah individu baru timbul sebagai tunas dari sel induk
yang berdiferensiasi sebelum atau sesudah hidup bebas; (e) reproduksi seksual dapat terjadi oleh karena
persatuan dari sel (bisa isogamete atau heterogamet) membentuk individu baru,
atau dengan persatuan sementara dan pertukaran inti (konyugasi) dari dua
Protozoa.
D.
Habitat dan Ekologi
Protozoa secara
mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik air tawar atau
air bergaram bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm,
dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan. Tiap-tiap
spesies mempunyai peranan dalam struktur trophic (makanan), atau siklus energi.
Beberapa Protozoa yang berflagella yang mengandung klorofil dapat memfiksasi
dan menyimpan energy dari matahari dalam bentuk bahan makanan, tetapi sebagian
besar Protozoa adalah sebagai konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik
sebagai konsumen primer, maupun konsumen sekunder.
2.2 Kelas pada Filum Protozoa
1.
Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari kata Rhiza; akar, pous: kaki, sarcodes:
gumpalan, sarx: daging. Sesuai dengan alat gerak yang dimiliki, seluruh
organisme yang tergolong ke dalam kelas Rhizopoda bergerak dengan kaki semu
(pseudopodia). Pseudopodia merupakan tonjolan membrane plasma yang terjadi
karena adanya aliran protoplasma menuju sumber makanan. Secar umum Rhizopoda
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.
Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)
b.
Hidup bebas di perairan tawar, laut, tanah basah, atau sebagai
parasite pada hewan dan manusia
c.
Bentuk tubuh tidak tetap
d.
Sumber makanan berupa bakteri, diatom, ciliate dan flagellata.
Contoh Protozoa yang mudah dipelajari adalah Amoeba. Menurut
bahasa Yunani, Amoeba berarti organisme yang memiliki bentuk tubuh yang
tidak tetap. Berdasarkan ciri hidupnya amoeba di bedakan menjadi dua, yaitu:
Ectomoeba merupakan amoeba yang hidupnya di luar tubuh organisme lain contohnya
Amoeba proteus dan Entamoeba merupakan amoeba yang hidupnya di dalam
tubuh organisme lain contohnya Entamoeba histolityca.
Amoeba terdiri
atas bagian-bagian utama, yaitu membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma
merupakan bagian terluar dari sel tubuh Amoeba. Yang tersusun atas
senyawa lipoprotein. Selain berfungsi sebagai pelindung sel tubuh dari pengaruh
luar, membran plasma juga berfungsi sebagai pengatur lalu lintas zat keluar
masuk sel. Sitoplasma merupakan cairan protein yang terdapat diantara nukleus dan
membran plasma.
Contoh Representatif: Amoeba proteus
Amoeba proteus
hidup di tempat basah. Tubuh terdiri atas kulit luar (ektoplasma), selaput luar
disebut Plasmolemma. Bagian dalam disebut endoplasma yang padanya
terdapat inti, rongga makanan, rongga berdenyut, bagian plasmagel, bagian
plasmasol dan butiran-butiran lemak.
Rongga berdenyut berfungsi sebagai alat pengeluaran cairan supaya
nilai osmosis isi sel terpelihara (gel berkadar air rendah, sol berkadar air
tinggi). Bila dari Amoeba di ambil intinya akan segera mati tetapi bila
diambil protoplasmanya akan membentuk protoplasma baru. Amoeba memakan bakteri,
alga bersel satu dan makhlu hidup bersel satu lainnya. Makanan dicerna di
rongga makanan, sisanya ditinggalkan. Berkembang biak secara vegetative
membelah diri didahului dengan pembelahan intinya. Amoeba mengambil
oksigen untuk pernafasan dan mengeluarkan karbondioksida melalui selaput
plasma.
Contoh lain dari kelas Rhizopoda:
a.
Arcella vulgaris, rangka
luar dari kitin, terdapat di air tawar.
b.
Difflugia corona, rangka
luar mengandung pasir, terdapat di air tawar.
c.
Foraminifera (globierina bulloides), rangka luar dengan zat kapur dengan celah-celah tempat keluarnya
benang-benang protoplasma sebagai kaki semu (pseudopodia). Rangka yang telah
kosong mengendap di dasar laut merupakan tanah globirena. Fosil-fosil
foraminifera berguna sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung
minyak bumi.
d.
Heliozoan (actinophrys sol), rangka luar dari kersik,
celah-celah teratur tempat keluarnya pseudopodia, hidup di air tawar
e.
Radiolaria (lichnaspis giltochii), rangka luar dari kersik,
bercelah-celah tempat keluarnya pseudopodia, rangka luar yang telah kosong dan
mengendap merupakan tanah radiolaria yang dimanfaatkan sebagai alat penggosok.
2.
Kelas Flagellata (Mastigophora)
Flagellata
memiliki bentuk sel oval atau bulat dengan membran plasma yang uat karena dilindungi
oleh pelikel. Flagellate bergerak dengan flagel atau bulu cambuk dan hidup
diperairan tawar, laut, tanah basah atau parasite pada tubuh organisme lain.
Reproduksi dilakukan dengan pembelahan biner yang berlangsung secara membujur.
Berdasarkan ada atau tidaknya plastida, flagellate di bedakan menjadi dua
kelompok, yaitu zooflagellata dan fitoflagellata.
1.
Zooflagellata
Merupakan jenis flagellata yang tidak memepunyai plastid sehingga
bersifat heterotrof. Kelompok organisme ini memeperoleh makanan dengan memangsa
organisme lain atau mengambil zat organic yang tersedia di lingkungan tempat
hidupnya. Umumnya, Flafellata dikenal sebagai penyebab penyakit pada manusia
dan hewan.
Contoh:
a.
Trypanosome gambiense dan
Trypanosome rhodesiense menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan
vector lalat
b.
Trypanosome cruzl
menyebabkan penyakit chagas
c.
Trypanosome evansi menyebabkan
penyakit surra pada hewan ternak (sapi)
d.
Trypanosome vaginalis menyebabkan
penyakit keputihan
2.
Fitoflagellata
Fitiflagellata mempunyai plastida sehingga mampu menyediakan
makanan sendiri melalui proses fotosintesis (autotroph). Dalam ekosistem air
tawar, fitoflagellata sering disebut fitoplankton dan berperan sebagai produsen
bagi organisme lainnya.
Contoh:
a.
Euglena viridis (berklorofil)
dan Astasia sp (tidak berklorofil). Bila Euglena viridis (berwarna
hijau) dipelihara dan diberi streptomysin, warna hijau akan hilang.
Kedua-duanya hidup di air tawar.
b.
Noctiluca scintilluca/Noctiluca miliaris, hidup dilaut, ada dua flagel panjang dan pendek, sering
bersimbiosis dengan alga. Noctiluca dapat menyebabkan laut bercahaya
pada malam hari (luminescent).
c.
Volvox globator, hidup
di air tawar, merupakan koloni dari beribu-ribu binatang bersel satu dengan
masing-masing mempunyai dua flagel. Di dalam koloni dapat terbentuk koloni baru
dan kemudian melepaskan diri dari koloni lama menjadi koloni tersendiri.
3.
Kelas Ciliata (Ciliophora)
Seluruh organisme tergolong Cilliata
bergerak dengan silia (bulu getar), silia tersebar merata diseluruh permukaan
tubuh, dibagian tepi tubuh, atau terdapat dibagian tertentu dari tubuhnya.
Cilliata merupakan kelompok terbesar dalam filum Protozoa. Selain sebagai alat
gerak, silia juga berfungsi sebagai penerima rangsang dan penangkap makanan.
Cilliata hidup di perairan air tawar dan perairan laut yang banyak mengandung
zat organic. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasite dalam tubuh organisme
lain.
Contoh:
a. Paramecium
caudatum: secara umum,
bentuk tubuh Paramecium caudatum menyerupai sandal sehingga sering
disebut binatang sandal. Bagian ujung depan (anterior) tumpul, sedangkan bagian
ujung belakang (posterior) meruncing dengan bulu getar di seluruh permukaan
tubuhnya. Paramecium caudatum memiliki bentuk tubuh tetap dengan dua
macam sitoplasma, yaitu endoplasma dan ectoplasma. Anus terletak dibelakang
celah mulut dan berfungsi sebagai alat ekskresi (pengeluaran) sisa-sia makanan.
Paramecium melakukan proses reproduksi melalui dua cara yaitu aseksual
dan seksual.
b. Didinium nasutum
(holotricha), merupakan
predator di dalam ekosistem perairan, dapat menjadi pemangsa Paramecium.
c. Stentor
coeruleus (heterortcricha), biasanya
menetap pada suatu tempat, sekalipun suatu waktu dapat berpindah tempat.
d. Vorticella
campanula (peritrica), bertangkai
lurus atau spiral, hidup pada suatu tempat, silia hanya sekitar mulut
e. Stylonychia
mytilus (hypotricha), bentuk
spiral siput, silia berkelompok kelompok, hidup merayap di dasar kolam,
banyak terdapat pada permukaan daun yang terendam air.
f. Podophrya
collini, ketika masih
muda bersilia dan setelah dewasa bertentakel untuk menhisap zat-zat dari
mangsanya, juga bertangkai ciliate yang besilia ketika muda dan bertangkai,
oleh beberapa ahli dimasukkan kedalam kelas tersendiri yaitu kelas suctoria.
4.
Kelas Sporozoa
Sporozoa berbentuk bulat atau oval
dengan sebuah inti sel. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Anggota kelompok
ini tidak memiliki vakuola kontraktil. Dengan menggunakan seluruh permukaan
selnya, organisme yang tergolong sporozoa menyerap makanan secara difusi.
Demikian pula dengan proses respirasi dan ekskresi, keduanya berlangsung secara
difusi melalui seluruh permukaan selnya. Berkembang biak secara vegetative di
dalam tubuh manusia dan generative di dalam tubuh nyamuk. Contoh anggota
kelompok sporozoa adalah sebagai berikut:
a.
Emerie stidae, hidup
sebagai parasite pada sel epitel hewan vertebrata dan avertebrata.
b.
Monocystis, hidup
sebagai parasite pada kelenjar kelamin cacing tanah.
c.
Plasmodium, hidup
sebagai parasite pada sel darah merah menusia atau vertebrata lain.
d.
Toxoplasma, menginfeksi
tubuh manusia dengan vector perantara kucing
Berdasarkan contoh di atas, Plasmodium
merupakan anggota Sporozoa yang lebih banyak dikenal, karena menyebabkan
penyakit malaria.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan
dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Protozoa termasuk mikroorganisme. Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau tempat basah. Di dalam sel
terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti
(nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria. Makanannya
berupa bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa organisme. Cara
mengambil makanannya ada yang saprozoic (memakan/menguraikan bangkai hewan). Alat
gerak pada Protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia
sampai flagella dan silia. Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob.
Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk
dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh,
sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang
sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen, Terdapat
beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada Protozoa yakni: holozoik,
holofitik, dan saprozoic
2.
Kelas dalam filum protozoa ada 4 macam yaitu Rhizopoda, Flagellata,
Cilliata, dan Sporozoa. Rhizopoda bergerak dengan kaki semu (pseudopodia),
Flagellata bergerak dengan bulu cambuk (flagella), Cilliata bergerak
dengan bulu getar (silia) dan Sporozoa tidak memiliki alat gerak.
3.2 Saran
Pembuatan atau penyusunan makalah
ini hendaknya menggunakan lebih banyak lagi buku-buku refernsi agar data atau
informasi yang diperoleh oleh pembaca lebih valid dan lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Jati,
Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta: Exact Ganeca
Kastawi,
Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM Press
Rusyana,
Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta
Oemarjati,
Boen S. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium.
Jakarta: UI Press
LAMPIRAN
Kelas Rhizopoda
1.
Amoeba proteus
2.
Arcella vulgaris
3.
Difflugia corona
4.
Foraminifera
Kelas Flagellata
1.
Zooflagellata
a.
Trypanosome cruzi
b.
Trypanosome evansi
2.
Fitoflagellata
a.
Euglena viridis
b.
Noctiluca miliaris
Kelas Cilliata
1.
Paramecium caudatum
Kelas Sporozoa
1.
Toxoplasma
2.
Plasmodium
Tidak ada komentar:
Posting Komentar