Total Tayangan Halaman

Senin, 25 April 2016

MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA “PROTOZOA”



MAKALAH ZOOLOGI INVERTEBRATA
“PROTOZOA”
Dosen Pengampu: Mujahidin Ahmad, M.Sc


Disusun Oleh:
1.      Luthfi Hakim S                     13620006
2.      Ikbalullah M K                      13620018
3.      Suhartono                              13620033
4.      Fista Nisaul Hikmah             13620043
5.      Dian Eka Pratiwi                  13620046

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA IBRAHIM
MALAM
2014

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu yang mempelajari tentang hewan atau zoologi (yunani, zoon: hewan + logos: ilmu) merupakan bagian dari Biologi. Biologi merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam, maka untuk pengembangan Zoologi atau pemecahan masalah-masalah Zoologi perlu menggunakan cara pemecahan ilmiah (metode ilmiah). Langkah-langkah metode ilmiah mengobservasi, mempersoalkan, membuat hipotesis, melakuan eksperimen, dan menyusun teori.
Keberadaan hewan-hewan di muka bumi sangat beragam. Keberagaman inilah yang hendaknya dipelajari sebagai objek yang diharapkan dapat diambil fungsi dan manfaatnya bagi kelangsungan hidup manusia. Semua hewan yang ada di muka bumi ini berasal dari hewan-hewan pada zaman Archeozoicum yang hidup di dalam air. Hal ini dapat kita lihat dari fosil-fosil yang dijumpai, salah satunya adalah Protozoa.
Protista yang menyerupai hewan disebut Protozoa. Protozoa berasal dari bahasa yunani protos yang berarti pertama dan zoon yang berarti hewan. Protozoa merupakan mikroorganisme uniseluler dengan dua macam bentuk tubuh, yaitu berbentuk tetap dan tidak tetap. Bentuk yang tetap dari tubuh Protozoa disebabkan beberapa spesiesnya mengandung zat kapur. Protozoa memiliki dua vakuola, yaitu vakuola kontraktil dan vakuola makanan.
Secara umum, protozoa hidup bebas di perairan tawar dan perairan laut sebagai komponen biotik. Dalam habitat tersebut, Protozoa sering disebut zooplankton dan berperan sebagai konsumen. Namun, ada juga Protozoa yang bersifat parasite pada hewan dan manusia.
Protozoa memiliki mekanisme khas untuk perlindungan diri. Dalam keadaan yang tidak menguntungkan, Protozoa akan membentuk kista yaitu selaput tebal untuk melindungi diri. Pada saat kondisi lingkungannya membaik, kista akan pecah dan Protozoa kembali hidup bebas. Lebih jelasnya, protozoa akan dijelaskan secara detail pada bab berikutnya.

1.1   

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah filum Protozoa?
2.      Apa saja kelas yang ada pada filum Protozoa?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui filum protozoa
2.      Untuk mengetahui kelas yang ada pada filum protozoa


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Filum Protozoa

A.    Karakteristik Umum
Protozoa termasuk mikroorganisme, besarnya antara 3 mikron sampai 100 mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau tempat basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat cyste (Kristal). Kegiatan hidup dilakukan oleh sel satu itu sendiri. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria.
Ciri umum hewan yang tergolong filum Protozoa dapat diuraikan sebagai berikut:
a.       Tubuh hewan ini tersusun atas satu sel, ukurannya beberapa mikron sampai beberapa millimeter, jadi umumnya bersifat mikroskopis.
b.      Umumnya hidup secara individual, tetapi ada yang hidup secara berkoloni. Ada yang hidup bebas di dalam air, komensal da nada pula yang bersifat parasit pada hewan lain.
c.       Umumnya berkembang biak dengan membelah diri, tetapi ada juga yang mengadakan konyugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya, dan ada pula yang membentuk spora.
d.      Makanannya berupa bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoik (memakan/menguraikan bangkai hewan).
e.       Cara bergeraknya ada yang menggunakan flagella, silia atau pseudopodia, bahkan ada yang tidak memiliki alat gerak, khususnya pada saat dewasa.
f.       Sesuai dengan sifat sel binatang, umumnya Protozoa berdinding selaput plasma tipis.
g.      Protozoa memiliki dua macam vakuola, vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai alat pembuangan sisa metabolism dan vakuola makanan yang berfungsi sebagai alat pencerna dan pengedar makanan.
h.      Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup. Sista merupakan bentuk sel protozoa yang terdehidrasi dan berdinding tebalmirip dengan endospore yang terjadi pada bakteri.
B.     Struktur Tubuh
Tubuh Protozoa yang hanya satu sel, bentuknya bermacam-macam, ada yang tidak tetap da nada yang tetap. Bentuk tetap ini disebabkan telah memiliki pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur.
Sitoplasma Protozoa sebagian besar tidak berwarna. Dua bagian sitoplasma biasanya dibedakan atas bagian pinggiran yang disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan bergranula disebut Endoplasma.
Nukleus Protozoa umumnya hanya satu buah, tetapi ada juga yang lebih misalnya Arcella vulgaris atau Opalina ranarum. Ciliate secara umum mempunyai dua tipe nukleus dan ciri nukleus umumnya bulat, tetapi ada juga yang oval, misalnya pada Paramecium.
Vakuola yang terdapat dalam Protozoa dapat dibedakan atas vakuola kontraktil, vakuola makanan dan vakuola stasionari. Vakuola stasionari mengandung cairan berisi Kristal-kristal, butiran-butiran minyak dan materi lainnya yang terdapat dalam tubuh Protozoa.
Mitokondria terdapat dalam tubuh Protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara aerobic. Pada sebagian besar mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya dengan penggunaan energy untuk alat gerak dan vakuola kontraktil.
Pada umumnya Protozoa paling sedikit terbungkus oleh membran yang mempunyai sedikit granula seluas permukaannya. Membran memegang peranan dalam sistem pengangkutan enzim, sehingga menimbulkan metabolisme yang efisien.
C.    Fisioogi
1.      Alat Gerak
Alat gerak pada Protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan silia. Pseudopodia dibentuk dari ektoplasma, kemudian endoplasma akan mengikutinya. Flagella merupakan ciri dari kelas Mastigophora sedang silia merupakan ciri dari kelas Ciliata, dan kedua alat gerak tersebut mempunyai kemiripan dalam ultrastruktur. Keduanya merupakan “benang bergetar”, tersusun atas dua fiber pada pusat dan sembilan dikelilingnya yang timbul dari basal granula dari kinestom.
2.      Respirasi
Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen. Hasil kedua peristiwa itu akan sama yakni dihasilkan energy dan zat sisa-sisa yang akan ditampung dalam vakuola kontraktil sebagai zat ekskresi.
3.      Pencernaan
Terdapat beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada Protozoa yakni: holozoik, holofitik, dan saprozoic. Amoeba dan Paramecium mengambil makanan yang relatif keras yang ditangkap dengan pseudopodia kemudian dibentuk vakuola makanan, cara ini disebut holozoik. Cara mendapatkan nutrisi secara holofitik terjadi pada Phytomastigophorea. Pada Protozoa holozoic makanan dalam vakuola makanan akan mendapat sekresi enzim, sehingga makanan berubah menjadi senyawa yang sederhana dan disebarkan ke seluruh tubuh. Pelarutan protein, karbohidrat, dan lemak terjadi dari desintegrasi bahan tanaman atau hewan yang telah mati.
4.      Reproduksi
Perkembangbiakan Protozoa: (a) umumnya dengan membelah diri setiap individu membelah menjadi dua bagian yang sama, dimulai dari intinya kemudian diikuti dengan sitoplasmanya; (b) pembelahan multiple atau sporulasi yaitu inti membagi diri berulang kali, kemudian sitoplasma akan mengelilingi tiap belahan inti, sehingga menghasilkan sejumlah keturunan; (c) plasmatomi yaitu pembelahan Protozoa berinti banyak tanpa pembelahan inti, menghasilkan keturunan yang lebih kecil dan berinti banyak; (d) pertunasan ialah individu baru timbul sebagai tunas dari sel induk yang berdiferensiasi sebelum atau sesudah hidup bebas; (e)  reproduksi seksual dapat terjadi oleh karena persatuan dari sel (bisa isogamete atau heterogamet) membentuk individu baru, atau dengan persatuan sementara dan pertukaran inti (konyugasi) dari dua Protozoa.
D.    Habitat dan Ekologi
Protozoa secara mutlak memerlukan lingkungan yang basah, misalnya dalam air baik air tawar atau air bergaram bahkan dalam tanah yang basah sampai kedalaman kurang lebih 20 cm, dalam tubuh manusia atau hewan tingkat tinggi lainnya yang bercairan. Tiap-tiap spesies mempunyai peranan dalam struktur trophic (makanan), atau siklus energi. Beberapa Protozoa yang berflagella yang mengandung klorofil dapat memfiksasi dan menyimpan energy dari matahari dalam bentuk bahan makanan, tetapi sebagian besar Protozoa adalah sebagai konsumen bahan makanan dari makhluk lain, baik sebagai konsumen primer, maupun konsumen sekunder.

2.2 Kelas pada Filum Protozoa

1.      Kelas Rhizopoda (Sarcodina)
Rhizopoda berasal dari kata Rhiza; akar, pous: kaki, sarcodes: gumpalan, sarx: daging. Sesuai dengan alat gerak yang dimiliki, seluruh organisme yang tergolong ke dalam kelas Rhizopoda bergerak dengan kaki semu (pseudopodia). Pseudopodia merupakan tonjolan membrane plasma yang terjadi karena adanya aliran protoplasma menuju sumber makanan. Secar umum Rhizopoda memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Bergerak dengan kaki semu (pseudopodia)
b.      Hidup bebas di perairan tawar, laut, tanah basah, atau sebagai parasite pada hewan dan manusia
c.       Bentuk tubuh tidak tetap
d.      Sumber makanan berupa bakteri, diatom, ciliate dan flagellata.
Contoh Protozoa yang mudah dipelajari adalah Amoeba. Menurut bahasa Yunani, Amoeba berarti organisme yang memiliki bentuk tubuh yang tidak tetap. Berdasarkan ciri hidupnya amoeba di bedakan menjadi dua, yaitu: Ectomoeba merupakan amoeba yang hidupnya di luar tubuh organisme lain contohnya Amoeba proteus dan Entamoeba merupakan amoeba yang hidupnya di dalam tubuh organisme lain contohnya Entamoeba histolityca.
Amoeba terdiri atas bagian-bagian utama, yaitu membran plasma dan sitoplasma. Membran plasma merupakan bagian terluar dari sel tubuh Amoeba. Yang tersusun atas senyawa lipoprotein. Selain berfungsi sebagai pelindung sel tubuh dari pengaruh luar, membran plasma juga berfungsi sebagai pengatur lalu lintas zat keluar masuk sel. Sitoplasma merupakan cairan protein yang terdapat diantara nukleus dan membran plasma.
Contoh Representatif: Amoeba proteus
Amoeba proteus hidup di tempat basah. Tubuh terdiri atas kulit luar (ektoplasma), selaput luar disebut Plasmolemma. Bagian dalam disebut endoplasma yang padanya terdapat inti, rongga makanan, rongga berdenyut, bagian plasmagel, bagian plasmasol dan butiran-butiran lemak.
Rongga berdenyut berfungsi sebagai alat pengeluaran cairan supaya nilai osmosis isi sel terpelihara (gel berkadar air rendah, sol berkadar air tinggi). Bila dari Amoeba di ambil intinya akan segera mati tetapi bila diambil protoplasmanya akan membentuk protoplasma baru. Amoeba memakan bakteri, alga bersel satu dan makhlu hidup bersel satu lainnya. Makanan dicerna di rongga makanan, sisanya ditinggalkan. Berkembang biak secara vegetative membelah diri didahului dengan pembelahan intinya. Amoeba mengambil oksigen untuk pernafasan dan mengeluarkan karbondioksida melalui selaput plasma.
Contoh lain dari kelas Rhizopoda:
a.       Arcella vulgaris, rangka luar dari kitin, terdapat di air tawar.
b.      Difflugia corona, rangka luar mengandung pasir, terdapat di air tawar.
c.       Foraminifera (globierina bulloides), rangka luar dengan zat kapur dengan celah-celah tempat keluarnya benang-benang protoplasma sebagai kaki semu (pseudopodia). Rangka yang telah kosong mengendap di dasar laut merupakan tanah globirena. Fosil-fosil foraminifera berguna sebagai petunjuk dalam penyelidikan tanah yang mengandung minyak bumi.
d.      Heliozoan (actinophrys sol), rangka luar dari kersik, celah-celah teratur tempat keluarnya pseudopodia, hidup di air tawar
e.       Radiolaria (lichnaspis giltochii), rangka luar dari kersik, bercelah-celah tempat keluarnya pseudopodia, rangka luar yang telah kosong dan mengendap merupakan tanah radiolaria yang dimanfaatkan sebagai alat penggosok.
2.      Kelas Flagellata (Mastigophora)
Flagellata memiliki bentuk sel oval atau bulat dengan membran plasma yang uat karena dilindungi oleh pelikel. Flagellate bergerak dengan flagel atau bulu cambuk dan hidup diperairan tawar, laut, tanah basah atau parasite pada tubuh organisme lain. Reproduksi dilakukan dengan pembelahan biner yang berlangsung secara membujur. Berdasarkan ada atau tidaknya plastida, flagellate di bedakan menjadi dua kelompok, yaitu zooflagellata dan fitoflagellata.
1.      Zooflagellata
Merupakan jenis flagellata yang tidak memepunyai plastid sehingga bersifat heterotrof. Kelompok organisme ini memeperoleh makanan dengan memangsa organisme lain atau mengambil zat organic yang tersedia di lingkungan tempat hidupnya. Umumnya, Flafellata dikenal sebagai penyebab penyakit pada manusia dan hewan.
Contoh:
a.       Trypanosome gambiense dan Trypanosome rhodesiense menyebabkan penyakit tidur di Afrika dengan vector lalat
b.      Trypanosome cruzl menyebabkan penyakit chagas
c.       Trypanosome evansi menyebabkan penyakit surra pada hewan ternak (sapi)
d.      Trypanosome vaginalis menyebabkan penyakit keputihan
2.      Fitoflagellata
Fitiflagellata mempunyai plastida sehingga mampu menyediakan makanan sendiri melalui proses fotosintesis (autotroph). Dalam ekosistem air tawar, fitoflagellata sering disebut fitoplankton dan berperan sebagai produsen bagi organisme lainnya.
Contoh:
a.       Euglena viridis (berklorofil) dan Astasia sp (tidak berklorofil). Bila Euglena viridis (berwarna hijau) dipelihara dan diberi streptomysin, warna hijau akan hilang. Kedua-duanya hidup di air tawar.
b.      Noctiluca scintilluca/Noctiluca miliaris, hidup dilaut, ada dua flagel panjang dan pendek, sering bersimbiosis dengan alga. Noctiluca dapat menyebabkan laut bercahaya pada malam hari (luminescent).
c.       Volvox globator, hidup di air tawar, merupakan koloni dari beribu-ribu binatang bersel satu dengan masing-masing mempunyai dua flagel. Di dalam koloni dapat terbentuk koloni baru dan kemudian melepaskan diri dari koloni lama menjadi koloni tersendiri.
3.      Kelas Ciliata (Ciliophora)
            Seluruh organisme tergolong Cilliata bergerak dengan silia (bulu getar), silia tersebar merata diseluruh permukaan tubuh, dibagian tepi tubuh, atau terdapat dibagian tertentu dari tubuhnya. Cilliata merupakan kelompok terbesar dalam filum Protozoa. Selain sebagai alat gerak, silia juga berfungsi sebagai penerima rangsang dan penangkap makanan. Cilliata hidup di perairan air tawar dan perairan laut yang banyak mengandung zat organic. Beberapa diantaranya hidup sebagai parasite dalam tubuh organisme lain.
Contoh:
a.       Paramecium caudatum: secara umum, bentuk tubuh Paramecium caudatum menyerupai sandal sehingga sering disebut binatang sandal. Bagian ujung depan (anterior) tumpul, sedangkan bagian ujung belakang (posterior) meruncing dengan bulu getar di seluruh permukaan tubuhnya. Paramecium caudatum memiliki bentuk tubuh tetap dengan dua macam sitoplasma, yaitu endoplasma dan ectoplasma. Anus terletak dibelakang celah mulut dan berfungsi sebagai alat ekskresi (pengeluaran) sisa-sia makanan. Paramecium melakukan proses reproduksi melalui dua cara yaitu aseksual dan seksual.
b.      Didinium nasutum (holotricha), merupakan predator di dalam ekosistem perairan, dapat menjadi pemangsa Paramecium.
c.       Stentor coeruleus (heterortcricha), biasanya menetap pada suatu tempat, sekalipun suatu waktu dapat berpindah tempat.
d.      Vorticella campanula (peritrica), bertangkai lurus atau spiral, hidup pada suatu tempat, silia hanya sekitar mulut
e.       Stylonychia mytilus (hypotricha), bentuk spiral siput, silia berkelompok kelompok, hidup merayap di dasar kolam, banyak terdapat pada permukaan daun yang terendam air.
f.       Podophrya collini, ketika masih muda bersilia dan setelah dewasa bertentakel untuk menhisap zat-zat dari mangsanya, juga bertangkai ciliate yang besilia ketika muda dan bertangkai, oleh beberapa ahli dimasukkan kedalam kelas tersendiri yaitu kelas suctoria.
4.      Kelas Sporozoa
            Sporozoa berbentuk bulat atau oval dengan sebuah inti sel. Sporozoa tidak memiliki alat gerak. Anggota kelompok ini tidak memiliki vakuola kontraktil. Dengan menggunakan seluruh permukaan selnya, organisme yang tergolong sporozoa menyerap makanan secara difusi. Demikian pula dengan proses respirasi dan ekskresi, keduanya berlangsung secara difusi melalui seluruh permukaan selnya. Berkembang biak secara vegetative di dalam tubuh manusia dan generative di dalam tubuh nyamuk. Contoh anggota kelompok sporozoa adalah sebagai berikut:
a.       Emerie stidae, hidup sebagai parasite pada sel epitel hewan vertebrata dan avertebrata.
b.      Monocystis, hidup sebagai parasite pada kelenjar kelamin cacing tanah.
c.       Plasmodium, hidup sebagai parasite pada sel darah merah menusia atau vertebrata lain.
d.      Toxoplasma, menginfeksi tubuh manusia dengan vector perantara kucing
            Berdasarkan contoh di atas, Plasmodium merupakan anggota Sporozoa yang lebih banyak dikenal, karena menyebabkan penyakit malaria.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
            Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Protozoa termasuk mikroorganisme. Protozoa merupakan penghuni tempat berair atau tempat basah. Di dalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu misalnya: inti (nukleus), butir inti (nukleolus), rongga (vakuola), mitokondria. Makanannya berupa bakteri, hewan bersel satu lainnya atau sisa-sisa organisme. Cara mengambil makanannya ada yang saprozoic (memakan/menguraikan bangkai hewan). Alat gerak pada Protozoa bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan silia. Respirasi terjadi dengan cara aerob atau anaerob. Pada respirasi aerob terjadi oksidasi dengan O2 yang masuk dalam tubuh dengan cara difusi dan osmosis melalui seluruh permukaan tubuh, sedang pada anaerob terjadi pembongkaran zat yang kompleks menjadi zat yang sederhana dengan menggunakan enzim-enzim tanpa memerlukan oksigen, Terdapat beberapa tipe dalam mendapatkan nutrisi pada Protozoa yakni: holozoik, holofitik, dan saprozoic
2.      Kelas dalam filum protozoa ada 4 macam yaitu Rhizopoda, Flagellata, Cilliata, dan Sporozoa. Rhizopoda bergerak dengan kaki semu (pseudopodia), Flagellata bergerak dengan bulu cambuk (flagella), Cilliata bergerak dengan bulu getar (silia) dan Sporozoa tidak memiliki alat gerak.
3.2 Saran
            Pembuatan atau penyusunan makalah ini hendaknya menggunakan lebih banyak lagi buku-buku refernsi agar data atau informasi yang diperoleh oleh pembaca lebih valid dan lebih banyak.

DAFTAR PUSTAKA


Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi. Jakarta: Exact Ganeca
Kastawi, Yusuf. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang: UM Press
Rusyana, Adun. 2011. Zoologi Invertebrata (teori dan Praktik). Bandung: Alfabeta
Oemarjati, Boen S. 1990. Taksonomi Avertebrata Pengantar Praktikum Laboratorium. Jakarta: UI Press

LAMPIRAN

Kelas Rhizopoda
1.      Amoeba proteus
2.      Arcella vulgaris

3.      Difflugia corona
4.      Foraminifera

Kelas Flagellata
1.      Zooflagellata
a.       Trypanosome cruzi
b.      Trypanosome evansi
2.      Fitoflagellata
a.       Euglena viridis
b.      Noctiluca miliaris

Kelas Cilliata
1.      Paramecium caudatum
          


Kelas Sporozoa
1.      Toxoplasma
2.      Plasmodium



Tidak ada komentar:

Posting Komentar