Total Tayangan Halaman

Senin, 25 April 2016

LAPORAN KKL BOTANI TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH DI KONDANG MERAK



LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN(KKL)
BOTANI TUMBUHAN TIDAK BERPEMBULUH

IDENTIFIKASI KEANEKARAGAMAN MAKROALGA DI ZONA PASANG SURUT PANTAI KONDANG MERAK

Dosen Pengampu :
Drs. Sulisetjono, M.Si
Ainun Nikmati Laily, M.Si

Disusun oleh:
1.             Suhartono                         (13620033)
2.             Anis Nur Laily                  (13620047)
3.             Dian Ekasari                     (13620057)
4.             Kamilia Nafiatul Faizah    (13620067)
5.             Qonita Wardatul Jannah   (13620077)

Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCiEspb6YklTnLGszHxPnFH_YMA9hjjMD5xkFOLXJT85my7HRqhXRIraaAEvoiRVe4SuObm67Xy4UoTI2sOTP58sxlK6fpRQHGfGE2kK6pij1N-7nGUiJjD4q5NLgO4qqDRoA9FbjIYRmZ/s200/UIN+MMI+colour.jpg


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
MALANG
2014

 

BAB I
PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang
Allah menciptakan bumi yang kita tempati ini terdiri dari daratan dan lautan. Pada daratan dan lautan tersebut terdapat berbagai macam mahluk hidup yang telah diciptakan dengan sebaik-baiknya penciptaan. Allah telah menciptakan Jumlah mahluk hidup yang berada di lautan lebih banyak dari pada makhluk hidup yang berada di daratan. Karena hal tersebut terbukti bahwa dalam al-Quran penyebutan kata laut atau (bahr) sebanyak 32 ayat sedangkan  kata daratan (barrun) hanya 13 ayat, Allah berfirman dalam QS. An-Nahl ayat 14:
Artinya: Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan (untukmu) agar kamu dapat memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16] : 14).
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah menciptakan tumbuhan yang berada di laut yaitu untuk kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia yang diantaranya bisa di manfaatkan sebagai kebutuhan bahan makanan, energi, perhiasan dan lain-lain, sebagaimana arti firman Allah “dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunianya”, dalam hal ini Allah telah memerintahkan secara tersirat kepada makhluknya yaitu untuk mencari keuntungan dari apa yang telah Dia ciptakan. Diantaranya adalah tumbuhan laut yang diciptakan di dalam perairan laut yaitu Alga.
Alga dalam istilah indonesia sering disebut dengan ganggang, ganggang merupakan tumbuhan talus karena belum memiliki akar, batang dan daun sejati. Alga memiliki beberapa karakteristik  yang  juga dimiliki oleh tumbuhan saat ini seperti pigmen klorofil. Alga secara morfologi dapat terbagi menjadi dua golongan yaitu mikroalga (alga dengan ukuran mikroskopis) dan makroalga (alga yang berukuran makro). Namun, secara spesifik bentuk tubuh beserta ukurannya tidak akan sama persis dengan tumbuhan dan ukuran tubuhnya sekalipun dalam bentuk makro tidak mudah dilihat dengan mata telanjang (Aslan. 1991). Klasifikasi makroalga menurut Dawes (1981) dalam Marianingsih (2013), terdiri dari 3 divisio yaitu Chlorophyta (alga hijau), Rhodophyta (alga merah), dan Phaeophyta (alga coklat).
Indonesia merupakan negara kepulauan yang dipisahkan oleh laut antara pulau yang satu dengan pulau yang lain, dan hampir dari 1/3 nusantara Indonesia merupakan kawasan perairan/Laut. Laut Indonesia terkenal dengan keindahan dan kekayaan isinya yang melimpah ruah, laut di Indonesia sangat terlihat indah dengan biotanya yang beranekaragam macam dan jenisnya,  hal  tersebut tampak pada Pantai Kondang Merak, Malang Selatan yang menjadi tujuan KKL (Kuliah Kerja Lapangan).
Pantai Kondang Merak, Malang Selatan merupakan salah satu tempat yang mempunyai keragaman biotanya yang masih alami. Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih lanjut mengenai keanekaragaman biota dan khususnya alga yang banyak terdapat di Pantai Kondang Merak maka dilakukanlah penelitian mengenai identifikasi ciri-ciri morfologi dan pemanfaatan alga.

1.1  Tujuan
       Tujuan dari KKL (kuliah Kerja Lapangan) ini adalah:
Untuk memepelajari organisasi thallus, morfologi, dan siklus hidup/reproduksi alga di Pantai Kondang Merak, Malang Selatan.

1.2  Manfaat
Hasil dari penelitian dan pengamatan di Pantai Kondang Merak ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
1.             Menambah ilmu dan pengetahuan, khususnya Mahasiswa Jurusan Biologi UIN Maliki Malang
2.             Pengetahuan tentang dunia laut
3.             Memanfaatkan pembudidayaan botani di laut
4.             Informasi bagi produsen tentang dunia laut

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Chlorophyta
Divisi Chlorophyta yang lebih dikenal atau populer dengan sebutan alga hijau, yaitu kelompok terbesar dari alga yang terdiri dari lebih kurang 429 marga dan 6600 jenis. Anggotanya 90% hidup di air tawar, sisanya hidup di air laut dan, beberapa ada yang hidup di air payau. Alga ini merupakan kelompok terbesar dari vegetasi alga. Perbedaan dengan divisi lainnya karena memiliki warna hijau yang jelas seperti pada tumbuhan tingkat tinggi karena mengandung pigmen klorofil a dan klorofil b lebih dominan dibangkan karotin dan xantofil. Hasil asimilasi dari beberapa amilum, penyusunnya sama pula seperti pada tumbuhan tingkat tinggi .yaitu amilose dan amilopektin.Alga air laut umumnya tumbuh pada perairan yang dangkal sepanjang pantai dan sering melekat pada substrat yang keras seperti batu dan batu karang. (Nontji, 1993).
a.      Ciri-ciri Alga Hijau
                        Menurut Gupta (1981) dalam Sulisetijono (2009), Chlorophyta dikenal dengan ciri-ciri yang sangat khas yaitu:
a.          Mempunyai pigmen yang terdapat dalam kloroplas yang didominasi oleh  klorofil a dan b sehingga menyebabkan alga ini berwarna hijau
b.          Produk asimilasi berupa pati yang dalam pembentukkannya berhubungan dengan pirenoid
c.          Gamet mempunyai 2 atau 4 flagel tipe whiplash yang sama panjangnya terletak pada bagian anterior
d.         Reproduksi seksual isogami, anisogami, dan oogami
e.          Setiap sel mempunyai inti sejati (ada membran inti)
f.           Dinding sel terdiri atas selulosa
b.      Habitat
                        Alga hijau sebagian besar hidup di air tawar, beberapa di antaranya di air laut dan air payau. Alga hijau yang hidup di laut tumbuh di sepanjang perairan yang dangkal. Pada umumnya melekat pada batuan dan seringkali muncul apabila air menjadi surut. Sebagian yang hidup di air laut merupakan mikroalga seperti Ulvales dan Sphonales (Taylor, 1960).
                        Jenis yang hidup di air tawar biasanya bersifat kosmopolit, terutama yang hidup di tempat yang cahayanya cukup seperti kolam, danau, genangan air hujan, dan pada air mengalir (air sungai, selokan). Alga hijau ditemukan pula pada lingkungan semi akuatik yaitu pada batu-batuan, tanah lembab, dan kulit batang pohon yang lembab (Taylor, 1960).
c.       Morfologi
Ditinjau dari morfologinya, tumbuhan alga hijau dapat dikelompokkan ke dalam 5 golongan, yaitu (Gupta, 1981) dalam sulisetijono (2009):
a.    Organisme yang uniseluler yang motil dan non motil
b.    Organisme koloni yang motil dan kokoid
c.    Organisme filamentik yang bercabang dan tidak bercabang
d.   Organisme seperti membran/ daun (parenkim)
e.    Organisme sinositik (pipa)
d. Reproduksi
Reproduksi Chlorophyta dilakukan dengan tiga cara, yaitu cara vegetatif, aseksual, dan seksual. Menurut Sulisetjono (2009) perkembangbiakan pada Chlorophyceae antara lain:
1.  Secara Vegetatif
        Perkembangbiakan vegetatif dilakukan dengan fragmentasi tubuhnya dan pembelahan sel.
2. Secara Aseksual
        Perkembangbiakan dengan cara membentuk sel khusus yang mampu berkembang menjadi individu baru tanpa terjadi peleburan sel kelamin. Pada umumnyaterjadi dengan spora, oleh karena itu sering disebut perkembangbiakan secara sporik.
        Zoospora dibentuk oleh sel vegetatif, tetapi beberapa tumbuhan terbentuk dalam sel khusus disebut sporangia. Zoospora setelah periode berenang beberapa waktu, berhenti pada subtrat yang sesuai, umumnya dengan ujung anterior. Flagella dilepaskan dan terbentuk dinding, selama proses ini alga mensekresikan lendir yang berperan untuk pertahanan diri.
3.     Secara Seksual
        Perkembangbiakan secara seksual banyak dijumpai yaitu isogami, anisogami, dan oogami. Meiosis dapat terjadi pada zigot yang berkecambah atau pada waktu pembentukan spora atau gamet. Daur hihup umumnya dijumpai adalah tipe haplontik, meskipun beberapa jenis termasuk tipe diplontik.
        Isogami merupakan perkembangbiakan secara seksual yang paling sederhana dan menuju ke arah anisogami. Pada tipe anisogami masing-masing jenis merupakan sel bebas dengan ukuran yang tidak sama, sedangkan yang lebih maju lagi yaitu tipe oogami. Pada tipe oogami, masing-masing gamet ktelah menunjukkan perbedaan ukuran maupun bentuknya.
e.       Sebaran
Sebaran alga hijau terdapat terutama di daerah litoral bagian atas, khususnya di belahan bawah atas daerah pasang surut, dan tepatnya pada kedalaman 10 meter atau lebih, yang habitatnya mendapat penyinaran matahari yang baik. Alga ini terdapat melimpah di perairan hangat (tropik).
Di Indonesia tercatat sedikitnya 12 marga alga hijau yang banyak dijumpai di perairan pantai, beberapa marga-marga alga itu adalah sebagai berikut(Romimohtarto, 2001):
1.      Caulerpa yang dikenal beberapa penduduk pulau sebagai anggur laut, terdiri dari 15 jenis dan 5 varietas.
2.      Ulva mempunyai thallus berbentuk lembaran tipis seperti sla, oleh karenanya dinamakan sla laut. Ada tiga jenis yang tercatat, satu di antaranya Ulva reticulata. Alga ini biasanya melekatnya dengan menggunakan alat pelekat berbentuk cakram yang melekat pada batu atau substrat lain atau pada tabung dari cacing beruas. Tangkai yang pendek dapat menghubungkan alat ini dengan daun yang tipis dan lebar, 0,1 mm tebalnya, dan ukurannya tidak teratur. Daun yang lebar mencapai 400 cm2. Daunnya mempunyai sejumlah perforasi tak teratur dan tebalnya hanya dua sel. Tumbuhan ini dapat terlepas dari pegangannya yang tersebar di sekitar daerah pasang surut. Alga ini tumbuh bagus di selat-selat dan perairan teluk yang tenang.
3.      Valonia (V. ventrikosa) mempunyai thallus yang membentuk gelembung berisi cairan berwarna ungu atau hijau mengkilat, menempel pada karang mati atau batu karang.
4.      Dictyosphaera (D. cavernosa) dan jenis-jenis marga ini di Nusa Tenggara dinamakan bulung yang dimanfaatkan untuk sayuran.
5.      Halimeda terdiri dari 18 jenis, marga alga ini berkapur menjadi salah satu penyumbang kapur air laut. Halimeda tuna terdiri atas rantai cabang dari potongan tipis berbentuk kipas. Potongan-potongan ini berkapur, masing-masing 2 cm tengahnya. Yang terbesar dihubungkan satu dengan yang lainnya oleh sendi-sendi yang tak berkapur. Mereka berada di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan-setengah, pada pantai berbatu dan paparan terumbu, tetapi potongan-potongannya dapat tersapu ke bagian atas pantai setelah terjadi badai. Halimeda opuntia berbeda dengan H. tuna karena jenis ini mempunyai potongan bentuk kipas lebih kecil, berwarna hijau muda, mempunyai panjang 1 cm dan mempunyai bentuk pinggiran yang kurang teratur. Jenis ini terdapat di bawah air surut rata-rata pada pasang surut bulan-setengah pada pantai berbatu dan paparan terumbu.
6.      Chaetomorpha mempunyai thallus atau daunnya berbentuk benang yang menggumpal. Jenis yang diketahui adalah C. crassa yang sering menjadi gulma bagi budi daya rumput laut.
7.      Codium hidup menempel pada batu atau batu karang.
8.      Udotea terdapat atau tumbuh di dasar pasir dan terumbu karang.
9.      Tydemania (T. expeditionis) tumbuh di paparan terumbu karang yang dangkal dan pada kedalaman 5-30 m di perairan jernih.
10.  Bernetella (B. nitida) menempel pada karang yang mati dan pecahan karang di paparan  terumbu.
11.  Burgenesia (B. forbesii) mempunyai thallus yang berbentuk kantung silindrik berisi cairan berwarna hijau tua atau hijau kekuningan, menempel pada batu karang atau tumbuhan  air.
12.  Neomeris (N. annulat) tumbuh menempel pada substrat dari karang mati di dasar laut
f.       Manfaat
   Manfaat alga hijau dibagi menjadi 2 bagian yaitu positif dan negatif. Menurut Dodge (1973) :
1.      Positif
a. Sebagai sumber protein sel tunggal contoh chlorela
b. Sebagai bahan makan contoh volvox sebagai sayuran
c. Sebagai plankton, merupakan salah satu komponen yang penting dalam rantai makanan di perairan tawar
d. Menghasilkan O2 (oksigen) dan hasil fotositensis yang diperlukan oleh hewan lain untuk bernafas.
2.      Negatif
a. Dapat mengganggu jika perairan terlalu subur
b. Membuat air berubah warna dan menjadi bau
c. Menjadi masalah dalam proses penjernihan air
d. Menyebabkan penyumbatan pada saringan pengolahan air


BAB III
METODE PENELITIAN


3.1  Waktu dan Tempat
Pengamatan makroalga dalam rangka kegiatan KKL ( Kuliah Kerja Lapangan ) ini dilakukan dengan pengambilan sampel alga yang dilakukan pada tanggal 11-12 Oktober 2014  di Pantai Kondang Merak yang terletak di Desa Srigonco, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

3.2 Alat  dan Bahan
   Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah:
1.      Kamera
2.      Alat Tulis
3.      Penggaris
4.      Catatan
5.      Buku Identifikasi Alga
6.      Makroalga

3.3 Cara Kerja
            Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam  pengamatan ini adalah:
1.      Dibuat petak untuk pencarian alga
2.      Dicari 2-3 spesies alga divisi chlorophyta
3.      Difoto alga yang ditemukan
4.      Diamati ciri-ciri morfologisnya
5.      Dicocokan dengan buku identifikasi dan dicatat nama spesies hasil pengamatan


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1    Halimeda simulans
4.1.1        Hasil pengamatan
Gambar dari pengamatan
Gambar dari literatur



Sumber: Romimohtarto. 2001

Keterangan:
1. Ukuran rumpun = - Panjang : 5 cm
                                  - Lebar : 2 cm
2. Blade dan stipe belum dapat dibedakan
3. Struktur talus:parenkim, berkapur, pipih dan kaku

4.1.2        Klasifikasi
Menurut Biogeodp (2011), klasifikasi Halimeda simulans adalah:
Kingdom: Plantae
         Divisio: Chlorophyta
                                    Classis: Chlorophycea 
                                                Ordo: Caulerpales
                                                            Family: Udoteaceae
                                                                        Genus: Halimeda
                                                                                    Spesies: Halimeda simulans


4.1.3   Pembahasan
                  Halimeda simulans termasuk kedalam filum Chlorophyta (ganggang hijau). Alga ini biasanya ditemukan hidup menempel pada substrat berbatu di dasar laut dangkal. Secara morfologi bentuknya menyerupai dengan kaktus serta membentuk lembaran-lembaran, berwarna hijau tua. Posisinya bergerombol. Alga ini mengandung kloropil a dan b, klorofil sebagai pigmen dominanya. Klorofil tersebut terkandung di dalam kloroplas. Menurut Presscot (2002), dengan adanya klorofil ini Halimeda simulans dapat melakukan fotosintesis. Fotosintesis itu disimpan sebagai cadangan makanan dalam bentuk amilum atau pati. Seperti halnya tumbuhan, dinding sel ganggang hijau juga tersusun atas selulosa sehinga bentuk selalu tetap.
            Bentuk halimeda adalah coral atau seperti karang, berbentuk lembaran. Talusnya berbentuk filament yang bercabang-cabang dan kebanyakan membentuk koloni. Hidup di laut yang dangkal dengan melekatkan talusnya yang berbentuk seperti rhizoid berwarna putih pada subtratnya (Tjicrosoepomo, 1986).
                   Reproduksi alga ini di lakukan secara seksual atau aseksual. Secara aseksual, alga ini bereproduksi dengan cara pembelahan sel. Sedangkan  reproduksi seksual di lakukan dengan cara isogamy, anisogami, oogami dan konjugasi (Presscot, 2002).
            Peranan  Halimeda simulans  sendiri ini banyak, salah satunya digunakan untuk bahan kosmetik dan obat-obatan (Tjitrosoepomo, 1986).

4.2  Codium reediae
4.2.1        Hasil Pengamatan
Gambar dari pengamatan
Gambar dari literatur





Sumber: Romimohtarto. 2001


Keterangan:
1.      Ukuran:
-          panjang: 8 cm
-          lebar: 7 cm
2.      Blade dan stipe tidak dapat dibedakan

3.      Bentuk thallus: sinositik (pipa), kenyal, lembut.

4.2.2        Klasifikasi
Menurut Biogeodp (2011), klasifikasi Codium reediaeadalah:
Kingdom : Plantae
      Divisio : Chlorophyta
            Classis : Chlorophyceae
                  Ordo : Bryopsidae
                        Familia : Codiaceae
                               Genus : Codium
                                      Spesies : Codium reediae

4.2.3        Pembahasan
                 Codium reediae merupakan salah satu kelompok chlorophyta yang dapat dimakan. Semua ganggang dalam genus Codium memiliki tekstur yang unik seperti memiliki beludru yang lembut, kenyal.Spesies ini berwarna hijau lebih gelap daripada spesies ganggang hijau pada umumnya.
                 Codium reediae tumbuh tinggi tidak teratur (segala arah) , cabang dikotom , dengan thalli 1-2cm,  tebal dan berdaging, ujungnya membentuk huruf  ‘Y’. Spesies ini sering dianggap sebagai Codium fragilis karena memiliki tekstrur yang mirip, namun keduanya dapat dibedakan oleh pola pertumbuhan mereka,  pada Codium reediae tumbuh tegak, sementara Codium fragilis, thalli lebih panjang dan tumbuh menunduk(Nyabakken. 1992).
                 Genus Codium bereproduksi seksual anisogamous, yaitu jenis reproduksi ketika gamet berbeda ukuran atau bentuk.Dalam talus diploid, gamet betina yang berwarna hijau tua dan gamet jantan berwarna coklat diproduksi.Selama meiosis, gamet terbentuk dan kemudian dilepaskan  melalui saluran pusat gametangia tersebut.Awalnya, gamet kekurangan flagella dan berenang bebas.Setelah itu, gamet jantan dengan  gamet betina bertemu dan melebur membentuk zigot yang kemudian mengendap dan berkembang menjadi talus baru (Nybakken. 1992)
                 Spesies ini cukup tersebar di rataan terumbu, dan biasanya tidak membentuk komunitas padat tetapi lebih sering terjadi sebagai diskrit, tanaman tunggal. Spesies Codium adalah bagian dari (Chelonia mydas) diet penyu hijau Hawaii.

BAB V
PENUTUP


5.1 Kesimpulan
Spesies makroalga dari divisi chlorophyta yang telah ditemukan di Pantai Kondak Merak adalah:
1.    Halimeda simulans, Ciri morfologi diantaranya yaitu blade dan stipe belum dapat dibedakan struktur talusnya parenkim, berkapur, pipih dan kaku. bentuknya menyerupai dengan kaktus serta membentuk lembaran-lembaran, berwarna hijau tua, posisinya bergerombol. Cara reproduksi Halimeda simulans yaitu secara aseksual, alga ini bereproduksi dengan cara pembelahan sel. Sedangkan  reproduksi seksual di lakukan dengan cara isogamy, anisogami, oogami dan konjugasi.
2.    Codium reediaee, ciri morfologi diantaranya yaitu blade dan stipe tidak dapat dibedakan, bentuk thallusnya sinositik (pipa), kenyal dan lembut. Tumbuh tinggi tidak teratur (segala arah), cabang dikotom, dengan thalli 1-2cm, tebal dan berdaging, ujungnya membentuk huruf ‘Y’. Reproduksinya yaitu dengan cara seksual anisogamous, yaitu jenis reproduksi ketika gamet berbeda ukuran atau bentuk. Dalam talus diploid, gamet betina yang berwarna hijau tua dan gamet jantan berwarna coklat diproduksi.

5.2 Saran
Diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh penulis yang lain supaya dapat lebih diperbaiki dan dikaji lebih dalam mengenai mikroalga yang berhabitat di pantai Kondang Merak, Malang Selatan, agar nantinya dapat dijadikan sebagai reverensi yang valid.







DAFTAR PUSTAKA


Aslan, L.M 1998. Seri Budi Daya Rumput laut. Yogyakarta : Kanisius.
Dodge, J. D. 1973. The Fine Structure of Algae Cells. London: Academic Press..
Juliana,R. 2010. Ciri-Ciri Chlorophyta. http://rullyj.blogspot.com/. Diakses 14 Oktober 2014
Marianingsih Pipit, Evi Amelia, Teguh Suroto. Inventarisasi dan Identifikasi makroalga di Perairan Pulau Untung Jawa. Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. Hal 219.
Nontji, A. 1993. Laut Nusantara.  Jakarta: Penerbit Djambatan.
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Jakarta : PT Gramedia.
Presscot, et al. 2002. Microbiology Fifth Edition. New York: The Mc Graw Hill Companies, Inc
Romimohtarto, Kasijan dan Sri Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Djambatan
Sulisetjono. 2009. Serahan Alga. Malang: UIN Press
Taylor, W. R. 1960. Marine Algae of the Eastern Tropical and Subtropical Coast of the Americas. New York : Ann Akbor the University of Michigan Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan ( Taksonomi Khusus). Jakarta : Bhratara Karya Aksara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar